Sumber: Kontan 5/2/2013 | Editor: Havid Vebri
Berdiri sejak tahun 1994, Pasar Pon, Ambarawa, Jawa Tengah, kini termasuk salah satu pasar burung terbesar di Jawa. Pasar ini cukup tenar di kalangan para pecinta burung, baik burung kicau maupun burung hias.
Pamor pasar ini mencorong lantaran koleksi burung yang dijual terbilang lengkap. Beberapa burung unik, bahkan yang sudah masuk kategori langka bisa ditemukan di Pasar Pon.
Contohnya, burung nuri dan kakatua. “Harga beberapa jenis burung langka memang mahal, tapi untuk burung yang habitatnya ada di Ambarawa, harganya relatif murah,” tutur Sidik Rukadi, salah seorang pedagang burung di Pasar Pon.
Beberapa jenis burung yang habitatnya ada di Ambarawa antara lain burung tledekan atau sulingan, decu, dan kacer hitam. Harga burung ini masih berkisar puluhan sampai ratusan ribu.
Beda dengan burung langka seperti cucakrowo dan anis merah. Kata Sidik, harga kedua jenis burung itu bisa mencapai jutaan rupiah.Selain langka, burung-burung itu juga didatangkan dari luar Ambarawa.
Pedagang lainnya, Endar Rosid mengatakan hal serupa. Menurutnya, ada beberapa jenis burung yang harganya lebih mahal jika dibandingkan pasar burung yang ada di Solo atau Jakarta. Namun demikian, para penghobi burung tidak keberatan.
“Namanya juga hobi, kalau sudah suka, ya tidak masalah meskipun harganya mahal,” kata dia. Endar bilang, semakin langka burung akan semakin mahal pula harganya.
Sementara, faktor kicauan burung atau warna biasanya tidak terlalu berpengaruh terhadap harga. Endar, misalnya, pernah menjual burung nuri yang warna bulunya tidak terlalu cerah, tapi terjual relatif mahal.
Beda dengan jenis burung biasa, seperti pleci. Meskipun bulunya bagus tapi karena bisa ditemukan di banyak tempat, maka harga burung ini relatif murah.
Endar bilang, konsumennya tidak terbatas dari Pulau Jawa saja. Banyak juga konsumen datang dari luar Pulau Jawa.
Berbeda dengan Septi Prima yang fokus berjualan burung merpati. Septi memilih hanya menjual merpati lantaran cepat laku.
Hanya dalam jangka waktu sehari atau seminggu, burung merpati di kiosnya sudah terjual. “Kalau jenis burung lain belum tentu terjual dalam tiga kali weton Pon (15 hari),” ujarnya.
Septi sendiri sudah berjualan burung merpati sejak tiga tahun terakhir. Pada hari biasa, Septi bisa menjual lima pasang burung merpati. Namun, saat weton Pon, penjualannya meningkat hingga dua kali lipat.
Selain menjual burung merpati, ia juga menjual aneka sangkar burung merpati. Satu sangkar burung dijualnya seharga Rp 40.000 – Rp 200.000.
Kata Septi, pasokan burung merpati selalu ada karena banyak peternak merpati di Ambarawa. Hampir setiap minggu, peternak memasok merpati kepadanya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News