kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sedapnya laba usaha Bakwanku Kawi Malang


Jumat, 26 April 2013 / 15:49 WIB
ILUSTRASI. kurs jual beli dolar AS di BCA, Selasa (16/11)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/03/2020.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Bakwan Malang merupakan salah satu kuliner asli Indonesia yang punya banyak penggemar. Itu sebabnya, Ady Wahyudi tak ragu terjun ke bisnis ini. Ia merintis usaha dengan mengusung merek Bakwanku Kawi Malang di Tebet, pada 2007.

Sesuai namanya, Ady menawarkan menu bakwan, yang terdiri dari bakso, pangsit dan tahu baso. Harga satu porsi tergantung jumlah bakwan yang dibeli konsumen. “Per item harganya Rp 1.000,” ungkapnya.

Kini, Ady sudah memiliki tiga outlet dan 14 gerobak Bakwanku Kawi Malang di Jakarta. Di samping itu, ada pula lima outlet milik mitra yang tersebar di Jakarta dan Bekasi.

Asal tahu saja, beberapa bulan setelah merintis usahanya, Ady langsung menawarkan kemitraan. Sistem kerjasamanya praktis.  Calon mitra hanya perlu menyiapkan dana Rp 1,65 juta untuk mendapatkan perlengkapan masak, etalase, serta bahan baku untuk 50 porsi. “Bahan baku tersebut sudah termasuk daun bawang, kuah dan pelengkap lainnya,” paparnya.

Sedangkan, untuk tipe outlet atau gerai, calon mitra harus merogoh kocek lebih besar, yaitu berkisar Rp 5 juta-Rp 7 juta. Pasalnya, mitra akan diberikan peralatan pendukung seperti dekorasi, meja, dan kursi.

Ady mengaku, gerai yang sudah ada, rata-rata bisa meraih omzet sekitar Rp 100.000 sehari, atau setara Rp 3 juta sebulan. Keuntungan bersih ditargetkan sekitar 25%.  

Jika mencapai target itu, mitra dengan investasi Rp 1,65 juta, sudah bisa balik modal dalam 3-4 bulan. Sedangkan, mitra yang membeli paket plus dekorasi dan peralatan, bisa balik modal dalam waktu 8-12 bulan.

Ady bilang, jika calon mitra ingin dipersiapkan perlengkapan dekorasi, meja dan kursi, bisa dikonsultasikan terlebih dahulu. Ini untuk menyesuaikan kebutuhan dan lokasi mitra. “Kalau hanya di komplek, tinggal pasang tenda, tambah bangku dan meja plastik sudah bisa,” ujarnya.

Sejauh ini, Ady tidak memasang target spesifik penambahan jumlah mitra. Pasalnya, ia belum melakukan promosi khusus untuk menjual kemitraan ini. “Biasanya calon mitra yang datang karena informasi dari mulut ke mulut,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×