Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi
Sukses berbisnis batik tidak membuat Romi Oktabirawa lupa diri. Kini Romi mengajak pengusaha batik di Desa Wiradesa, Pekalongan bersama-sama mendirikan Kampung Batik. Agar terealisasi, Romi menjalin kerja sama dengan perbankan dan pemerintah, termasuk membuka jaringan pemasaran di luar negeri.
Menjamurnya usaha batik di berbagai daerah menunjukkan sedang bertumbuhnya industri batik nasional. Tercatat ada 18 provinsi di Indonesia yang sudah mengembangkan batik khas daerah masing-masing.
Semakin banyaknya pengusaha batik juga terjadi di tanah kelahiran Romi Oktabirawa, pemilik Batik Wirokuto, di Desa Wiradesa, Pekalongan, Jawa Tengah. Banyak warga Wiradesa semakin serius mengembangkan batik, baik sebagai perajin atau sebagai pedagang batik. Manfaat paling nyata dari tumbuhnya industri batik adalah soal penyerapan tenaga kerja.
Tapi, tentu saja, dalam industri apa pun persaingan pasti bakal terjadi, termasuk juga di industri batik. Namun, bagi Romi, yang penting, persaingan itu tetap di jalan yang sehat.
Nah, agar persaingan tetap sehat, Romi menggagas mendirikan Kampung Batik di Desa Wiradesa. "Desa Wiradesa akan kami sulap menjadi gerai-gerai batik," kata Romi.
Menurut Ketua Paguyuban Pecinta Batik Pekalongan ini, gerai-gerai batik itu kelak tidak hanya sekadar jual-beli batik saja. Tapi juga menawarkan jasa belajar membatik kepada wisatawan. "Tujuannya agar turis mau datang," terang Romi.
Untuk mencapai tujuan itu, Romi sudah mengajak 500 pembatik dari Desa Wiradesa untuk berpartisipasi. Selain gerai Romi juga mempersiapkan infrastruktur berupa guest house untuk para turis yang sejatinya adalah rumah-rumah milik perajin. "Nanti ada interaksi langsung antara turis dan juga pembatik," terang Romi.
Romi berharap, pendirian Kampung Batik ini kelak mengangkat seluruh potensi usaha di desanya. Tidak hanya usaha batik, tetapi juga usaha kuliner dan jasa.
Agar rencana itu bisa berjalan sukses, pria yang juga mengemban tugas sebagai Bendahara Asosiasi Eksportir dan Pengusaha Handicraft Indonesia (ASEPHI) kota Pekalongan itu sudah menjalin kerja sama dengan perbankan.
Ia bilang, perbankan turut andil dalam memberikan pinjaman kepada pembatik di Desa Wiradesa. Gayung bersambut, rencana Romi itu disambut baik BNI. "Langkah awal saya mendirikan Kampung Batik BNI Wiradesa," kata Romi yang sudah mengikat kerja sama dengan bank pelat merah itu.
Selain memfasilitasi pendanaan, Romi juga mengajak warga terlibat dalam peningkatan kapasitas (capacity building). Salah satu bentuknya berupa program pelatihan bahasa Inggris kepada warga juga pembelajaran tentang pengetahuan tentang wisata.
Sukses menggandeng perbankan, kini Romi sedang mencari dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan. "Kalau ada kolaborasi antara perbankan dan pemerintah daerah, Desa Wiradesa bisa menjadi objek wisata yang menakjubkan bagi turis asing," ulas Romi.
Untuk mempopulerkan Kampung Batik itu, Romi juga telah menyusun rencana promosi. Selain itu, ia juga akan membuat navigasi berupa papan penunjuk arah ke Desa Wiradesa. "Bentuk lainnya bisa berupa pembuatan baliho, brosur serta promosi di internet," terang Romi
Walaupun rencana itu masih belum terlaksana semuanya, Romi yakin impian itu bisa terwujud. Sebab, dia akan memanfaatkan seluruh jaringan pemasaran batiknya yang ada di Bulgaria, Belanda, Singapura, Thailand, Jepang, dan Filipina untuk datang ke Kampung Batik itu. "Termasuk pembeli dari Eropa kita hadirkan," katanya.
Romi bilang, beberapa jaringan pasarnya menyambut positif rencana Romi itu. Tidak hanya pembeli dari Jepang saja, tapi juga pembeli dari Filipina. "Baru-baru ini Filipina tertarik batik bermotif Parong Tagalog," terang ayah dua anak itu. Selain Filipina dan Jepang, Singapura juga menyatakan ketertarikannya untuk datang ke Kampung Batik.
Namun, agar semua rencana itu berjalan mulus, Romi mengaku sudah mengajak warga membuat produk batik yang lebih inovatif dan kreatif. Menurut Romi, kreativitas dalam membatik bisa digali dari hal desain, warna, dan juga corak batik. "Seperti kreasi batik saya yang fokus pada warna dan corak yang inovatif," klaim Romi.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News