kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Salesman, profesi paling dicari perusahaan


Kamis, 09 Agustus 2012 / 14:09 WIB
Salesman, profesi paling dicari perusahaan
ILUSTRASI. Warga antre untuk mendapatkan vaksin Covid-19 secara gratis di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (26/6/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Harris Hadinata, Teddy Gumilar | Editor: Tri Adi

Mungkin Anda termasuk salah satu orang yang anti mendengar istilah salesman. Istilah untuk tenaga penjual yang satu ini memang sering mendapat predikat negatif, seperti sering memaksa orang membeli produknya atau mengganggu ketenangan. Karena cap negatif tadi, pada akhirnya banyak orang yang enggan menjalani profesi sebagai salesman.

Tapi, jangan salah. Para salesman ini justru memiliki peran yang sangat besar bagi kelangsungan hidup perusahaan. Para tenaga penjual inilah yang menjadi ujung tombak dari suatu perusahaan. "Mereka adalah orang-orang yang bertugas menjaring pendapatan bagi perusahaan," papar Haryo Utomo Suryosumarto, pendiri dan Managing Director PT Headhunter Indonesia.

Meskipun biasanya disandingkan, profesi sales berbeda dengan profesi marketing. Orang-orang yang menjalani profesi marketing atawa pemasaran biasanya lebih bertanggung jawab pada bagaimana membentuk brand awareness produk atau jasa perusahaan tersebut di masyarakat dengan berbagai strategi.

Sementara orang yang berprofesi sebagai sales akan bertugas mendistribusikan produk atau jasa perusahaan ke tangan pengguna atau pelanggan. Jadi, tanpa adanya tenaga penjual, sehebat apa pun strategi marketing yang digunakan, perusahaan tak bisa menjaring laba.

Besarnya peranan pekerja sales ini membuat posisi salesperson menjadi salah satu profesi yang paling dicari oleh perusahaan. Permintaan atas tenaga penjual ini boleh dibilang selalu ada. "Permintaan di posisi penjualan sangat besar," cetus Haryo.

Pengelola situs penyedia informasi lowongan kerja karier.com pun mengakui hal tersebut. Menurut karier.com, empat bidang pekerjaan yang paling banyak dicari oleh perusahaan adalah sales dan marketing, accounting dan finance, administrasi, serta teknologi informasi. Karena itu, peluang berkarier sebagai tenaga penjual di perusahaan selalu terbuka.

Jadi jangan buru-buru memalingkan muka dari profesi sales. Asal tahu saja, profesi ini justru menjanjikan peluang karier yang sangat cerah, lo. Sudah banyak sekali contoh orang-orang yang berasal dari divisi sales bisa naik ke jenjang karier berikutnya dengan cepat. Bahkan, banyak di antara mereka yang kemudian didapuk sebagai pimpinan perusahaan tersebut.

Salah satunya adalah Maurits Daniel Rudolf Lalisang. Di awal 1980-an, pria kelahiran Jakarta ini sempat menjadi salesman yang bertugas menawarkan produk-produk bikinan Unilever hingga keluar masuk pasar tradisional. Kini, Maurits adalah Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Tenaga penjual lain yang sukses mencapai puncak karier adalah Satoru Arai, Presiden Direktur Sony Indonesia.

Ketika pertama kali bergabung di Sony Corporation pada 1989, pria keturunan Jepang ini semula hanya salah seorang sales officer di perusahaan elektronik tersebut.

Profesi tenaga penjual bukan cuma menjanjikan jenjang karier yang menarik. Profesi ini bisa memberikan pemasukan yang lebih besar ketimbang profesi lainnya di sebuah perusahaan. "Potensi penghasilan seorang sales sangat besar dan cenderung tak terbatas, karena pada umumnya berbasis pada komisi," papar Deddy Karyanto, sales asuransi dari Sequis Life.


Harus paham soal teknik juga

Memang, kalau dilihat dari gaji yang diterima dari perusahaan, pendapatan tenaga penjual tidak jauh berbeda dengan karyawan di divisi lainnya. Bahkan, bisa jadi pendapatan para tenaga penjual ini lebih kecil ketimbang karyawan divisi lain. Padahal di lain pihak, tantangan pekerjaan divisi sales cukup besar. Perusahaan biasanya membebani para pekerja di divisi penjualan ini dengan target penjualan tertentu.

Sekadar gambaran, menurut Haryo, karyawan di bidang penjualan pada level menengah, yang sudah memiliki pengalaman kerja sekitar 3 tahun−5 tahun biasanya memperoleh gaji maksimal Rp 10 juta. Ini belum termasuk komisi dari hasil penjualan, lo.

