Reporter: Marantina, Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
Sentra pembuatan dandang dan oven gas, di daerah Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur mulai dikenal sejak tahun 2008. Sebelumnya, daerah ini lebih dikenal sebagai sentra penghasil kompor minyak.
Keputusan para perajin kompor minyak tanah memproduksi dandang dan oven gas sudah tepat. Soalnya, di Jakarta, tidak banyak pelaku usaha yang memproduksi kedua alat masak itu.
Suhada, salah seorang perajin sekaligus pemilik kios di sentra itu mengaku, sentra pembuatan dandang dan oven gas di Dewi Sartika merupakan satu-satunya tempat pembuatan dandang di Jakarta.
Lantaran tak ada pesaing, banyak warga Jakarta yang membeli dandang dari mereka. "Sebagian besar konsumen kami adalah pemilik usaha katering atau pedagang alat-alat masak," jelas Suhada.
Para pemilik katering banyak mencari dandang untuk keperluan memasak air dan nasi. Biasanya, sekali belanja mereka langsung membeli dalam jumlah besar.
Suhada bilang, sudah kenal dengan sebagian besar pelanggannya. Sebab, mereka adalah pelanggan lama yang dulu suka memesan kompor minyak. Setelah tidak ada kompor minyak, mereka kini beralih memesan dandang.
Beda dengan dandang, konsumen yang mencari oven gas, sebagian besar merupakan konsumen pemakai langsung atau pedagang. Perajin lain, Darius juga punya banyak langganan dari kalangan pemilik katering dan pedagang peralatan masak. Para pedagang ini banyak yang menjual kembali dandang buatannya ke tempat lain.
Darius mengaku, pola produksinya selama ini didasarkan pada pesanan. "Jadi kami buat sesuai dengan pesanan," katanya. Selain dari Jakarta, konsumen juga ada yang dari Bandung, Bogor, dan paling jauh dari Papua.
Namun, konsumen dari wilayah Jakarta tetap mendominasi. Darius mengaku, sudah saling mengenal dengan pelanggannya. "Jadi mereka memesan dengan harga yang sudah disepakati bersama," ujarnya.
Rian, perajin lain bilang, sering mendapat order dandang untuk kebutuhan rumah tangga. Sedangkan permintaan oven gas biasanya datang dari pelaku katering. Rian juga sering mendapat pesanan oven gas dari restoran-restoran asing.
Terakhir, ia mendapat order pembuatan oven gas senilai Rp 35 juta dari salah satu restoran Korea Selatan di kawasan Blok M. Namun, ia hanya menerima bayaran Rp 20 juta karena pihak restoran tidak begitu puas dengan pekerjaannya.
Tidak hanya itu, ia juga pernah mendapat order pembuatan oven khusus pakai tungku dari anggota DPRD Papua. Katanya, oven itu akan dibagi-bagikan kepada masyarakat Papua. “Awalnya, dia hanya pesan lima oven, tapi rencananya nanti mau nambah lagi,” ujar Rian.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News