kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sandal bambu terkerek berkat semangat go green


Rabu, 08 Juni 2011 / 13:16 WIB
Sandal bambu terkerek berkat semangat go green
ILUSTRASI. Awan hitam di atas gedung bertingkat di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (12/1/2019). Cuaca besok di Jabodetabek sebagian besar hujan, menurut ramalan BMKG.


Reporter: Dharmesta, Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Semangat go green yang sedang melanda masyarakat terus membuka peluang-peluang bisnis baru. Salah satunya adalah usaha pembuatan sandal berbahan bambu. Dua tahun belakangan, penjualan sandal berbahan baku bambu ini terus meningkat antara 25% hingga 30%.

Tren go green secara tak langsung mendukung usaha pembuatan sandal berbahan bambu. Ifado Alif Yusfi, produsen sandal bambu, menuai kenaikan penjualan hingga 30% pada tahun ini. Soalnya, banyak orang mulai mengurangi penggunaan bahan baku plastik.

Ifado mulai menawarkan sandal bambu sejak dua tahun lalu sebagai pengembangan usaha pembuatan keset miliknya. Pemilik juragankeset.com ini memilih bambu sebagai bahan baku utama sandal buatannya lantaran harganya yang murah. Selain itu, bambu juga tak disukai rayap.

Sandal bikinan Ifado terbuat dari bambu yang terlebih dulu dibentuk menyerupai lidi. Ia menyediakan berbagai pilihan motif dengan ukuran mulai 36 hingga 41. "Berbeda dengan yang lain, sebagai grosir, saya membebaskan pembeli untuk memilih ukuran dan motif yang paling laku tanpa kewajiban membeli ukuran yang lain" ujar Ifado.

Untuk penjualan grosir, Ifado memasang harga Rp 18.000 per pasang dengan pembelian minimal satu lusin. Biasanya, ketika sampai di tangan pedagang, banderol harga sandal bambumya berkisar Rp 22.000-Rp 25.000.

Menurut Ifado, sandalnya banyak disukai kaum hawa, terutama yang suka dengan desain etnik dan unik. Agar pembeli tak bosan, ia pun aktif menciptakan motif baru. Pembeli pun bisa membuat motif sendiri. Namun, minimal pemesanan harus sebanyak 50 lusin.

Setiap bulan, Ifado mampu mengumpulkan omzet sekitar Rp 10 juta dari penjualan sandal bambu. Selain tren go green, peningkatan pendapatan juga didukung oleh penyebaran agen hingga seluruh Indonesia.

Tak hanya Ifado, permintaan sandal bambu buatan Aditama Surya, pemilik Adith Collection di Bandung, juga terus naik. "Dua tahun terakhir, permintaannya naik hingga 25%," ungkap dia.

Menurut pria 37 tahun itu, keunggulan sandal anyaman bambu adalah motifnya yang beragam. Tak heran, banyak orang tertarik membeli dan memakai sandal yang dipasarkan melalui dunia maya ini.

Aditama bilang, kebanyakan konsumennya adalah orang-orang yang peduli terhadap alam. "Mereka mengerti pentingnya bahan bambu sebagai pengganti plastik karena lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Semangat untuk kembali ke alam ini pula yang ditonjolkan Aditama pada promosi maupun pameran-pameran yang sering ia ikuti. "Produk yang terbuat dari bambu tidak seperti bahan plastik yang tidak bisa di daur ulang," katanya.

Aditama yang sudah empat tahun menggeluti usaha sandal berbahan bambu mengaku bisa menjual hingga 1.000 pasang ke wilayah Jabodetabek, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dengan harga jual mulai Rp 7.000 sampai Rp 15.000 sepasang, omzet yang masuk ke kantongnya Rp 10 juta per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×