kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rozzaq raup ratusan juta dari cetak digital


Senin, 10 Desember 2012 / 12:45 WIB
ILUSTRASI. Mental Illness pada anak


Sumber: Kontan 10/12/2012 | Editor: Havid Vebri

Dri buta sama sekali tentang dunia cetak digital (digital printing), Abdul Rozzaq sukses terjun ke bisnis ini dengan omzet ratusan juta per bulan.

Di bawah bendera Wanabi Print di Salatiga, Jawa Tengah, pria 36 tahun ini memproduksi cetak digital dengan memanfaatkan pelbagai media, seperti mug, kartu nama, gantungan kunci, dan lain-lain

Omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 150 juta. Sebelum terjun ke bisnis ini, Rozzaq dulunya bekerja sebagai pegawai restoran Jepang di Jakarta. Sekitar tahun 1990-an, ia berhenti kerja dan pindah ke Jepara untuk berbisnis mebel.

Namun, krisis utang yang melanda Eropa membuat usaha mebelnya bangkrut pada tahun 2002. Setelah itu, Rozzaq kembali ke daerah asalnya di Salatiga. Di daerah asalnya ini, ia mulai merintis bisnis digital printing.

Kendati awam digital printing, Rozzaq melihat peluang bisnis ini menjanjikan. Ia pun mulai belajar. "Pada 2003, saya ikut pelatihan sistem digital printing. Dari situ saya mengenal produksi, keuntungan, pengenalan bahan, dan target pasar bisnis ini," ujarnya.

Awalnya, Rozzaq mendirikan outlet pertama di Salatiga, tepat di belakang Universitas Kristen Satya Wacana. Target pasarnya mahasiswa yang sering mengadakan kegiatan kampus.

Saat itu, ia baru melayani percetakan dalam format kecil, seperti pin, mug, dan kaos. Lantaran pasarnya menjanjikan, pada 2011, ia mulai mengembangkan percetakan dalam format besar, seperti baliho.

"Sekarang, yang paling banyak dicari digital printing adalah baliho dengan bahan flexi," ujarnya.

Baliho digital printing ini dibanderol Rp 19.000 per meter persegi. Adapun biaya cetak mug Rp 20.000, dan pin Rp 3.000 - Rp 6.000.

Bisnis digital printing-nya cepat berkembang. Saat ini, ia sudah memiliki tiga outlet digital printing di Salatiga dan Ambarawa.
Pembuatan digital printing tidak terlalu rumit. Misalnya, mencetak di media mug.

Awalnya, gambar dicetak memakai mesin cetak biasa, tapi dengan tinta sumblim. Selanjutnya, mesin press akan melekatkan gambar itu di mug. “Lima menit jadi,” kata Rozzaq.           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×