kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra Kain Cirebon: Kompetisi tetap sehat (3)


Kamis, 27 Desember 2012 / 20:51 WIB
Sentra Kain Cirebon: Kompetisi tetap sehat (3)
ILUSTRASI. Kantor Astra Life di Jakarta.


Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri

Sentra penjualan kain di Pasar Kanoman, Cirebon, diramaikan lebih dari 70 pedagang. Kendati jumlah pedagang sudah berjubel, mereka mengaku persaingan usaha di antara sesama pedagang masih sehat.

Pasalnya, setiap pedagang yang menghuni lantai dua pasar tersebut sudah memiliki pasarnya masing-masing. Apalagi, masing-masing pedagang memiliki spesifikasi kain yang dijual.

Yahya Mohammad, salah seorang pedagang, bilang, setiap pedagang biasanya hanya memasarkan satu sampai tiga jenis kain dengan merek dan jenis bahan tertentu. "Jadi, kami tidak berebut pembeli," katanya.

Yahya sendiri khusus menjual kain brokat dan kain satin untuk membuat kebaya. Otomatis, pelanggannya terbatas hanya yang membutuhkan kain brokat dan satin.  "Memang ada pedagang lain yang menjual brokat, tapi persaingannya tidak terlalu sengit," ujarnya.

Sementara, pedagang lain, seperti Rahmat mengkhususkan diri menjual kain batik dan bahan celana. Rahmat juga tak merasa persaingan terlalu ketat.

Selain menjual produk yang spesifik, "Masing-masing pedagang juga sudah memiliki pelanggan tetap," katanya. Menurut Rahmat, bila sudah sreg, pelanggan biasanya enggan berpindah-pindah ke tempat lain.

Ia mengaku memiliki pelanggan yang sudah bertahun-tahun menjadi langganannya. Untuk menjaga loyalitas pelanggan, Rahmat selalu menjaga kualitas kain yang dijual.

Bagi pelanggan lama ini kadang diberikan juga potongan harga, terutama bagi mereka yang membeli dalam jumlah banyak.
Sementara bagi pelanggan baru, Rahmat biasanya mengutamakan kualitas layanan.

Misalnya, jika ada pelanggan yang mencari penjahit celana yang bagus setelah membeli kain di tempatnya, ia akan merekomendasikan penjahit yang menurutnya paling baik.

Di lantai dua Pasar Kanoman tersebut memang terdapat beberapa penjahit. "Selain itu, saya pastikan kelengkapannya saja. Jadi, kalau cari bahan celana apa, saya usahakan ada semua di sini," tutur Rahmat.

Pedagang lainnya, Eni, juga memiliki cara sendiri untuk menggaet pasar. Eni yang fokus berjualan kain katun memilih target pasar menengah bawah. Makanya, produk kain yang dijualnya tergolong murah.

Kain paling mahal dibanderol seharga Rp 20.000 per meter. "Kalau menjual yang di atas harga itu, sering tidak terjangkau sama banyak orang," tutur Eni.

Menurut Eni, lebih baik menjual kain dengan harga terjangkau namun banyak pembeli. Dengan begitu, perputaran uang akan lebih cepat.

Untuk menarik minat konsumen, Eni juga menyediakan banyak sekali pilihan motif kain. Demi memperbanyak motif, biasanya ia hanya mengambil setengah bal kain dari pemasok untuk satu motif. "Dengan begitu motif yang tersedia banyak," ujarnya.

Tidak sekadar memperbanyak motif, Eni juga rajin mengikuti perkembangan motif yang sedang ngetren di masyarakat. Seperti saat ini, misalnya, kain dengan motif bunga yang sedang diminati dan banyak dicari.       

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×