Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri
Tawaran kemitraan es teh terus bermunculan. Salah seorang pengusaha es teh yang gencar menawarkan kemitraan adalah Irwan Mahmud yang mengusung brand Tea Talk Indonesia di Makassar, Sulawesi Selatan. Berdiri Februari 2013, ia pertama kali membuka usahanya di sekitar Pantai Losari. Untuk mengembangkan usahanya, sejak Mei 2014, Irwan mulai menawarkan kemitraan.
Tea Talk Indonesia sudah memiliki 12 gerai yang tersebar di Makassar, Palopo, Bulukumba, dan Pare-pare. Dari 12 gerai itu, gerai milik sendiri ada empat dan sisanya milik mitra. Saat ini mitra usahanya memang masih di sekitar Sulawesi saja. "Tapi dalam waktu dekat, kami akan buka gerai baru di Cilacap dan Yogyakarta," katanya.
Tea Talk Indonesia menyajikan es teh aneka rasa dengan tambahan bola bubble atau topping lainnya. Total ada 12 pilihan rasa, seperti milk tea, original tea, chocolate cream, avocado, melon panda, taro, chocolate banana, green tea latter, moccacino, stroberi, hingga blackcurrant. "Varian yang paling laris adalah milk tea dan original tea," katanya.
Ia membanderol harga tehnya mulai Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per cup. Dalam kemitraan ini, Tea Talk Indonesia menawarkan tiga paket investasi. Yaitu paket aman senilai Rp 6 juta, Paket bagus Rp 7 juta, dan paket classic Rp 8 juta.
Mitra mendapat fasilitas booth, gelas ukur, sendok, blender, shakebottle, boks es, pipet, gelas kemasan, bubuk rasa, sirup, dan toples. "Khusus paket pertama tidak dapat blender dan boks es dengan pasokan bubuk rasanya hanya 6 kilogram (kg)," katanya. Sedangkan paket lain mendapat bubuk rasa 10 kg.
Irwan menargetkan, setiap gerai bisa menjual minimal 40 porsi–50 porsi per hari. Ada pun perolehan omzetnya Rp 600.000 per hari atau Rp 15 juta per bulan. Dengan laba bersih 60%, mitra balik modal dalam dua bulan. Target tersebut bisa tercapai asal lokasi berjualan strategis, seperti food court atau di depan minimarket.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News