Sementara itu, karyawan di divisi sales yang sudah berkarier sekitar 5 tahun−10 tahun bisa memperoleh gaji hingga Rp 20 juta. "Kalau sudah berkarier di atas 10 tahun, biasanya gajinya tergantung dari pengalaman dan prestasi kerjanya sebelum itu," papar Haryo. Asal tahu saja, ia bilang, bukan tidak mungkin pendapatan tenaga penjual yang memiliki prestasi bagus bisa mencapai 9 digit.

Bayangkan, berapa besar pendapatan yang bisa diperoleh bila ditambah komisi. "Jika dia bisa memenuhi target perusahaan, atau malam melampaui, penghasilan sales bisa jadi sangat besar," kata Nining Kristina, Direktur Firstasia Consultants, perusahaan konsultan manajemen .

Enaknya lagi, kinerja divisi sales sangat terukur. Perusahaan antara lain bisa melihat seberapa efisien seorang tenaga penjual dari berapa besar biaya operasional yang ia keluarkan dan berapa besar dana yang bisa ia kumpulkan untuk perusahaan. "Kinerja sales lebih terukur daripada marketing. Kalau marketing besaran hasil yang didapat dari kegiatan marketing kan tidak bisa dilihat dengan kasat mata," kata Haryo.

Nah, menarik bukan peluang berkarier sebagai sales? Cara untuk sukses menjalani profesi sebagai salesperson sendiri sebenarnya tidak sulit-sulit amat, kok. Menurut para pelaku dan pengamat yang dihubungi KONTAN, hal yang paling penting untuk sukses berkarier sebagai sales adalah mengenali betul soal produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. "Yang harus dipahami dan dikuasai sales adalah segala sesuatu mengenai produk, mulai dari karakteristik, spesifikasi, dan terutama benefit dari produk tersebut," papar Deddy, yang sudah berkarier sebagai sales asuransi sejak 1995 silam.

Maklum, salah satu tugas dari sales adalah dia harus mampu meyakinkan pembeli untuk menggunakan produk atau jasa yang ia tawarkan, meskipun saat itu si pelanggan masih belum benar-benar membutuhkan produk atau jasa tersebut. Karena itu, seorang sales harus bisa meyakinkan konsumen bahwa suatu saat nanti si pelanggan akan benar-benar membutuhkan produk atau jasa yang ia tawarkan.

Karena itu, sebelum turun ke pasar menawarkan produk atau jasa, seorang tenaga penjual sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu mengenai target pasar yang sesuai. Dengan demikian, peluang si tenaga penjual sukses menjual produk atau jasanya lebih besar.

Selain sales pada umumnya, ada juga profesi yang disebut sales engineer. Biasanya posisi sales engineer ini dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan teknologi informasi (TI) maupun elektronika.

Nah, kalau si karyawan berprofesi sebagai sales engineer, ia tidak cukup hanya mengenal karakter dan manfaat dari produk yang ia tawarkan. Ia juga wajib memiliki pengetahuan teknis mengenai produk yang ia tawarkan, mulai dari mesin hingga aplikasi sistem.

Seorang sales engineer juga harus bisa menyediakan solusi secara teknis bagi pelanggan, terkait produk yang ia tawarkan. Ia harus bisa meyakinkan pelanggan bahwa produk yang ia tawarkan sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan

Karena itu, sales engineer kerap menjadi pendukung dalam tim sales di perusahaan. Biasanya, sales engineer baru mulai beraksi setelah anggota lain dari tim sales melakukan pendekatan awal kepada pelanggan. Sales engineer akan menindaklanjuti pendekatan tersebut dengan mempresentasikan produk yang ditawarkan, termasuk dari sisi teknis.

Untuk mengembangkan kemampuan sebagai sales, para pelaku profesi ini bisa mengikuti berbagai pelatihan yang menunjang profesi. Menurut Deddy, seorang sales perlu mengikuti pelatihan atau pendidikan yang terkait dengan jenis produk yang dipasarkan. "Pendidikan atau keterampilan yang berkaitan dengan jenis produk yang dipasarkan sangat membantu seorang sales dalam penguasaan produk," ujar dia.

Ambil contoh, sebagai sales asuransi, Deddy juga mengikuti pelatihan financial planner. Asal tahu saja, sejak Juni 2011 lalu Deddy sudah mendapat gelar Certified Financial Planner (CFP) dan Qualified Wealth Planner (QWP).

