Reporter: Mona Tobing, Dharmesta | Editor: Tri Adi
Banyak pemilik kebun yang mulai tertarik menanam rambutan binjai. Soalnya, untuk membesarkan tanaman ini terbilang cukup gampang. Meski begitu, pekebun harus memperhatikan beberapa hal supaya produksi buah lebih maksimal.
Rambutan binjai bisa dibilang sebagai salah satu varietas rambutan unggulan. Pasalnya, buah berambut asal Sumatra Utara ini memiliki rasa yang manis dengan daging tebal dan gampang ngelotok.
Selain itu, bentuk fisik dari rambutan binjai juga cukup menarik. Kulitnya berwarna merah legam dengan rambut tebal tapi jarang. Makanya, tidak heran jika banyak pemilik kebun yang menanam rambutan jenis ini.
Lihat saja, penjualan bibit rambutan binjai di CV Gema Horti Mekar Sitrun. Perusahaan pembibitan yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat ini bisa menjual tidak kurang dari 3.000 bibit rambutan binjai setiap bulannya. Satu bibit dihargai mulai Rp 5.000 sampai Rp 75.000 per pot, tergantung ukuran.
Hadi Nurcholis, Direktur CV Gema Horti Mekar Sitrun, menuturkan bahwa banyaknya peminat pekebun rambutan binjai lantaran, selain rasa buahnya yang enak, juga untuk membesarkan pohon jenis ini terbilang cukup mudah.
Meski begitu, untuk bisa membesarkan rambutan binjai hingga berproduksi dengan baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh pekebun. Menurut Hadi, sebaiknya, rambutan binjai ditanam di dataran dengan ketinggian maksimal 500 meter di atas permukaan laut. "Tipe iklim basah adalah yang paling cocok untuk rambutan binjai," sarannya.
Tak hanya itu, lanjut Hadi, rambutan binjai jangan ditanam di satu lokasi dengan rambutan jenis lain, karena bisa mengganggu pertumbuhan. Yang juga menjadi perhatian, rambutan binjai rentan terhadap penyakit. Terutama, jika sudah memasuki musim penghujan atau ketika menjelang panen.
Asrul P Sihotang, pemilik PT Rihold Plantation di Bandung yang memiliki perkebunan rambutan binjai, mengatakan bahwa cara paling efektif untuk membebaskan rambutan binjai dari ganguan hama, gulma dan tanaman yang hinggap di daun, yaitu dengan rajin membersihkan kebun. Pekebun mesti memangkas tunas liar yang kerap muncul. "Kurangi penggunaan pestisida pada rambutan binjai," kata dia.
Tak lupa, Asrul menyarankan, agar pekebun memberikan vitamin yang mengandung kalsium nitrat untuk merangsang pertumbuhan. "Jangan asal dalam memilih bibit. Mahal sedikit tidak apa-apa asal kualitasnya bagus," tambahnya.
Jika beberapa cara tadi dilakukan dengan seksama, baik Hadi maupun Asrul yakin pekebun bisa memanen rambutan binjai dengan hasil yang maksimal. Berdasarkan pengalaman Asrul, rambutan binjai bisa menghasilkan buah antara 40 hingga 68 kg per pohon saat musim panen.
Namun, kekurangan rambutan binjai adalah, hanya bisa panen sekali setahun, antara Desember hingga Februari.
Oleh masyarakat Sumatera Utara, rambutan binjai selain bisa dinikmati langsung dengan memakan buahnya, juga kerap diolah menjadi panganan kaleng berupa manisan.
Kayu rambutan binjai juga menjadi favorit karena keras dan kering tetapi mudah pecah, sehingga sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar. "Akarnya juga bisa digunakan sebagai obat dan itu belum banyak yang tahu," kata Hadi. Itu sebabnya, banyak yang menyebut rambutan binjai sebagai tanaman yang memiliki banyak manfaat.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News