kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasa daging memang lezat, harga jual pun memikat


Selasa, 22 April 2014 / 12:13 WIB
Rasa daging memang lezat, harga jual pun memikat
ILUSTRASI. Pasukan militer Ukraina menembakkan peluru dari M777 Howitzerdi Wilayah Donetsk, Ukraina 23 November 2022.


Reporter: Tri Sulistiowati, Kornelis Pandu Wicaksono | Editor: Rizki Caturini

Ayam kalkun masih belum cukup familier di telinga masyarakat Indonesia. Padahal di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, kalkun sudah di budidayakan sebagai penghasil daging, seperti halnya ayam dan itik. Manfaat daging kalkun ternyata berlimpah. Selain rendah kolesterol, daging kalkun dipercaya bisa meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan fungsi otak karena mengandung banyak vitamin.

Meski belum sepopuler ayam atau bebek, ayam yang termasuk golongan keluarga Phasianidae ini makin dilirik untuk dibudidayakan di Indonesia lantaran harga jual yang terbilang cukup tinggi. Seperti Ihsan Muhyidin, peternak kalkun asal Dusun Treko, Magelang, Jawa Tengah. Laki-laki yang kerap dipanggil Ihsan ini beternak kalkun sejak lima tahun lalu.

Saat ini, Ihsan memiliki lebih dari 100 ekor kalkun dengan jumlah indukan sebanyak 25 pasang. Ihsan hanya menjual anakan kalkun minimal berusia satu bulan sampai tiga bulan kepada peternak lain untuk dijual ke resto-resto.

Untuk harga jual disesuaikan dengan jenis warna dan umur kalkun. Contohnya, untuk kalkun berwarna cokelat dijual seharga Rp 300.000 per ekor. Untuk kalkun berjenis blackspanish dibanderol dengan harga Rp 450.000 per ekor. Sedangkan untuk kalkun biasa dijual seharga Rp 50.000 per ekor.
Ihsan menuturkan, harga jual kalkun di tiap daerah bisa berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh pasokan bibit maupun ayam kalkun di masing-masing daerah.

Dari penjualan anakan kalkun, Ihsan bisa mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta per bulan. Bila permintaan sedang tinggi, hasil penjualannya bisa lebih dari itu. "Keuntungan usaha bisa mencapai 50%−60% dalam sekali kirim," ujar dia.

Peternak lainnya di Magelang adalah Guntur Ginanjar. Ia memulai beternak kalkun pada 2009 silam. Selain jumlah peternak kalkun yang masih sedikit, dia menganggap rasa daging kalkun ini lezat. Nah, melihat ada peluang bisnis, akhirnya Guntur memutuskan untuk beternak kalkun.

Saat ini Guntur memelihara 60 ekor kalkun dari berbagai jenis. Seperti, kalkun hitam, self buff, pencilled palm, oregon gray, red phoenix, sampai silver auburn.

Guntur menjual kalkun untuk semua umur, mulai day old chicken (DOC) hingga indukan. Ia mematok harga jual Rp 25.000−Rp 30.000 untuk kalkun tetasan. Guntur mengaku bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 4,5 juta−Rp 5 juta per bulan dari menjual kalkun hasil tetasan sendiri. Biaya untuk perawatan kalkun, menurut Guntur, sekitar Rp 1 juta per bulan. Kalkun banyak makan, namun makanannya mudah didapat seperti sayuran, daun, hingga rumput.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×