Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mendapat dana hibah dari Australian Department of Foreign Affairs and Trade serta Allassian Foundation International untuk membiayai pembelajaran 600 siswa bulan lalu, Ruangguru tidak mau mengumbar dana investor secara berlebihan. Justru, start up pendidikan ini punya cara khusus supaya laju bisnis tetap melaju.
Menurut Adamas Belva Syah Devara, Co Founder dan Chief Executive Officer Ruangguru, pihaknya tidak ingin melihat laju bisnis Ruangguru tidak bisa berkembang justru karena salah urus. Salah satunya adalah melakukan pemborosan dana setelah mendapat suntikan dana. "Kami selalu berhemat dan selalu berpikir keras ketika ingin melakukan spend dana," tukasnya kepada KONTAN, beberapa waktu yang lalu,
Sebab, cara kerja Ruangguru menurut Adamas Belva tidaklah sama dengan bisnis start up lainnya. Seperti situs belanja yang kerap butuh modal terlebih dahulu untuk bisa berkembang atau ekspansi bisnis. Menurut pandangannya, bisnis situs belanja serta transportasi online kerap memberi subsidi layanan ke para konsumen. Nah, subsidi itu jelas butuh dana besar. "Inilah yang membuat kami tidak sering-sering mencari pendanaan," ucapnya tanpa merinci nilai pendanaan yang telah didapat Ruangguru.
Belva mengupayakan setiap dana yang didapat bakal dipakai sebaik-baiknya. Ekspansi yang dilakukan pun ia klaim berdasarkan data supaya ada hasil yang didapat. Dan bukan berdasar feeling semata.
Sayang, ia tidak merinci rencana pendanaan berikutnya. Namun, untuk bisa mencari sumber pendanaan baru, biasanya butuh waktu persiapan enam bulan. Saat ini Ruangguru sudah dipakai oleh 8 juta pengguna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News