kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasa gurih masih terasa di kebab


Sabtu, 13 Januari 2018 / 16:30 WIB
Rasa gurih masih terasa di kebab


Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Maizal Walfajri | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Meski banyak gerai makanan tersebar dimana-mana, pamor kebab masih eksis hingga kini. Makanan khas Timur Tengah ini tetap ada penggemar yang sebagian besar dari kawula muda.

Tak  heran bila bisnis gerai makanan kebab tetap tumbuh hingga kini. Maklum, makanan dengan isi daging kambing atau juga sapi ini  tak kalah sedap dengan jenis makanan yang lain.

Selain itu, kunci bisnis ini masih tetap bertahan adalah para pengelola usaha kebab bisa berinovasi, terutama dari sisi produk dan mengelola manajemen usaha ini dengan baik.

Untuk lebih jelasnya, KONTAN akan mereview kembali kemitraan kebab yang pernah diulas satu tahun lalu.

Kebab Arofah

Salah satu pelaku usaha yang turut menjajal peluang bisnis kebab, adalah Motoharoh asal Bekasi Barat sejak 2006 dengan mengusung merek Kebab Arofah. Ia mulai menawarkan kemitraan usaha per tahun 2014.

Saat KONTAN mengulas usaha ini pada November 2016, Kebab Arofah sudah memiliki 150 gerai. Selang setahun kemudian, jumlah gerai sudah 200 gerai yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Malang, dan Purwakarta. Sedangkan gerai milik pusat cuma 10 saja.

Nah, dari total gerai tersebut, 90% masih aktif. Adapun 10 gerai yang tidak aktif terkendala tempat yang kurang strategis dan kekurangan karyawan. Melihat kondisi tersebut, Toha, begitu panggilan akbar dari Motoharoh, pasang target bisa menambah jumlah gerai lagi tahun depan. "Targetnya 100 gerai baru," katanya ke KONTAN.

Tahun lalu, Toha hanya menawarkan paket kemitraan senilai Rp 45 juta dan Rp 35 juta.  Selain perlengkapan, mitra dapat booth berbentuk stainless di paket Rp 45 juta dan plat baja untuk paket Rp 35 juta.

Dalam sehari, paket kemitraan tersebut bisa menjual 40 porsi sehari dengan harga Rp 10.000 - Rp 16.000. Artinya dalam sebulan bisa meraup omzet Rp 12 juta. Bila target ini tercapai mitra bisa balik modal tujuh bulan.

Tahun ini, ada tambahan paket investasi sebesar Rp 75 juta yang berlokasi di pusat belanja. Mitra akan mendapat perlengkapan yang lebih komplit dari paket sebelumnya.  Nah, khusus paket ini, bila mitra sanggup meraup omzet Rp 2 juta per hari, maka bisa balik modal dalam kurun waktu enam bulan. Ini dengan asumsi harga kebab di mal Rp 17.000 - Rp 30.000 dan laba bersih 30%.

Toha tidak mengutip biaya royalti dalam kemitraan ini. Namun, dia mewajibkan mitra mengambil bahan baku daging, kulit, tortilla, mayonaise, dan sambal ke pusat. Sedangkan mitra bebas membeli sayur di mana saja.

Toha pun masih terus mengatasi kendala dalam bisnis ini. Seperti mencari pegawai yang tepat dengan memberi pelatihan. Serta mencari lokasi strategi lewat kerjasama dengan beragam pemilik usaha.

Kebab Turki Baba Rafi

Pionir bisnis kebab satu ini pasti sudah tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Berdiri sejak tahun 2003, Baba Rafi mulai menawarkan kemitraan di 2006. KONTAN sempat mengulas kemitraan ini pada Desember 2016. Saat itu, Baba Rafi sudah memiliki 1.300 gerai dan sejumlah gerai sudah mampu menembus pasar mancanegara.

Saat ini, lebih dari 1.300 gerai Baba Rafi berdiri dan tersebar di seluruh Indonesia serta delapan negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, China, Srilangka, Bangladesh dan Belanda.

Staf Franchise Development Baba Rafi, Fitri Anisa Putri bilang bisnis kemitraan Baba Rafi masih terus jalan tahun ini meski tidak sekencang tahun sebelumnya.

Salah satu kendala adalah lagi-lagi soal lokasi usaha yang cukup strategis. Sejatinya, manajemen Baba Rafi sudah mengatasi soal lokasi usaha tersebut.

Menurut Fitri, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan para ritel modern, terutama minimarket yang masih punya areal untuk tempat usaha kebab. Yakni Indomaret dan Alfamart. "Kami bantu mitra mendapatkan tempat di areal ritel tersebut," katanya.

Untuk nilai paket investasi, sejak dua tahun belakangan tidak ada perubahan yang signifikan. Adapun paket investasi yang ditawarkan masih sama, mulai dari Rp 75 juta untuk tipe all black bus dan black kiosk, serta paket Rp 300 juta untuk tipe kebab kontainer yang beroperasi selama kurang lebih 24 jam.

Meski paket tidak berubah, Kebab Baba Rafi tidak lupa berinovasi, terutama di sajian menu. Di kebab kontainer, sudah tersedia menu black kebab yang menggunakan bahan baku arang, serta kebab gandum untuk gaya hidup yang lebih sehat. Baba Rafi membanderol kebab dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per buah.

