kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saat blackout terjadi, pendapatan UMKM raib triliunan rupiah


Minggu, 11 Agustus 2019 / 12:15 WIB
Saat blackout terjadi, pendapatan UMKM raib triliunan rupiah
ILUSTRASI.


Reporter: Elisabeth Adventa, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) turut mengalami pahitnya peristiwa mati listrik alias blackout di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya pada hari Minggu lalu dan berlanjut Senin. Listrik padam membuat usaha mereka berhenti total baik produksi maupun layanan kepada konsumen.

Oey Dalvin, pemilik Secup Coffe menceritakan, pada hari Minggu kemarin terpaksa menutup operasional kedai kopi, dan hanya membuka setengah hari di hari Senin karena mati listrik. Padahal, pesanan dari ojek online pada hari tersebut tengah membanjir. "Permintaan di akhir pekan bisa dua kali lipat dibandingkan dengan hari-hari biasa," katanya kepada KONTAN.

Kalau dihitung-hitung, nilai kerugian untuk satu gerai Secup Coffe di hari itu, Ia hitung sekitar Rp 1,5 juta. Karena saat listrik padam, banyak orang yang keluar mencari minuman segar, termasuk es kopi kekinian.

Baca Juga: Efek blackout listrik datangkan kerugian bagi pemilik gerai Kopi

Tapi, kerugian besar justru diderita pada pedagang grosir fesyen di Pasar Tanah Abang. Salah satunya Rina, pemilik Rina Rini Collection. Saat kejadian listrik padam kemarin, pendapatannya langsung turun drastis sekitar 60%. Padahal saat akhir pekan, dalam sehari ia sanggup meraup omzet Rp 30 juta per hari. Omzet tersebut dua kali lipat dari pendapatan di hari-hari biasa.

Saat kejadian, banyak proses transaksi yang tidak bisa terselesaikan. Baik itu secara offline maupun online. "Untuk online kesulitan transfer dan sinyal jelek. Pembeli yang datang ke toko langsung pulang karena suasana gelap dan tidak bisa memilih barang," keluhnya.

Baca Juga: Lilin lilin kecil pembawa hoki kala kejadian listrik mati

Ia pun cuma bertahan dua jam di toko dan memilih langsung menutup toko karena sepi pengunjung dan minim transaksi.

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), Ikhsan Ingratubun mencatat banyak juga pelaku UMKM yang mengalami penurunan omzet hingga 75% saat blackout. Padahal, periode akhir pekan biasanya menjadi ajang untuk menggali fulus lebih banyak. "Yang melapor kena dampak kejadian kemarin pelaku UMKM Jakarta, Jawa Barat, dan Banten," katanya kepada KONTAN, Selasa (6/8).

Ada tiga sektor yang paling dirugikan dari peristiwa tersebut. Yakni kuliner, fesyen, dan jasa. Bahkan beberapa restoran siap saji terpaksa harus berhenti beroperasi dan tutup warung karena listrik padam.

Banyak restoran siap saji menggunakan mesin pendingin atau freezer untuk menyimpan bahan makanan. "Sudah omzet turun, rugi di bahan makanan karena harus ganti baru akibat freezer tidak berfungsi," tuturnya.

Selain itu, industri fesyen, terutama bidang konveksi juga tidak bisa beroperasi. Hampir seluruh operasional di pabrik konveksi sangat bergantung pada listrik.

Akibatnya, pabrik konveksi terpaksa menghentikan proses produksi. Bidang jasa kecantikan juga mengalami hal serupa. Lantaran banyak memakai alat elektronik.

Akibat kejadian tersebut, Ikhsan memproyeksi nilai kerugian dari UMKM bisa mencapai triliunan rupiah. Lantaran banyak pelaku UMKM di sekitar Jabodetabek dan Jawa Barat bergantung pada aliran listrik.

Ia harap PLN mau bayar ganti rugi maupun kompensasi kepada konsumen. Bentuknya bisa potongan 35% dari tarif listrik atau bebas abonemen untuk tagihan Agustus 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×