kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.520   0,00   0,00%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Sentra bunga Pondok Gede: Layanan 24 jam (2)


Selasa, 03 April 2012 / 15:34 WIB
Sentra bunga Pondok Gede: Layanan 24 jam (2)
ILUSTRASI. Ilustrasi. Seseorang minum segelas aIr hangat


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Dengan 20 kios bunga berjajar Jalan Raya Pondok Gede, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, para pedagang bunga bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Meski begity, persaingan mereka masih terbilang sehat.

Tidak ada pedagang yang mencari pelanggan dengan cara membanting harga jual. Agar bisa menggaet banyak pelanggan, mereka berlomba memberikan pelayanan yang terbaik. Lihat saja yang dilakukan Muhammad Badri, pemilik Indau Florist. Untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, ia terus mengasah pengetahuannya tentang bunga.

"Pengetahuan ini penting untuk memberikan rekomendasi bagi pelanggan yang kerap mencari bunga untuk segala kondisi dan keperluan," jelasnya.

Dengan memiliki pengetahuan yang cukup, pedagang dapat mencerna keinginan pelanggannya. Jika tak bisa memahami keinginan konsumen tentu pelayanan akan mengecewakan.

Menurut Badri, pedagang seringkali hanya sekedar ingin barang dagangannya laku, tanpa bisa memahami apa yang diinginkan oleh konsumennya. "Itu kan ironis, apalagi kalau pelanggannya lebih paham soal bunga ketimbang penjualnya," ucapnya.

Selain berusaha memahami keinginan konsumen, Badri juga berusaha menjaring pelanggan dengan membuka layanan selama 24 jam. Kendati kiosnya tutup pukul 20.00 WIB, ia selalu melayani jika tiba-tiba ada pesanan di tengah malam.

"Dalam situasi darurat seperti kematian, pemesanan bunga harus dikirim saat itu juga dan kami harus siap kapan pun," tuturnya.

Tetapi ada juga pedagang yang menempuh cara lain dalam menggaet pembeli. Contohnya, Muhammad Abbas, pemilik Wijaya Florist. Ia lebih mengedepankan kreativitas dalam menggaet konsumen.

Misalnya, dalam merangkai karangan bunga papan, ia sebisa mungkin mengkreasikan stok bunga lama dengan yang baru. Dengan begitu, stok lama yang terancam layu dan kering tidak terbuang.

Hanya saja, ia harus pintar memadukan berbagai warna bunga, sehingga enak dipandang. Jadi selain pelanggan puas, ia juga untung karena tidak ada bunga yang terbuang. "Tapi tentu diperlukan kreativitas dan keterampilan," ujarnya.

Selain kreativitas merangkai bunga, ia juga sangat memperhatikan tampilan kiosnya. Agar terlihat menarik, ia selalu mendekorasi tampilan kiosnya. "Bunga identik dengan keindahan, mestinya suasana kios mencerminkan hal tersebut," ucapnya.

Badri sendiri menjamin, semua pedagang di tempatnya berjualan memiliki pengetahuan tentang bunga. Sebab, hampir semua pedagang bunga di Pondok Gede pernah pekerja di toko bunga dalam waktu yang lama. "Jadi, hampir semua memiliki pengalaman lama dalam penjualan bunga," ujarnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×