kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Renyah laba berjualan pisang goreng krispi


Kamis, 28 November 2013 / 11:42 WIB
ILUSTRASI. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan euro tercatat hampir setara.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pisang goreng jelas makanan nan populer di Tanah Air. Camilan tradisional ini sudah akrab di lidah masyarakat Indonesia. Supaya tidak monoton, ada pelaku usaha kuliner berbasis pisang yang berinovasi membuat pisang goreng krispi. Berbeda dengan pisang goreng biasa, ciri produk ini renyah.

Adalah Nizar, salah seorang  yang menjajakan camilan pisang goreng krispi. Dia mengusung  merek dagang Pisang Goreng Crispy Bana Bana. Usaha pisang goreng renyah ini dirintis Nizar sekitar tiga tahun silam di Salatiga, Jawa Tengah.

Nizar memilih usaha ini karena melihat pisang goreng krispi laris. Supaya bisa bersaing dengan para kompetitornya, Pisang Goreng Crispy Bana Bana menghadirkan beberapa varian rasa, seperti coklat, susu dan rasa keju. Satu potong pisang goreng dibanderol Rp 4.000.

Lantaran banyak peminat, setahun kemudian, Nizar pun menawarkan kerjasama kemitraan. Meski terbilang baru, saat ini, sudah ada 12 gerai Pisang Goreng Crispy Bana Bana yang tersebar di Semarang, Surabaya, Malang, hingga Kendari. Lima gerai milik pusat, sisanya kepunyaan mitra.

Tertarik menjajal kemitraan ini? Anda harus merogoh kocek senilai Rp 3 juta. Biaya tersebut sudah termasuk kerjasama selama dua tahun, booth, kompor dan regulator, bumbu dan tepung, satu set perlengkapan masak, satu set topping, serta pelatihan karyawan.

Nizar menyebut, satu gerai bisa menjual sekitar 40 porsi hingga 50 porsi pisang goreng krispi. Maka, mitra bisa meraup omzet berkisar Rp 5 juta - Rp 6 juta sebulan.

Setelah dikurangi biaya beli bahan baku, sewa tempat Rp 250.000 per bulan, gaji satu karyawan serta biaya operasional, mitra masih bisa mengantongi laba bersih sekitar 50%. Jika target itu tercapai, maka mitra bisa balik modal dalam jangka waktu dua bulan.

Nizar bilang, penghasilan mitra tergantung letak lokasi gerai. Dia mengklaim sudah ada mitra yang balik modal hanya dalam waktu satu bulan karena lokasi yang dipilih strategis.

Pihak pusat tidak mengutip biaya royalti. Namun, mitra wajib membeli bahan baku dari pusat, berupa tepung, pisang serta bumbu-bumbu. Ini demi menjaga kualitas rasa pisang goreng Crispy Bana Bana di setiap gerai.

Hingga pengujung tahun ini, Nizar optimistis, bisa menggaet lima mitra usaha baru. "Berhubung di Semarang banyak pemain yang seperti ini, saya lebih fokus menggaet mitra di luar  kota Semarang," ujarnya.

Selain itu, tahun depan, ia akan lebih gencar memperbanyak mitra di wilayah Pulau Jawa lainnya, seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Nizar pun akan menambah beberapa varian rasa baru supaya konsumen tidak mudah bosan.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×