Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Rizki Caturini
KUDUS.Cuaca sedikit mendung saat Woody Woodman akan memulai sesi kelas animasi, Sabtu pagi tadi (14/1). Namun, puluhan siswa SMK Raden Umar Said (RUS) Animation Studio, Kudus, Jawa Tengah tetap antusias untuk megulik ilmu dari seniman yang pernah bekerja untuk Walt Disney Feature Animation tersebut.
"Are you ready?" ujar Woody memulai kelas. Para siswa pun serentak menjawab "Ready!". Kelas animasi tersebut diikuti oleh 30 siswa kelas X SMK RUS. Berbekal spidol dan kertas gambar, mereka siap mempraktekan langsung materi yang diberikan oleh Woody.
Pria yang pernah menjadi inbetweener dalam film "Mulan" tersebut memulai kelas dengan teknik menggambar gestur. Dibantu oleh seorang peraga gestur, Woody menantang para siswa untuk memindahkan pose yang dicontohkan ke dalam kertas gambar.
Meski terlihat mudah, nyatanya beberapa siswa masih butuh waktu untuk bisa langsung mempraktekan teknik ini. Menurut Woody, menggambar gestur berbeda dengan menggambar detail. Siswa tak bisa hanya berfokus ke kertas gambar. Butuh gerakan mata yang lincah agar bisa menghasilkan gambar gestur yang dicontohkan.
"Up! Down! Up! Down!" begitulah cara Woody menginstruksikan gerakan mata para siswa, saat mereka mempraktekan teknik yang diajarkan. Selain harus memperhatikan keselurihan figur, teknik menggambar gestur yang baik dan benar juga tak luput dati hal-hal kecil. Seperti cara memegang spidol dan posisi tubuh.
Selain seniman, Woody memang aktif menjadi guru. Ia pernah memberikan workshop di beberapa kampus di Amerika Serikat, Kanada, Israel, dan Taiwan. Saat ini Woody juga aktif mengajar animasi online bersama Djarum Foundation di SMK RUS, Kudus.
Kegiatan kelas animasi ini merupakan satu dari serangkaian workshop yang diadakan selama enam hari, pada 9 – 14 Januari 2017. Woody sudah terampil dalam mentransfer ilmu animasinya kepada siswa. Dalam balutan batik cokelat, Woody tampak sabar memberikan keterangan, agar para siswa bisa mengerti materi yang disampaikan.
Perbedaan bahasa tak menjadi halangan baginya. Ia bahkan sengaja mengucapkan kalimat dengan lambat agar para siswa dapat menangkap ucapannya. Satu translator pun setia mendampingi Woody untuk transfer ilmu.
Bagi Woody, kesempatan mengajar animasi di SMK RUS, Kudus dianggapnya sebagai sebuah tantangan. Ia pernah bekerja di beberapa negara seperti Israel, Singapore, Taiwan, dan England. Di tiap kesempatan selalu ada pengetahuan dan skill baru yang ia bawa pulang. Hal itu pula yang ia yakini akan diperoleh dari Kudus.
Kelas animasi oleh Woody merupakan salah satu bagian dari upaya pengembangan kualitas dan kompetensi yang dilakukan oleh SMK Raden Umar Said untuk para pendidik dan peserta didiknya. SMK Raden Umar Said merupakan salah satu sekolah kejuruan yang dibina oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News