kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Renyah peluang bisnis Kane Fried Chicken


Rabu, 31 Juli 2013 / 14:19 WIB
Renyah peluang bisnis Kane Fried Chicken
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Rakyat Indonesia (BRI). KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Pravita Kusumaningtias, Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Konsep makanan cepat saji lebih sering dicari masyarakat di masa kini. Salah satu menu yang marak ditawarkan adalah ayam goreng krispi plus nasi atau kentang goreng. Selain praktis, menu ini bisa dinikmati semua usia. Tak heran, semakin banyak pebisnis yang menjajal usaha semacam ini. Salah satunya Dwi Suswinarno yang merintis Kane Fried Chicken sejak tiga tahun silam.

Gerai perdananya didirikan di Cinere, Depok. Kane Fried Chicken mengusung ayam goreng tepung krispi sebagai menu andalan. Selain itu, ada menu ayam teriyaki, dori teriyaki, beef teriyaki, dan udang moyo.

Menurut Dwi, ia membidik konsumen dari kalangan menengah bawah. Makanya, harga menu relatif murah.Paket ayam dan nasi dibanderol Rp 8.500. Sementara, menu lainnya berkisar Rp 5000 - Rp 14.000.

Lantaran banyak peminat, Dwi pun percaya diri menawarkan kemitraan sejak tahun lalu. Sekarang, sudah ada 8 gerai Kane Fried Chicken yang tersebar di Depok, Jakarta, Tanggerang, dan Jawa Timur. "Karena produk kami mengincar segmen menengah bawah, sehingga lokasi gerai dipilih di dekat perumahan dan sekolah," tutur Dwi.

Demi memastikan pasokan ayam yang segar, Dwi bermitra dengan rumah pemotongan ayam skala besar di Depok. Maklum, ia mewajibkan mitra memasok bahan baku dari pusat.

Berminat menjajal usaha ayam goreng krispi? Dwi mengemas dua paket kemitraan, yaitu paket mini resto dengan investasi Rp 70 juta, dan paket resto senilai Rp 100 juta. Setiap paket meliputi peralatan dapur lengkap, pelatihan, furnitur, dan bahan baku. Perbedaan keduanya, hanya dari luas minimal dan kapasitas resto.

Mitra yang ingin mengoperasikan paket mini resto, harus menyiapkan tempat seluas 20 - 30 m2 untuk kapasitas 20 orang. Sedangkan, paket resto butuh tempat seluas 60-100 m2, yang mampu menampung lebih 40 orang.

Iming-iming laba 28%

Dwi memperkirakan, mitra bisa meraih omzet Rp 60 juta per bulan untuk mini resto, dan Rp 90 juta untuk paket resto. Jika, mitra bisa meraih laba bersih 28% dari omzet, ia bisa balik modal delapan bulan-10 bulan.

Pengamat waralaba Amir Karamoy menyebut, bisnis kuliner pada dasarnya selalu berprospek bagus.  Apalagi, saat ini pola makan di luar rumah semakin terbentuk di masyarakat  perkotaan. "Sekarang tinggal bagaimana memenangkan persaingan dengan kompetitor di kelas yang sama," paparnya.

Amir menilai, jenis menu ayam goreng tepung dan harga yang dipatok Kane Fried Chicken cocok menyasar kelas menengah bawah. Nah, agar usaha ini berkembang, pemilik usaha harus menyajikan rasa yang khas dan diminati pasarnya.

Jadi, tantangannya, bagaimana mengembangkan bumbu-bumbu masakan yang memang sesuai dengan selera pasar Indonesia, khususnya target pasar yang diburu. "Biasanya, segmen menengah bawah menyukai rasa agak spicy, gurih, dengan bumbu yang terasa," ujar Amir. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×