Sumber: Kontan 7/12/2012 | Editor: Havid Vebri
Bila Anda hobi memelihara burung kicau dan tengah berada di Cirebon, tak ada salahnya mampir ke kawasan Lemah Wungkuk. Di tempat ini, terdapat pasar burung yang diramaikan sekitar 30 pedagang.
Tempat ini juga menyediakan seluruh keperluan untuk memelihara burung, seperti sangkar dan pakan. Dari Jalan Tuparev, Kecamatan Kedawung, Anda tinggal mengarahkan kendaraan menuju Jalan Veteran.
Setelah itu, belok ke kanan menuju Jalan Banteng. Begitu bertemu bundaran pelabuhan, belok lagi ke kanan menuju Jalan Lemah Wungkuk.
Setibanya di sana, Anda akan melihat deretan kios burung yang memenuhi sisi kanan dan kiri jalan. Selain di dalam kios, para pedagang juga memajang sangkar burung hingga ke pinggir-pinggir jalan.
Kendati disesaki kios pedagang, lokasi ini cukup nyaman buat berburu burung. Sebab, kondisi jalanannya lumayan lebar, sehingga tidak sumpek dan macet.
Sentra penjualan burung di Lemah Wungkuk ini sudah berdiri sejak tahun 1980. Awalnya, beberapa pedagang berjualan dengan menggunakan gerobak dorong yang diparkir di pinggir jalan. Kian lama, jumlah pedagang pun terus bertambah.
Kendati sudah banyak yang berjualan di kios, hingga kini masih ada beberapa pedagang yang memakai gerobak seperti itu. Mereka biasanya memilih tempat yang teduh sebagai lokasi berjualan.
Sambil menunggu pembeli, mereka duduk-duduk santai dengan kursi plastik yang dibawanya. Salah satu pedagang yang berjualan dengan gerobak adalah Irwan. Pria berusia 45 tahun ini telah berjualan burung di Lemah Wungkuk sejak 1989.
Ia memilih gerobak sebagai tempat berjualan karena lebih murah. Selain tidak membayar sewa kios, pembeli juga bisa lebih mudah melihat-lihat burung yang ia jual.
Irwan menjual aneka burung mulai dari kolibri, kutilang, lovebird, hingga murai. Harga burung termurah jenis kutilang dan cucak kebon yang dibanderol mulai Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per ekor.
"Kalau harga burung yang cukup mahal dan banyak diminati itu murai," tutur Irwan. Burung murai ini dibanderolnya mulai Rp 1,5 juta per ekor.
Pengunjung pasar burung ini bukan hanya warga Cirebon. Banyak juga warga dari sekitar daerah Cirebon yang singgah membeli burung di kawasan ini.
"Ada yang dari Bandung, Tasikmalaya, dan kota lain yang main ke Cirebon dan belanja burung di sini," tutur Irwan. Dari berjualan burung ini, Irwan biasa mendapat omzet Rp 8 juta hingga Rp 15 juta setiap bulannya.
Abeng, pedagang lainnya juga menjajakan burung di gerobak. Namun, ada juga burung miliknya yang dijual di kios milik koleganya.
Dalam sebulan, Abeng bisa memperoleh omzet Rp 10 juta-Rp 20 juta. Ada pun laba bersihnya 20%-30%. "Rata-rata ambil untung segitu, misalnya beli Rp 15.000, terjualnya Rp 20.000, hanya dikurangi ongkos beli makan sedikit," jelas Irwan.
Menurut Abeng, pembeli paling banyak datang di hari Minggu. Saat itu, pendapatannya bisa meningkat dibanding hari biasa.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News