kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Semangat selipkan ketrampilan bagi penghuni rusunawa Pulogebang


Sabtu, 21 April 2018 / 10:45 WIB
Semangat selipkan ketrampilan bagi penghuni rusunawa Pulogebang


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Hidup di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) dengan petak seadanya di ibukota memang tidak mudah. Tingginya tuntutan kebutuhan dan ekonomi Jakarta membuat segelintir orang terpaksa menghuni rusunawa sederhana milik pemerintah kota. Rusunawa seolah jadi pilihan terakhir bagi para penghuninya yang kebanyakan adalah korban gusuran atau relokasi.

Selain kebutuhan hidup sehari-hari, para penghuni rusunawa juga dibebani soal biaya sewa. Belum lagi, jika ada barang keperluan tambahan yang juga jadi tanggungan tersendiri bagi mereka. Para ibu penghuni rusunawa tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan sang suami. Mereka harus mengusahakan penghasilan tambahan.

Berangkat dari keprihatinan itulah, sejumlah kelompok, lembaga, perusahaan maupun komunitas tertentu memberikan pelatihan ketrampilan bagi ibu-ibu penghuni Rusunawa Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. 

Salah satunya seperti kegiatan pelatihan membatik yang dilakukan oleh Shopee Indonesia dengan menggandeng JKT Creative besutan Iwet Ramadhan.  "Saya sudah tiga minggu ikut pelatihan batik ini. Sekarang sudah lumayan lancar bikin pola, canting sampai tahap pewarnaan," tutur Rismayanti, salah satu peserta pelatihan batik saat ditemui KONTAN di Rusunawa Pulogebang.

Risma mengatakan, awalnya para ibu Rusunawa Pulogebang tidak ada yang memiliki ketrampilan dasar membatik. Semua belajar dari awal, mengenal motif batik, membuat pola, mencanting sampai diajari soal proses pewarnaan. Ia bilang pelatihan membantik ini semacam kursus ekspress. Dalam hitungan minggu, Risma dan beberapa ibu sudah bisa membuat produk batik sederhananya sendiri.

"Beberapa dari kami sudah ada yang bisa produksi sapu tangan dan scarf. Proses yang paling sulit ada di bagian mencanting. Saya butuh waktu tiga hari sampai bisa lancar dan bagus mencantingnya," ujar Risma sambil tertawa.

Pelatihan membatik yang diadakan Shopee dan JKT Creative ini diikuti oleh 30-an ibu Rusunawa Pulogebang. Setiap seminggu tiga kali mereka menyempatkan waktu dari pukul 09.00 - 13.00 untuk mengikuti kelas batik.

Co-founder JKT Creative, Iwet Ramadhan mengatakan, tertarik bekerjasama dengan program batik Shopee ini karena panggilan sosial dan kemanusiaan. Ia mengatakan, jika dilihat dari segi bisnis, JKT Creative tidak bisa mengambil margin laba yang terlalu besar, malah dikatakan marginnya sangat tipis untuk produk para ibu Rusunawa Pulogebang ini.

"Tapi ada banyak hal yang menurut saya priceless. Salah satunya adalah lihat ibu-ibu ini bisa latihan membatik tapi tetep bisa urus anaknya. Bahkan anaknya bisa ikut di sebelah ibunya, mereka juga bisa bermain tapi tetap dalam pengawasan ibunya," jelas Iwet.                                           

Melatih sekaligus menampung hasil karya perajin Pulogebang

MEski pelatihan membatik bisa menjadi salah satu modal untuk terjun ke dunia usaha, namun tak semua orang menyadarinya. Seperti di Rusunawa Pulogebang, Jakarta Timur ini. Butuh upaya yang cukup kuat untuk mengajak para ibu di rusunawa ini untuk belajar membatik.

Co-founder JKT Creative, Iwet Ramadhan mengatakan, tak mudah untuk mendorong minat para ibu sekaligus meyakinkan mereka bahwa program membatik ini bisa meningkatkan perekonomian mereka. Bahkan, beberapa diantara para ibu Rusunawa Pulogebang sempat ada yang menolak untuk belajar membatik.

"Program ini sifatnya bebas dan tidak memaksa. Tapi kebanyakan dari mereka ada yang antipati lebih dulu. Karena mereka menganggap kami mempunyai motif-motif politik kali ya. Wajar saja sih menurut saya, karena mungkin mereka sering dimanfaatkan waktu kampanye politik," jelas Iwet pada KONTAN.

Mengatasi persoalan tersebut, Iwet, tim JKT Creative dan tim Shopee Indonesia akhirnya melakukan pendekatan personal. Mereka mendekati salah satu "ketua" di tiap kelompok para ibu Rusunawa Pulogebang. "Istilahnya kami dekati ketua geng arisannya gitulah. Kalau satu orang ketua geng sudah mau ikut, biasanya ibu-ibu yang lain otomatis ikut," tuturnya.

Iwet lantas menjelaskan jika JKT Creative akan membangun kerjasama lanjutan dengan para ibu Rusunawa Pulogebang. Kerjasama tersebut berupa pembelian produk batik hasil karya yang mereka buat. JKT Creative akan membeli produk batik para ibu tersebut dengan sistem beli-putus.

Oleh karena itu, para ibu Rusunawa harus menjaga kualitas produk batik mereka dan mengembangkan produk sekreatif mungkin. Rencananya produk batik hasil kreasi ibu-ibu Rusunawa Pulogebang ini bakal dijual mulai Rp 50.000 - Rp 250.000 per potong atau per lembar.  

"Kami beli langsung dengan harga jual. Bukan mereka memasok produk ke kami lalu kami jual tapi belum bayar atau mereka jadi karyawan JKT Creative. Selama ini semua motif batik saya yang desain, para ibu ini bisa kreasi di bentuk produknya," tandas Iwet.

Saat ditanya berapa harga batik Rusunawa ini dibeli oleh JKT Creative, Rismayanti, salah satu peserta pelatihan batik Rusunawa mengatakan tidak mengetahui secara pasti berapa harganya. Adanya kepastian bahwa produk batik yang dibuatnya bisa dijual ke JKT Creative, dirinya sudah merasa senang.

"Saya kurang tau kalau masalah harga. Yang jelas dari membatik ini, saya bisa menambah penghasilan dan jelas ada yang mau membeli produk ini saja saya sudah senang," ungkapnya. Ia mengatakan jika dalam beberapa bulan ke depan, ia dan para ibu Rusunawa Pulogebang masih harus berlatih lebih giat sebelum siap menjual hasil karya mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×