Hal ini membantu Deddy dalam menawarkan produk asuransinya. "Saya selalu berusaha memberikan solusi yang terbaik sesuai dengan kebutuhan nasabah, saran-saran terbaik sesuai dengan tren perkembangan investasi," tuturnya.

Selain itu, tentu saja seorang sales perlu mengikuti pelatihan untuk mengembangkan kemampuan ia menjual barang. Saat ini cukup banyak lembaga yang menggelar pelatihan salesmanship. Komunitas-komunitas sales juga kerap menggelar pelatihan serupa. "Seorang tenaga penjual harus dibekali dengan keahlian berkomunikasi dan cara-cara melakukan pendekatan ke klien," kata Nining.

Dengan demikian, si salesperson tersebut tahu kapan harus menjadi pendengar yang baik di depan klien, serta kapan bisa bersikap agresif. Pihak perusahaan sendiri biasanya memberikan pelatihan terlebih dulu terkait hal tersebut kepada tenaga penjual baru.



Perusahaan lebih suka B2B

Kalau si salesperson mengincar jabatan yang lebih tinggi lagi, ada baiknya juga ia mencari sertifikasi profesi. Misalnya saja Certified Professional in Sales Management (CPSM). Sertifikasi ini akan bermanfaat bila si sales naik jabatan jadi sales manager.

Jenjang karier sales sendiri cukup panjang. Pada umumnya seorang tenaga penjual akan melewati jenjang karier sebagai sales executive, sebelum bisa diangkat menjadi sales supervisor. Setelah itu, ia masih bisa naik pangkat menjadi sales area manager.

Bila prestasinya bagus, si salesperson berpeluang menempati posisi sebagai national sales manager, lalu menjadi general manager sales. Setelah melewati posisi tersebut, barulah kemudian dia bisa diangkat menjadi sales director. Di sebagian perusahaan, jabatan sales kadang juga dipadukan dengan marketing.

Pada praktiknya, jenjang karier sales yang sesungguhnya berbeda dengan kenyataan di lapangan. Seorang salesperson kerap memperkenalkan diri sebagai orang yang memangku posisi tinggi, misalnya sales manager.

Ini dilakukan agar mereka dipandang oleh kliennya. Sebab mereka harus mampu tampil penuh percaya diri. "Makanya mereka kadang-kadang punya dua kartu nama," kata Nining.

Bila ingin karier sebagai sales cepat berkembang, ada baiknya bila salesperson tersebut bisa mencari pelanggan korporat. Menurut Haryo, saat ini kebanyakan perusahaan lebih menyukai salesperson yang bisa melakukan penjualan business to business (B2B). "Karena penjualan dengan model B2B ini nilainya biasanya besar," tandas Haryo.

Agar bisa sukses melakukan penjualan secara business to business, seorang tenaga penjual tentu harus memiliki jaringan yang luas dan kuat. Karena itu, seorang tenaga penjual juga harus terus menjaga jaringan klien yang ia miliki.

Bila tenaga penjual bisa membukukan penjualan dalam nilai besar, tentu perjalanan kariernya juga akan lebih mulus. Tapi, menurut Nining, peluang karier seorang salesman tidak semata ditentukan oleh seberapa besar keuntungan yang diberikan kepada perusahaan.

Pihak perusahaan juga akan mempertimbangkan kemampuan kepemimpinan atawa leadership seorang salesman bila ingin mempromosikannya ke jabatan manajerial yang lebih tinggi. "Kalau tidak bisa memimpin, meskipun prestasi penjualannya bagus, akan sulit untuk memperbaiki jabatan," cetus Nining.

Selain itu, hal yang paling penting harus dilakukan oleh seorang sales adalah menjaga kepercayaan pelanggan. Plus, meski ia bertindak atas nama perusahaan, sales juga harus bisa menempatkan kepentingan pelanggan sebagai prioritas.

Denny menuturkan, hal-hal tersebut akan membuat pelanggan menjadi loyal terhadap produk maupun jasa yang ditawarkan. "Saya selalu berusaha melayani nasabah dengan menggunakan hati, selalu memberikan yang terbaik kepada nasabah dan menempatkan kepentingan nasabah di atas segalanya," kisah dia.

Hasilnya, para pelanggan Denny kerap merekomendasikan keluarga maupun relasi mereka untuk membeli produk asuransi dari dia. Dengan demikian, Denny juga tidak lagi repot bergerilya mencari nasabah baru. "Saya selalu berusaha menempatkan diri sebagai professional consultant, bukan sebagai sales yang menekankan pada penjualan," ujarnya.

Jadi, siapa bilang salesman itu pekerjaan rendahan?









Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×