Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Johana K.
Sapi yang gemuk, sehat dan juga menyehatkan, tentu menjadi buruan bagi penjagal sapi. Salah satu jenis sapi berbobot besar yang kini banyak diternakkan adalah sapi limosin. Konon sapi ini pertama kali dikembangkan di Perancis.
Di Indonesia, sapi ini juga bukan pendatang baru. M. Iskandar atau yang akrab disapa Joni sudah menernakkan sapi limosin sejak tahun 2010. Saat ini di peteranakan Santri Mandiri di Bogor, ia memelihara 6 ekor sapi limosin. “Masih ada 30 sapi lagi di peternakan mitra,” jelas Joni.
Menurut Joni kelebihan sapi ini dibanding jenis lainnya ada pada peningkatan berat badan yang tergolong cepat. Peningkatan berat badan sapi limosin bisa mencapai 1,5 Kilogram per hari. Meski demikian, menurut Joni, jenis sapi ini masih kalah dengan sapi lokal asal NTB, yakni jenis sapi SO.
“Persentase karkasnya masih kalah dengan sapi lokal SO maupun sapi bali,” jelas Joni. Meski demikian, jenis sapi ini tetap dapat dijual dengan harga tinggi. Pada hari biasa, sapi limosin dijual dengan harga Rp 45.000-Rp 46.000 per kilogram. “Kalau Idul Adha baru patok harga per ekor,” tutur Joni.
Sebagai peternak, Joni tidak melakukan peranakan di peternakannya. Sehari-hari Joni melakukan penggemukan. Biasanya sapi limosin yang akan dia gemukkan didatangkan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Lebih banyak dari Jawa Timur, karena harganya lebih murah,” tutur Joni.
Sekali memasok, biasanya Joni mendatangkan 15 ekor sapi limosin. Sapi-sapi tersebut ia beli dengan harga Rp 50.000-Rp 60.000 per kilogram. Memang hal ini menjadi kekurangan bisnis penggemukan sapi limosin yang dirasakan Joni. Harga anakannya justru lebih mahal dibandingkan harga jual setelah penggemukan.
Meski demikian, penjualan sapi limosin di peternakan Joni terbilang lancar. Tidak memasarkan lewat media dalam jaringan, Joni pilih pasar terdekat untuk jual sapi ternakannya. Dalam satu bulan, Joni bisa menjual sekitar 60 ton sapi, atau setara 5 ekor sapi limosin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News