kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra aksesori Legian: Mengimpor dari China (2)


Jumat, 27 Juli 2012 / 15:53 WIB
Sentra aksesori Legian: Mengimpor dari China (2)
ILUSTRASI. Logo-logo bank BUMN atau?Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) terlihat di mesin ATM?perbankan di Tangerang. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Selain dari Bali, pasokan aksesori di sentra penjualan aksesori di Jalan Legian Kaja, Denpasar juga didatangkan dari daerah lain. Antara lain dari Jawa Timur, Kalimantan, dan Papua. Bahkan, ada juga yang pedagang yang impor dari China. Selain produk jadi, mereka juga mendatangkan dalam bentuk bahan baku.

Sentra aksesori di Jalan Legian Kaja, Denpasar, Bali memang sudah terkenal. Berdiri sejak tahun 1960-an, sentra ini menyediakan beragam bentuk aksesori, seperti gelang, kalung, dan cincin. Aksesori tersebut terbuat dari berbagai bahan, seperti kaca, kayu, keramik, rotan, dan batok kelapa.

Selain dari wilayah Bali, pasokan aksesori juga didapat dari daerah-daerah lain di Indonesia. Di antaranya dari Jawa Timur, Kalimantan, dan Papua.

Bahkan, ada juga aksesori yang diimpor dari China. Namun, tidak semua aksesori tersebut didatangkan dalam bentuk produk jadi. Sebab, beberapa pedagang juga ada yang mendatangkannya masih dalam bentuk bahan baku. "Bahan baku itu kemudian kami buat di sini," kata Junup Sulaiman, salah seorang pedagang aksesori.

Namun, pedagang tidak mengerjakan sendiri pembuatan aksesori tersebut. Oleh mereka, bahan baku itu diserahkan kepada para perajin aksesori di Bali. Selanjutnya, mereka tinggal membayar ongkos kerja saja kepada para perajin tersebut.

Menurut Junup, para pedagang sudah memiliki agen yang rutin memasok bahan baku aksesori tersebut. "Jadi kami tidak perlu lagi menyambangi daerah pemasok bahan baku," ujarnya.

Junup bilang, produk aksesori maupun bahan baku yang dipasok dari tiap daerah berbeda-beda. Dari Jawa Timur, misalnya, pasokan bahan bakunya kebanyakan kulit kerang. Sementara dari Kalimantan dan Papua berupa bahan baku kulit. Adapun produk aksesori dan bahan baku dari China kebanyakan berupa kulit, kayu, dan kerang.

Pedagang lainnya, Made Sudarno juga mendapatkan produk aksesori dan bahan baku dari Jawa Timur, Kalimantan, Papua, dan China. "Aksesori dari kulit biasanya saya pasok dari Kalimantan dan Papua," ujarnya.

Ia mengaku, kehadiran aksesori yang bahan bakunya berasal dari luar Bali itu semakin menambah semarak produk-produk yang dijual di kiosnya. Sama seperti Junup, ia juga sudah memiliki langganan pemasok aksesori dan bahan baku yang rutin memasok kebutuhan kiosnya.

Kendati mendapat pasokan dari daerah lain, Made mengaku mayoritas barang dagangannya tetap berasal dari Bali juga. "Aksesori-aksesori dari fiberglass semua dibuat di sini," jelasnya.

Aksesori berbahan fiberglass ini dibanderol mulai Rp 20.000 sampai ratusan ribu rupiah. Sama halnya dengan Sudarno, pedagang lain seperti Mahmud juga mendapatkan pasokan aksesori dan bahan baku dari Jawa Timur.

Namun, ia tidak hanya mengandalkan pemasok. Saat berburu aksesori, ia juga kerap pergi sendiri ke Jawa Timur untuk memilih dan mencari aksesori yang unik-unik dan kemudian di pajang di tokonya. "Ke Jawa Timur kan dekat, tinggal menyeberang saja," ujarnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×