Sumber: Kontan 31/1/2013 | Editor: Havid Vebri
Sentra pembuatan golok di Desa Taraju, Kuningan, sudah dikenal luas sejak puluhan tahun silam. Golok produksi desa ini sudah dipasarkan hingga ke pelbagai kota di Indonesia.
Golok yang dihasilkan para pandai besi Desa Taraju populer dengan sebutan golok taraju. Popularitas itu tak lepas dari kemahiran pandai besi dan bahan baku yang mereka gunakan.
Para pandai besi selalu menggunakan bahan baku berkualitas baik. Dengan begitu, golok yang mereka hasilkan bisa kuat dan tahan lama. Bahkan, tidak mudah rusak sekalipun digunakan untuk memotong kayu yang keras atau terkena paku.
Sarja, pandai besi yang sudah puluhan tahun menekuni usaha ini menjamin golok buatannya tidak mudah rusak sekalipun sering terkena benda keras. Golok tersebut terbuat dari pipa gas milik PT Pertamina yang sudah tidak terpakai.
Kadang, ia juga menggunakan rongsokan per mobil bekas. Ia mengklaim, kualitas kedua bahan baku itu sangat baik dijadikan golok. "Besinya bagus dan keras," ucap Sarja.
Bahan baku tersebut diperoleh dari sejumlah toko penjual besi bekas di Cirebon. Saat membeli bahan baku, Sarja tetap memilih yang kualitasnya masih baik.
Sarja membeli pipa gas dan per mobil bekas itu seharga Rp 11.000-Rp 15.000 per kilogram (kg). Biasanya, setiap 1 kg besi bisa menghasilkan dua golok ukuran pendek dengan panjang sekitar 30 centimeter (cm).
Suwanda, pandai besi lainnya, juga menggunakan bahan baku pipa gas dan per mobil. Menurutnya, kualitas bahan baku sangat penting karena memengaruhi kualitas produk yang dihasilkan.
Namun, ia tak perlu pergi ke Cirebon buat mendapatkan bahan baku. "Tinggal pesan saja dari para penjual besi di daerah Taraju," ujarnya.
Pandai besi lainnya, Rawing, menambahkan, selain menggunakan besi, per, dan pipa, ia juga kerap menggunakan timah sebagai bahan baku. Namun, mendapatkan pasokan timah tidak semudah mencari per dan besi lainnya.
Rawing sudah memiliki pemasok yang rutin mensuplai timah kepadanya. Menurutnya, kalau sudah ada kenalan, tidak sulit mendapatkan bahan baku. “Seperti timah, mereka antar sendiri ke sini,”ujarnya.
Selain mudah mendapatkannya, harganya juga murah. Contohnya, per mobil bekas. Lantaran sudah langganan, per mobil dibelinya hanya dengan harga Rp 8.000 per kg.
Bahan baku lain yang tak kalah penting adalah arang buat pembakaran besi. Selama ini, Rawing rutin memesan arang dari para penyalur di daerah sekitar Kuningan. Arang itu digunakan dalam proses pembakaran besi sehingga bisa diolah.
Bila sedang mengerjakan banyak golok, ia menghabiskan dua karung hingga tiga karung arang setiap hari. Proses mengolah pipa gas dan per mobil menjadi golok tidak mudah. Besi-besi itu perlu dibakar selama satu jam sampai berwarna merah menyala. Setelah itu, baru besi tersebut diolah sesuai bentuk yang diinginkan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News