kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sensasi laba dari bisnis Mi Juara Pedas


Kamis, 16 Mei 2013 / 11:34 WIB
Sensasi laba dari bisnis Mi Juara Pedas
ILUSTRASI. Penyebab Penyakit Batu Kandung Kemih dan Cara Pencegahannya


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kuliner khas Jepang banyak diminati di Indonesia. Sebut saja sushi, shabu-shabu maupun bento. Yang tak kalah populer saat ini adalah mi ramen. Mi yang mengusung sensasi rasa pedas ini mampu menarik pasar di Indonesia, terutama para penyuka selera pedas.

Tak heran, di pusat perbelanjaan kini cukup mudah menjumpai gerai mi ramen. Salah satu yang tertarik menjajal usaha mi ramen adalah Ayodya Kunto di Cakung, Jakarta Timur. Ia mengusung merek Mi Juara Pedas (Jupe) sejak pertengahan tahun lalu.

Lulusan Sarjana Teknik Kimia ini mengaku, membuat sendiri olahan mi ramen,  agar berbeda dari kompetitor. Mie Jupe menawarkan 50 tingkatan pedas. Harga menu relatif terjangkau, yaitu Rp 10.000-Rp 15.000 per porsi.

Lantaran mendapat sambutan positif dari pasar, Ayodya menambah dua cabang di Bekasi. Jadi, kini total ada 3 gerai Mi Jupe.

Sejak April lalu, ia pun membuka peluang bagi mitra yang ingin mencicipi keuntungan dari usaha Mi Jupe. Meski namanya kemitraan, namun, sistem investasi dan bagi hasil tidak seperti kemitraan biasa. Di sini, mitra hanya sebagai investor yang menyetor modal. Pengelolaan dan hak milik gerai tetap berada di pusat. "Jadi, mitra hanya akan menerima keuntungan bersih tiap bulan selama 5 tahun," papar pria 30 tahun ini.

Mitra dipastikan mendapat keuntungan yang jelas, sebab gerai yang dikerjasamakan sudah beroperasi dan memiliki track record bagus.

Laba bersih 20%

Saat ini, Ayodya menawarkan tiga gerai untuk dikerjasamakan. Katanya, gerai di Cakung meraup omzet Rp 100 juta tiap bulan. Sedangkan, dua gerai di Bekasi beromzet Rp 50 juta sebulan.

Nah, calon mitra untuk gerai Cakung wajib menyetor investasi Rp 600 juta. Sementara, investasi gerai di Bekasi  sejumlah Rp 300 juta. "Sudah ada tawaran yang masuk untuk gerai di Cakung, sekarang masih kami proses," ujar Ayodya.

Mengacu pada track record tiga gerai itu, rata-rata bisa mencetak keuntungan bersih 20% dari omzet bulanan. Mitra berhak mendapat seluruh laba bersih tersebut sampai balik modal, yang diperkirakan 2,5 tahun.

Setelah balik modal, keuntungan bersih akan dibagi dua, sama rata antara mitra dan pusat. Ini berlaku sampai masa kontrak habis. Jika masa kontrak habis, Ayodya bilang, mitra tinggal memperpanjang kerjasama dengan membayar biaya kemitraan selama lima tahun.

Konsultan waralaba Khoerussalim Ikhsan menilai, sistem kemitraan yang ditawarkan Mi Jupe sebenarnya menarik. Namun, kurang lazim bagi usaha sekelas Usaha kecil dan Menengah (UKM). “Sistem seperti ini cocoknya untuk perusahaan yang cukup besar. Harus ada pondasi yang kuat untuk menawarkan sistem seperti itu,” paparnya.
 
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa sebelum menerapkan sistem bagi hasil, Mi Jupe setidaknya butuh waktu dua hingga lima tahun untuk lebih dahulu memperkuat manajemen internal. Ini tentu saja agar usahanya kuat terlebih dulu sehingga dana yang diinvestasikan mitra akan lebih aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×