kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sedapnya peluang bisnis nasi bakar khas Sunda


Jumat, 17 Oktober 2014 / 15:11 WIB
Sedapnya peluang bisnis nasi bakar khas Sunda
ILUSTRASI. Manfaat daun sirih untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri

Nasi bakar merupakan salah satu makanan khas Jawa Barat. Lantaran banyak peminatnya, menu nasi bakar ini banyak dijual mulai pinggir jalan hingga restoran. Kemitraan nasi bakar juga terus bermunculan.

Salah satu pemain yang gencar menawarkan kemitraan nasi bakar adalah Dito Baskoro yang mengusung brand Nasi Bakar Sunda X'press di Jakarta. Berdiri Agustus 2014, Dito resmi menawarkan kemitraan bulan Oktober ini.  Saat ini, Nasi Bakar Sunda X'press sudah memiliki dua gerai milik sendiri di Jakarta. "Satu di kawasan Blok M dan satu lagi di Manggarai," kata Dito.

Nasi Bakar Sunda X'press menyajikan aneka menu nasi bakar. Antara lain nasi bakar ayam, nasi bakar empal pedas, nasi bakar cumi kecap, nasi bakar udang, nasi bakar teri, nasi bakar daging, dan lain-lain. "Menu yang paling laris adalah nasi bakar empal pedas dan nasi bakar daging," ujar Dito. Harga nasi bakar ini dibanderol mulai Rp 27.000 hingga Rp 37.000 per porsi.

Kemitraan Nasi Bakar Sunda X'press mengusung konsep konter dengan lokasi di food court atau ruko. Namun, Dito lebih mengutamakan di mal agar lebih mudah dicari pelanggan. Jika mitra berminat, cukup menyiapkan dana sebesar Rp 18 juta.

Dengan biaya tersebut, mitra mendapat perlengkapan masak, perlengkapan penyajian, pelatihan dan seragam karyawan, bahan baku, resep, perlengkapan promosi, dan hak menggunakan merek dan selama lima tahun.

Setelah melewati lima tahun, mitra cukup membayar biaya perpanjangan sebesar 10 juta. "Kerja sama ini tidak ada lagi biaya royalti bulanan," ujarnya. Hanya, jika tim supervisi datang mengecek, mitra harus membayar sebesar Rp 150.000. Ia menargetkan, mitra bisa mengantongi omzet minimal Rp 500.000 hingga Rp 600.000 per hari. 

Namun, khusus akhir pekan ditargetkan bisa mengumpulkan omzet hingga Rp 1 juta. Setelah dikurangi biaya operasional, mitra bisa mengantongi laba bersih hingga Rp 25% dari omzet. "Balik modalnya bisa didapat setelah enam bulan  sampai tujuh bulan," kata Dito.

Menurut Dito, target itu bisa tercapai asalkan lokasi yang dipilih strategis dan ramai orang. Maka itu, ia menyarankan mitra memilih lokasi di mal atau pusat perbelanjaan. Luas tempat yang dibutuhkan minimal 12 meter persegi dengan dua karyawan.        

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×