kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Seluk-beluk mendapat pembiayaan buat usaha kuliner


Kamis, 19 Januari 2017 / 10:00 WIB
Seluk-beluk mendapat pembiayaan buat usaha kuliner


Reporter: Asih Kirana Wardani, Marantina | Editor: S.S. Kurniawan

Ketika usaha kuliner mulai berkembang, Anda mungkin perlu mempertimbangkan bahwa kini saat tepat untuk melebarkan sayap usaha Anda. Apalagi, jika Anda melihat dan yakin, pasar usaha kuliner Anda masih luas, sehingga potensi berkembang ke depan pun masih besar.

Daripada digarap orang lain, bukanlah lebih baik Anda kerjakan sendiri? Ekspansi itu bisa berupa peningkatan kapasitas bagi usaha kuliner semacam katering atau juga penambahan gerai untuk bisnis restoran atau kafe.

Sayang, banyak pengusaha ragu-ragu untuk mengembangkan usahanya hanya karena terganjal persoalan kurangnya modal usaha. Bagi sebagian orang, berutang masih menjadi hal yang menakutkan.

Padahal, utang bisa menjadi pengungkit usaha Anda. Syaratnya, bunga yang Anda bayar masih lebih rendah ketimbang potensi keuntungan usaha Anda.

Setidaknya, ada dua sumber pembiayaan yang paling lazim sebagai tempat meminjam uang, yakni koperasi dan bank. "Pinjaman koperasi umumnya lebih bersahabat untuk usaha mikro," ujar Prita H. Ghozie, konsultan keuangan dan Chief Executive Officer (CEO) ZAP Finance.

Lebih bersahabat lantaran persyaratannya tidak serumit mencari kredit di bank. Namun, koperasi biasanya mematok bunga lebih tinggi daripada bunga bank dan nilai pinjamannya pun relatif lebih kecil.

Lebih beragam

Sementara di perbankan, persyaratannya memang lebih banyak. Selain harus melengkapi berbagai dokumen, usaha harus sudah berjalan selama dua tahun. Selain itu, untuk kredit investasi, pemilik usaha harus memiliki porsi modal yang ia setor dari kantong sendiri.

Namun demikian, kredit di bank biasanya memiliki bunga yang lebih kompetitif ketimbang koperasi. Nilai pinjamannya pun bisa lebih besar, hingga ratusan juta, serta fasilitas kredit yang disediakan bagi pengusaha kuliner lebih beragam.

Tidak cuma kredit modal kerja, tapi juga kredit investasi. "Dan, juga pembiayaan kredit untuk produk trade finance, seperti bank garansi kepada supplier pengusaha kuliner," ungkap Agung Lesmana, Product Management Head, SME Division, Bank Danamon.

Untuk kredit modal kerja, biasanya bank menyediakan fasilitas pinjaman rekening koran, yang dapat digunakan secara fleksibel. Kapan saja pengusaha membutuhkan, ia bisa menarik sejumlah dana asalkan belum melebihi plafon yang disetujui bank.

"Untuk perhitungan bunganya, hanya dihitung berdasarkan pemakaian dan pengusaha bebas kapan pun melunasi pinjaman tersebut," kata Agung.

Adapun, untuk kredit investasi bagi pengusaha kuliner, bank biasanya punya fasilitas pembiayaan untuk pembelian ruko atau rukan yang akan menjadi cabang pengembangan usaha.

Bank Danamon, misalnya, menyediakan Kredit Tempat Usaha (KTU). Ini adalah fasilitas tunai untuk kegiatan usaha atau pemilikan tempat usaha atau perbaikan tempat usaha. Jenis tempat usaha beragam, mulai dari ruko, rukan, gudang, dan kios strata title.

Selain kredit modal kerja, kredit investasi dan produk trade finance, pengusaha juga bisa memanfaatkan kredit tanpa agunan (KTA) dari bank. Namun, kredit ini hanya disarankan bila pengusaha memiliki kebutuhan mendesak dan yakin keuntungan usahanya bisa menutup bunga KTA.

