kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sempat terpuruk, sebelum jajal konsep waralaba (2)


Selasa, 10 September 2013 / 17:05 WIB
ILUSTRASI. Promo Weekend Deals A&W periode 22-24 April 2022 (dok/AW Restoran)


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Ide berbisnis tercetus dalam benak Olivia Antoni, setelah membaca sebuah buku yang mengajak orang untuk merdeka secara finansial pada usia muda. Buku karangan Robert T. Kiyosaki itu menggugahnya sehingga ia bertekad untuk membuka usaha sendiri.

Alhasil, sejak 2011, sembari bekerja sebagai sales di sebuah perusahaan otomotif, ia pun rajin membangun jaringan untuk bekal bisnisnya kelak. "Penulis buku itu bilang,  membangun bisnis di samping pekerjaan utama sangat penting sebagai sekoci dalam diri. Jadi, jika terjadi sesuatu pada diri kita, masih punya penghasilan tetap dari bisnis," kenangnya.

Hingga akhirnya, setelah merasa cukup matang dan punya modal, Olivia pun merintis usaha showroom mobil pada 2007. Ia merogoh kocek sekitar Rp 20 juta untuk menyewa ruko kecil sebagai showroom di Cilegon, Banten, plus membeli perlengkapan kantor, seperti komputer.

Modal yang terbilang minim itu sudah tentu tidak cukup untuk membeli stok mobil untuk dipajang dishowroom. Namun, ia tak habis akal. Perempuan 37 tahun ini memajang mobil pribadinya dan mobil teman-temannya yang ‘menganggur’ dari pagi hingga sore. “Mereka titipkan karena mobil itu tidak terpakai selama mereka kerja di kantor,” bebernya.

Olivia menggunakan database customer dari perusahaan terdahulu sebagai jaringan bisnis. Berbekal pengalaman sebagai sales, ia pun mahir dalam transaksi jual beli.

Keberuntungan menghampirinya, ketika salah satu perusahaan taksi ternama di Jakarta, mengajaknya bekerja sama. Olivia diminta menjual mobil bekas yang sebelumnya dipakai untuk taksi. Stok mobil untuk dipajang di showroom pun mencukupi. Bahkan, dalam sebulan, ia berhasil menjual 30 unit mobil yang dititipkan perusahaan itu.

Setahun kemudian, setelah bisnis showroom cukup mapan, Olivia pun membidik ladang bisnis lain, yakni spa. Idenya muncul dari kondisi yang ia rasakan sendiri. Sebagai pengusaha, ia kerap merasa kurang fit setelah bepergian ke luar kota, sehingga langganan pergi ke tempat spa. "Saya melihat peluang besar di bisnis ini, dan memutuskan membuka usaha The Family Spa pada 2008," kata ibu tiga anak ini.

Untuk memulai usaha tersebut, ia bertemu dengan beberapa terapis handal yang menguasai keahlian memijat dan mencari sumber bahan baku spa.

Meski terbilang moncer, ternyata Olivia sempat terpuruk dalam bisnisnya. Sebagai pemilik showroom, ia sering membeli mobil untuk dijual kembali. Dananya dari pinjaman bank. Namun, ia jadi terbeban bunga pinjaman. “Saya pernah dapat pinjaman miliaran dari bank, tapi karena salah strategi, malah bangkrut,” kenangnya.

Modal dari bank yang seharusnya dipakai untuk tambahan modal, dipakai Olivia untuk membayar utang sebelumnya. Untunnya, ia tidak patah semangat. Ia menganggap kejadian itu sebagai pelajaran supaya selalu bersyukur dan kembali menyehatkan bisnisnya.

Agar bisnis terus berjalan, Olivia ganti strategi. Ia memilih konsep waralaba, yang kini terbukti sukses. Menurutnya, bisnis waralaba mudah diaplikasikan. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×