Selain menu, Baba Rafi juga mulai menyediakan layanan pesan antar yang menjalin kerjasama dengan layanan ojek daring.

Untuk tahun depan, Kebab Baba Rafi berencana masih terus menambah gerai lagi yakni bisa mencapai 200 gerai anyar. "Mudah-mudahan target bisa terpenuhi," harapnya.

Black Kebab

Sedangkan Silvia Maycella, pemilik Black Kebab asal Yogyakarta, mulai menawarkan kemitraan tahun 2015. Usaha yang dimulai tahun 2014 tersebut terus berkembang.  

Saat  KONTAN Januari 2016, Black Kebab memiliki 37 gerai, yang terdiri  15 milik sendiri dan 22 milik mitra yang tersebar di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Medan, Semarang, dan Bali. Tahun ini, total outlet Black Kebab mencapai 105 gerai dengan rincian 17 gerai pusat dan sisanya milik mitra. "Satu mitra bisa membuka tiga sampai empat outlet," tutur Silvia.

Kalau dulu ada tiga paket, kini sudah lima paket. Pertama, paket branding senilai Rp 35 juta. Mitra akan dapat brand, peralatan usaha, seragam karyawan, roll banner, gratis bahan baku Rp 1 juta, pasokan kebab 70 porsi selama satu minggu dan brosur.  

Kedua, paket gerobak mini senilai Rp 35 juta dengan fasilitas yang sama dan ketiga paket gerobak besar senilai Rp 40 juta. Bedanya paket ini menggunakan gerobak dan tidak untuk kafe.

Keempat paket kontainer senilai Rp 75 juta dengan luas 2 meter x 3 meter dengan peralatan premium dan fasilitas brand, seragam karyawan, roll banner, gratis bahan baku Rp 1 juta, pasokan kebab 70 porsi selama satu minggu dan brosur.

Kelima, paket indoor di dalam mal senilai Rp 60 juta. Mitra mendapat booth, peralatan premium, dan fasilitas brand, seragam karyawan, roll banner, gratis bahan baku Rp 1 juta, pasokan kebab 70 porsi selama satu minggu dan brosur.

Kerjasama kemitraan itu berlangsung selama lima tahun. Setelah itu mitra yang ingin perpanjang bisa membuat kesepakatan dengan pihak pusat. Enaknya, tidak ada biaya royalti tapi mitra wajib membeli beberapa bahan dasar dari pusat.

Lainya, kebab lainnya, Black Kebab juga menyediakan ragam menu. Ada black kebab original, black tuna, black sosis, black champion, dan lainnya.  Harga kebab tersebut sekitar Rp 13.000 sampai Rp 25.000 per porsi di gerai outdoor. Sementara di gerai indoor menu dibanderol Rp 15.000 sampai Rp 30.000.

Silvia menyebutkan kendala kemitraan yang dihadapi adalah mencari karyawan untuk  mitra. Untuk itu, pusat bakal melonggarkan waktu bagi mitra untuk bisa mendapatkan karyawan. Sambil jalan, pihaknya bakal promosi gerai mitra di media.

Untuk tahun depan, Silvia menargetkan bisa memilik 120 sampai 130 gerai, baik itu milik pusat atau mitra.   

 

Jangan membidik pasar terlalu luas

Kebab hingga kini masih menjadi salah satu makanan yang banyak penggemar. Tidak cuma oleh kaum muda tapi juga orang dewasa. Faktor inilah yang menurut pengamat waralaba Djoko Kurniawan membuat kebab masih sulit dikalahkan dengan makanan lain atau yang tengah tren.   

Faktor lain yang membuat bisnis ini masih terus jalan adalah adanya keinginan kuat dari para investor untuk terus mengembangkan usaha kebab. "Selama ini bisnis franchise kebab dikelola secara profesional," katanya kepada KONTAN, Jumat (8/12).

Meski pemain kebab makin banyak ada pemimpin pasar, ia meyakini masih ada peluang bagi pemain baru untuk masuk lantaran potensi pasar yang besar. Kuncinya adalah para pemain anyar tersebut harus bisa berinovasi dan kalau bisa mulai menyasar segmen tertentu. Sebab bila menembak pasar terlalu luas, ia khawatir bakal kalah dengan  pemain lain yang sudah eksis atau si penguasa pasar.

Satu hal yang  harus diperhatikan si pemain adalah melek ekonomi digital yang lagi booming. Tidak ada salahnya pebisnis kebab menjalin kerjasama dengan ojek daring untuk pesan antar. Apalagi biasanya tarif pesan antar ini lebih tinggi ketimbang biasanya.

Terkait kendala tempat dan lokasi usaha, ia sebut itu bukan suatu persoalan besar. Seharusnya, investor kebab sudah mulai jeli melihat lokasi dan target pasar. Ia menyarankan pebisnis kebab jangan terlalu fokus di kota-kota besar. Sebab masih ada kota lain yang butuh lirikan, yakni di kabupaten dan kotamadya. Apalagi di Indonesia ada 450 kota kabupaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×