Reporter: Revi Yohana, Marantina | Editor: Havid Vebri
Asam jawa (Tamarindus indica) merupakan tanaman yang cocok dibudidayakan di daerah tropis. Bahkan, tanaman ini bisa hidup di tempat yang suhu udaranya relatif tinggi, yakni hingga 45 derajat celcius.
Kendati tanaman tropis, tidak semua lokasi ideal buat budidaya asam jawa. Menurut Ahmadi, pemilik Indoagro Prima asal Ponorogo, Jawa Timur, lokasi yang baik untuk menanam asam jawa adalah dataran rendah sampai dataran menengah dengan tingkat ketinggian mulai 1000 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Perawatannya juga tidak terlalu rumit," katanya. Asam jawa termasuk jenis tanaman yang memiliki akar yang bisa mencapai tanah cukup dalam. Makanya, asam tergolong tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan angin kencang.
"Justru tanamannya menghasilkan buah yang banyak jika hidupnya di daerah dengan periode kering yang cukup panjang," ujar Ahmadi. Meski begitu, tanaman ini tetap membutuhkan curah hujan.
Budidaya asam jawa bisa dimulai dengan penyemaian biji di polybag. Dalam waktu sekitar seminggu, biji akan perkecambah. Pada masa ini, kecambah sebaiknya dijauhkan dari sinar matahari agar tidak layu.
Selanjutnya, biarkan kecambah tumbuh hingga ketinggiannya mencapai sekitar 30 centimeter (cm). Setelah itu, bibit asam jawa sudah bisa ditanam di lahan. Tanaman ini tetap perlu diberikan pupuk dan dibersihkan dari rumput liar.
Jika dirawat intensif, tanaman asam jawa akan menghasilkan buah pada usia tiga tahun. Setelah itu, tanaman akan rutin berbuah.
Wahyudi, pebudidaya asam jawa asal Sumatra Barat, menambahkan asam jawa bisa diperbanyak melalui benih, pencangkokan, atau penempelan.
Anakannya yang berumur satu tahun atau kurang sudah bisa ditanam di lahan perkebunan. Terkait jarak tanam, sebaiknya setiap satu hektare cukup ditanami 500 batang. Lakukan juga pemangkasan untuk memperbaharui cabang penghasil buah.
Tanaman ini tumbuh di tanah berpasir atau tanah liat, mulai dataran rendah sampai dataran menengah. Selain itu, daerah itu juga harus memiliki kondisi curah hujan yang tersebar merata atau musim keringnya panjang dan sangat kentara.
Hama yang sering menyerang asam jawa pun hampir sama dengan tanaman padi, seperti serangga, kutu bubuk, dan kutu perisai. Selain itu, ada juga hama pengerek yang bisa merusak buah yang sedang dalam proses pematangan.
Jika tidak ditangani dari awal, hasilnya, kualitas produksi buah pun akan menurun. Kelembapan udara menjadi salah satu yang harus diperhatikan dalam budidaya asam jawa ini. Menurut Wahyudi, kelembapan udara berpengaruh pada pertumbuhan beberapa bagian tanaman, seperti biji, daun, dan buah.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News