Reporter: Yuthi Fatimah | Editor: Rizki Caturini
Para pedagang batu akik di Pasar Dervis, Bogor mengaku tidak kesulitan dalam memperoleh pasokan batu akik. Yang sulit justru mencari gagang cincinnya.
Seperti dialami salah seorang pedagang bernama Agus Madi. Menurut Madi, sekarang ini banyak sekali pemasok batu akik sehingga mereka tidak kesulitan. "Tapi kalau ring itu harus ambil di luar Bogor, seperti Jakarta. Karena di Bogor belum ada penyuplainya," kata Madi.
Untuk batuk akiknya sendiri, para pedagang mendapatkan pasokan dari para suplier di dalam maupun luar kota. Pasokan juga datang dari teman sesama komunitas pecinta batu akik.
Pasokan batu akik ini didatangkan dari berbagai daerah, seperti Aceh, Purbalingga, Maluku, Cilacap, Garut, hingga Papua. "Kalau batu dari Papua itu masih jarang. Kemarin saya ada tapi sudah terjual," kata Chris, pemilik toko Chris Owner Games Collection.
Untuk satu bongkah batu dengan berat 1 kilogram (kg), biasanya hanya bisa menjadi dua batu akik. Tapi itu tergantung jenis batunya juga. "Ada yang bisa terpakai semua tanpa sisa, tapi ada juga yang banyak terbuang," kata Chris.
Pengunjung sentra batu akik di Pasar Devris ini tidak hanya didominasi para pria. Banyak juga wanita yang gemar batu akik berburu batu di pasar ini. Usia mereka juga beragam, mulai dari siswa sekolah sampai pria dewasa.
Fenomena ini tak lepas dari booming batu akik dalam beberapa tahun terakhir. Selain pengunjung lokal, pembeli juga berasal dari luar negeri. "Pembeli saya ada yang dari Meksiko, Korea. Mereka biasanya mencari jenis batu mulia safir," kata Chris.
Menurut Chris, pecinta batu akik tak pernah surut. Selalu ada penggemarnya walaupun trennya selalu bergeser. Kalau dulu orang lebih suka batu luar, seperti blue dan king safir, tiga tahun terakhir, semakin banyak orang lebih menyukai batu lokal.
Menurut Agus, tren batu akik ini seperti virus yang sedang menjangkiti masyarakat Indonesia. "Sekali beli, pasti ketagihan," katanya sambil tertawa.
Pengunjung pasar ini kebanyakan konsumen langsung. Mereka membeli batu akik buat dipakai sendiri. Tapi kadang ada juga yang membeli untuk dijual kembali.
Bahkan, ada juga pembeli yang tidak suka memakai cincin. "Tetapi dia suka melihatnya saja. Dia beli, dikumpulkan, dan tak merasa rugi," jelas Chris.
Selain menjadi perhiasan, lanjut Chris, batu akik juga bisa menjadi barang investasi. Selain jenis batu bacan, batu motif kini banyak digemari masyarakat.
Batu motif atau sering disebut batu gambar ini menampilkan motif-motif tertentu di batu, seperti ikan koi, lafaz Allah, sosok tentara, pohon, bebek, gunung meletus, dinosaurus, dan masih banyak lagi motif lainnya. "Batu motif ini termasuk jenis batu kalsedoni," tutur Chris.
Sentra batu akik di Pasar Devris ini tidak hanya menjual cincin beserta batu akiknya. Di sini juga menawarkan jasa pembuatan cincin, pengasahan batu, dan layanan perbaikan cincin serta batu akik. Pasar ini sendiri buka sejak pukul delapan pagi hingga pukul sembilan malam. n
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News