kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.489   154,00   0,93%
  • IDX 6.789   22,70   0,34%
  • KOMPAS100 980   1,85   0,19%
  • LQ45 761   -0,97   -0,13%
  • ISSI 216   0,90   0,42%
  • IDX30 395   -0,04   -0,01%
  • IDXHIDIV20 473   1,15   0,24%
  • IDX80 111   -0,12   -0,11%
  • IDXV30 115   -0,74   -0,64%
  • IDXQ30 130   0,24   0,19%

Sentra cerakan kue Senen: Memperbanyak toko agar bisa bersaing (2)


Jumat, 07 Oktober 2011 / 15:33 WIB
Sentra cerakan kue Senen: Memperbanyak toko agar bisa bersaing (2)
ILUSTRASI. Mitra Adiperkasa (MAPI) membukukan rugi bersih Rp 197,4 miliar di kuartal ketiga 2020.


Reporter: Hafid Fuad | Editor: Tri Adi

Persaingan yang kian ketat sesama pedagang cetakan kue di Blok III Pasar Senen membuat omzet mereka menurun. Untuk bisa mengais laba, perlu strategi jitu, yakni dengan menambah jumlah toko. Itulah sebabnya, beberapa pedagang punya beberapa toko.

Sentra cetakan kue Blok III Pasar Senen menawarkan berbagai produk yang berkaitan dengan pembuatan kue. Beragam loyang dipajang mulai yang berukuran mini sampai jumbo. Tak hanya ukuran, berbagai bentuk cetakan kue dengan desain menarik juga ditawarkan di sini.

Mulai bentuk yang sederhana, seperti persegi, bintang, sampai yang sedikit rumit seperti bentuk boneka juga ada. Harga yang ditawarkan juga sangat bervariasi tergantung jenis dan ukuran.

Menurut Majdi Syarif alias Adi, pemilik Toko ABC di sentra cetakan kue Pasar Senen, saat ini, hampir semua produk cetakan kue berbahan baku aluminium. Selain lebih ringan, harga yang ditawarkan juga lebih murah. Bahkan untuk cetakan kue buatan perajin di Citeureup, Bogor, bisa 30% lebih murah dibanding produk yang sama buatan pabrik.

Memang saat ini, sentra cetakan kue Pasar Senen selain menampung karya perajin asal Bogor, juga dibanjiri produk pabrikan, baik produk lokal maupun impor. Dengan penampilan yang lebih rapi, produk impor banyak disukai pembeli walaupun harganya lebih mahal.

Sebenarnya, menurut Adi, mahal murahnya harga cetakan kue ditentukan oleh tebal tipisnya aluminium. Walaupun ketebalan hanya selisih beberapa milimeter, perbedaan harga cukup signifikan.

Perbedaan harga ini pula yang menurut Adi, cukup membuatnya pusing. Sebab banyak pelanggan baru yang tidak mengetahui mengapa harga cetakan mahal, sehingga mereka batal membeli.

Keluhan yang sama juga dikatakan oleh W Lung, pemilik toko cetakan kue ACC. Menurut Lung, beberapa tahun belakangan ini omzet yang didapatnya terus mengalami penurunan. Saat ini, jika kondisi sepi, rata-rata omzet yang diperoleh Lung tak lebih Rp 400.000 per hari. "Jika ramai bisa mencapai Rp 1 juta per hari," tambahnya.

Lung mengaku tidak tidak mengetahui mengapa omzetnya terus menurun. Yang pasti, mahalnya berbagai kebutuhan pokok yang membuat masyarakat berhenti membuat kue atau setidaknya berhenti membeli cetakan. "Kami tidak bisa memprediksi kapan pengunjung ramai," ujarnya.

Sebenarnya tidak semua toko di sentra cetakan kue Pasar Senen menurut omzetnya. Adi mengaku omzetnya masih stabil di kisaran Rp 15 juta per per bulan per toko. Adi memiliki delapan toko serupa di Blok III Pasar Senen dan tiga di luar Pasar Senen. Kalau dari seluruh toko, Adi bisa mendapatkan omzet Rp 50 juta per bulan. Dari total omzet, "Bersihnya sekitar Rp 20 juta," ujar Adi.

Walaupun omzetnya stabil, Adi mengakui, dagang cetakan kue di Pasar Senen saingannya semakin ketat. Semakin banyaknya penjual yang menjajakan barang yang sama, membuat pedagang harus pintar-pintar pasang strategi untuk menarik pembeli.

Inilah yang mendorong Adi membuka delapan toko di lokasi yang sama. Sebab, menurutnya, untuk mendapat keuntungan besar, pedagang harus mempunyai banyak toko sehingga volume penjualan meningkat.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×