Maklum, KTA menggunakan sistem bunga flat sehingga jatuhnya bisa sekitar dua kali lipat bunga efektif yang biasa dipakai dalam perhitungan kredit usaha. Saat ini, bunga KTA bisa berkisar di atas 1% per bulan atau 12% per tahun.

Nah, jika Anda merasa sudah saatnya mengembangkan usaha, berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dan pertimbangkan bila akan mencari pinjaman dari bank:

  • Persyaratan kredit

Pertama, tentu Anda harus mencermati persyaratan yang ditetapkan bank untuk mendapatkan fasilitas kredit. Anda akan diminta melengkapi dokumen, berupa kartu tanda penduduk (KTP), memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP), serta surat izin usaha, yang terdiri dari tanda daftar perusahaan (TDP) dan surat izin usaha perdagangan (SIUP).

Selain itu, Anda harus menyerahkan fotokopi rekening bank selama tiga bulan terakhir. Ini untuk mengetahui penghasilan dan kemampuan Anda dalam membayar cicilan utang kelak.

Bank juga akan meminta Anda menyerahkan laporan keuangan usaha Anda. Laporan keuangan ini terdiri dari neraca, laporan rugi laba, dan laporan arus kas.

Sebaiknya, Anda sudah disiplin membuat laporan keuangan ini sejak memulai usaha. Laporan keuangan ini tidak terlalu rumit, yang sederhana saja.

Setidaknya, berisi penjualan setiap bulan dan pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan, misalnya pembelian bahan baku, pembayaran listrik, air, telepon, dan biaya karyawan. "Selain itu, perlu juga diketahui aset-aset yang dimiliki dan utang, jika ada," imbuh Agung.

Oh, iya, untuk bisa mendapatkan fasilitas kredit dari bank, usaha Anda harus sudah berjalan minimal selama dua tahun.

Syarat umum lain yang biasa diminta bank adalah jaminan atau agunan. Agunan ini bisa berupa aset yang terkait dengan usaha maupun aset yang tidak terkait usaha alias aset pribadi.

Untuk fasilitas kredit produktif yang bersifat investasi atau pengembangan usaha, jaminan utamanya adalah objek yang dibiayai oleh pinjaman tersebut. Misalnya, untuk kredit pemilikan tempat usaha seperti membeli ruko atau rukan yang akan digunakan untuk gerai baru dari pengusaha kuliner, jaminannya harus ruko atau rukan yang dibeli tersebut.

Adapun, untuk fasilitas pinjaman modal kerja, agunannya bisa berupa aset yang terkait maupun yang tidak terkait dengan usaha. Contohnya, rumah tempat tinggal, ruko atau rukan, gudang, dan aset tetap lainnya, seperti tanah dan bangunan.

"Sebaiknya menggunakan aset di luar rumah tinggal pribadi sang pemilik," saran Prita. Ini untuk menghindari risiko usaha bangkrut dan bank menyita rumah tempat tinggal.

Jika tidak memiliki aset tanah dan bangunan, deposito dapat juga menjadi alternatif agunan kredit modal kerja.

  • Nilai pinjaman ideal

Berlawanan dengan orang yang takut berutang, ada juga orang yang terlalu senang mendapatkan utang sehingga tidak mengukur kemampuannya dalam membayar pinjaman tersebut. Bahkan, kalau perlu, mengakali laporan keuangan atau menjaminkan segala aset miliknya demi mendapatkan utang sebesar-besarnya. Tentu, ini juga bukan hal yang baik.

Bank sendiri sebenarnya sudah punya tim dan alat untuk menganalisis kelayakan calon debitur dan nilai kredit yang layak diberikan kepada calon debitur tersebut. Alhasil, jumlah pinjaman yang diberikan sesuai dengan tingkatan kelayakan dari pengusaha kuliner tersebut.

Dus, bank dapat memberikan pinjaman melebihi nilai jaminan fixed asset atau aset tetap yang diberikan jika menurut penilaian bank, pengusaha kuliner tersebut mampu mengembalikan pinjaman bank yang diberikan berdasarkan analisis dari perputaran usahanya.

