Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Tri Adi
Perajin dan pedagang cermin di sekitar Pejompongan, Jakarta Pusat, menjual jenis cermin polos dan jenis cermin jenis bevel kepada pelanggannya. Dua jenis cermin ini memiliki bentuk dan ukuran yang beragam, namun cermin jenis bevel lebih mahal ketimbang cermin polos.
Para perajin dan pedagang di sentra penjualan cermin di Pejompongan Raya, Jakarta Pusat, umumnya menjual dua jenis cermin, yakni cermin polos dan cermin bevel atau bentuk cermin yang pengerjaan dengan menggunakan gerinda.
Tentu saja, dua jenis cermin itu tersedia dalam berbagai ukuran. Bentuk cermin itu bisa persegi panjang, oval atau membentuk buah-buahan atau tokoh kartun terkenal. Demikian juga dengan ukuran cermin, mulai ukuran puluhan hingga ratusan sentimeter. "Biasanya kaca yang di-bevel itu tidak menggunakan bingkai tetapi tergantung selera konsumen juga," kata Dayat, pemilik UD Sumber Rejeki.
Dayat menjual kaca cermin dengan dua jenis yakni kaca cermin polos tanpa bingkai dan kaca cermin polos dengan bingkai. Untuk bingkai, kebanyakan kaca cermin yang dibuat oleh Dayat menggunakan kayu jati. "Ada juga yang fiber tapi cuma sedikit dan ukuran kacanya kecil," tambah Dayat.
Dayat melego kaca cermin dengan bingkai kayu jati berbentuk oval anggur seharga Rp 350.000. Sedangkan untuk kaca cermin bentuk persegi panjang ukuran 60 cm x 90 cm dengan bingkai kayu jati, harganya Rp 800.000.
Semakin besar ukuran kaca dan semakin sulit ukiran bingkai, Dayat akan memasang harga lebih tinggi. Misalnya untuk kaca cermin persegi panjang dengan ukuran 200 cm x 150 cm, Dayat mematok harga hingga Rp 2,5 juta.
Pelanggan pun kebanyakan lebih menyukai kaca dengan bingkai kayu jati ukiran ketimbang bingkai fiber. Meski mahal, kaca cermin dengan bingkai kayu jati lebih enak dilihat dan lebih kuat. Biasanya pembeli meletakkan cermin berbingkai kayu jati itu di ruang tamu. Karena itu, "Ukiran pada bingkai juga harus indah," terang Dayat.
Sedangkan Lupi Arisal, pemilik PD Hikmah Jaya, menjual kaca bevel dengan berbagai ukuran dan bentuk. Selain bentuk buah-buahan, seperti apel atau mangga, Lupi juga menyediakan cermin bevel berbentuk binatang atau tokoh kartun seperti Donald Bebek dan Winnie The Pooh. "Untuk pembelian perorangan, kaca dengan bentuk lucu ini yang laris," kata Lupi.
Harga cermin biasa dan cermin bevel memang beda. Cermin bevel lebih mahal. Selisihnya bisa dua kali lipat. Lupi memberi contoh, cermin bevel dengan bingkai ukuran 40 cm x 160 cm dilego Rp 550.000. Namun untuk cermin biasa dengan ukuran yang sama harganya cuma Rp 300.000.
Cara membuat cermin bevel memang rumit. Awalnya, lembaran kaca dipotong sesuai dengan kebutuhan pembeli. Selanjutnya, potongan kaca itu dibentuk motif tertentu dengan menggunakan bevel. Pinggiran kaca yang masih kasar kemudian dihaluskan dengan gerinda besi dan diperhalus lagi dengan gerinda batu.
Selain jenis dan ukuran kaca cermin, ketebalan kaca cermin juga mempengaruhi harga. Baik Lupi dan Dayat menyediakan kaca cermin dengan ketebalan dua milimeter hingga lima milimeter. Makin tebal kacanya, makin mahal pula harganya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News