kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Renyah bisnis kentang goreng ala belgia


Selasa, 25 April 2017 / 17:46 WIB
Renyah bisnis kentang goreng ala belgia


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Selain dikonsumsi sebagai pengganti nasi, kentang juga kerap menjadi camilan. Tak hanya mengenyangkan, kentang juga dapat disajikan dengan cara yang simpel. Kentang goreng ala belgia contohnya.

Sukses menjual frozen french fries, Lutosa di bawah PT Delisari Nusantara menawarkan kemitraan usaha penjualan kentang goreng. Paket kemitraan lapak belgian fries ini mulai dirancang sejak Juni 2016. Kini sudah ada 16 booth lapak belgian fries yang ada di wilayah Jakarta.

Marketing Communication Manager PT Delisari Nusantara Muhammad Devit bilang, ada dua paket investasi yang ditawarkan.Dua paket tersebut antara lain bernilai Rp 15 juta dan Rp 6 juta. “Mitra sudah dapat paket lengkap dan dukungan dari kami,” tutur Devit.

Fasilitas yang akan didapatkan mitra dalam paket investasi awal antara lain, booth portable, roll banner, bahan baku, serta gas deep fryer. Selain itu, menuru Devit. setiap mitra juga akan dibekali edukasi produk pada saat memulai usaha. Beda dua paket di atas antara lain ada pada jenis cone dan gas fire yang didapatkan.

Devit merinci, bahan baku yang akan didapatkan mitra antara lain berupa kentang sebanyak 60 kilogram (kg), cheese powder sebanyak 50 Kilogram, Minyak padat sebanyak 20 kg, serta papercone sebanyak 500 biji.

Lapak belgian fries Lutosa, menjual kentang goreng dengan harga berkisar Rp 10.000 per cone. Targetnya, mitra dapat menjual 30 cone dalam satu hari. Devit bilang, mitra diproyeksikan bisa balik modal dalam waktu dua bulan.

Kerjasama antara mitra dan pihak pusat berlangsung selama mitra masih memasok bahan baku secara rutin dari pusat. Devit bilang, tak ada biaya royalti yang harus dibayarkan mitra setiap bulannya. Hanya saja, di luar paket investasi di atas, mitra harus menyediakan tempat dan karyawan.

Menyajikan kentang goreng sebagai camilan, Lutosa memang lebih banyak menyasar anak muda. Devit bilang, gerai Lutosa kebanyakan memang menyasar lokasi seperti kampus dan sekolah. “Mungkin kalau di mal itu akan agak susah,” tutur Devit.

Karena masih baru, Lutosa memang belum menggaet banyak mitra. Namun, Lutosa tetap pasang target untuk pengembangan kedepannya. Devit bilang, tahun ini Lutosa setidaknya ingin punya 20 mitra di tiap cabangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×