Namun demikian, bank biasanya memberikan pinjaman dengan tetap memperhitungkan kebutuhan pembiayaan pengusaha, karena tujuan pinjaman adalah memajukan usaha.

Lantas, bagi Anda, bagaimana patokan sederhananya? Prita memberi dua indikator. Pertama, rasio pinjaman terhadap aset yang dijaminkan tidak lebih dari 50%. Kedua, "Kemampuan bayar cicilan maksimal 25% dari omzet bulanan," imbuh dia.

  • Tenor & bunga ideal

Tenor atau lama pinjaman dan tingkat bunga kredit juga mesti menjadi pertimbangan yang tak kalah penting. Salah berhitung, bisa-bisa pembayaran cicilan kredit Anda bisa terhenti di tengah jalan alias macet.

Bila ini terjadi, bukan saja buruk bagi usaha, tapi juga buruk bagi peringkat kredit Anda ke depan. Sebab, Bank Indonesia akan mencatat seluruh riwayat kredit Anda. Riwayat kredit yang buruk akan memengaruhi kemampuan Anda untuk mencari pinjaman di masa mendatang.

Tenor yang ideal tentu berbeda-beda bagi setiap debitur, tergantung pada kemampuan masing-masing. Untuk kredit angsuran seperti investasi, panjangnya tenor yang ideal adalah di mana cicilan per bulannya tidak memberatkan usaha debitur.

Dus, debitur masih dapat mengembangkan usahanya dengan baik. Sebagai contoh, KTU dari Danamon bisa memberikan tenor sampai dengan 20 tahun untuk kredit pemilikan ruko dan rukan.

"Tersedia opsi balloon payment dengan jangka waktu delapan tahun bagi pengusaha yang ingin cicilan lebih ringan, dengan melunasi sebagian angsuran pokoknya secara langsung pada akhir tenor," tutur Agung.

Untuk kredit modal kerja, biasanya bank menyediakan fasilitas pinjaman rekening koran dengan jangka waktu hingga setahun dan bisa diperpanjang bila masih diperlukan.

Meski begitu, Prita menyarankan, sebaiknya pengusaha memahami apa tujuannya meminjam kredit terlebih dahulu, apakah untuk kebutuhan investasi atau modal kerja. Menurutnya, pengusaha sebaiknya mengusahakan masa pinjamannya berkisar tiga bulan hingga 24 bulan. "Jika untuk modal kerja, maka tenor maksimal tiga bulan," saran dia.

Soal bunga pun demikian. Semua tergantung dengan simulasi kekuatan arus kas masing-masing calon debitur. Saat ini, untuk kredit pemilikan aset tetap seperti ruko dan rukan, banyak bank menawarkan sistem bunga fixed alias tetap untuk jangka waktu tertentu, misalnya dua tahun atau tiga tahun.

Bank Danamon, contohnya, menawarkan bunga tetap sebesar 9,25% per tahun selama tiga tahun, khusus untuk pembelian ruko dan rukan yang akan dijadikan outlet baru.

Adapun, untuk jenis tempat usaha selain ruko dan rukan, seperti gudang, bengkel, atau kios strata title, Danamon memberikan bunga tetap 9,75% per tahun sampai 3 tahun. Plus, cash back dari saldo dana tabungan atau giro yang mengendap, subsidi nilai tukar valas, dan bebas biaya transaksi jika saldo giro bisa terus ditingkatkan.

Meski bank berlomba menawarkan bunga rendah, kemampuan usaha Andalah menjadi penontonnya Prita memberikan rumus, beban bunga dari kredit Anda tidak boleh lebih dari 10% terhadap laba.

Selain itu, jangan malas membanding-bandingkan tawaran tingkat bunga dari beberapa jenis kredit. Jadi, Anda bisa mendapatkan bunga yang paling ringan untuk pengembangan usaha Anda.

Nah, apakah masih takut berutang ke bank?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×