kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra kerajinan golok Tasikmalaya: Menangguk rezeki bila pesanan datang (2)


Jumat, 30 September 2011 / 15:47 WIB
Sentra kerajinan golok Tasikmalaya: Menangguk rezeki bila pesanan datang (2)
ILUSTRASI. November, potongan harga mobil baru Brio, Ignis, Sirion dll Rp 10 juta-Rp 20 juta. KONTAN/Baihaki


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Para pembeli golok dan pisau tidak hanya dari datang dari warga lokal Tasikmalaya tapi juga seantero Jawa Barat, bahkan dari seluruh penjuru Indonesia. Besarnya pasar ini menjadi rezeki nomplok bagi pedagang di sentra kerajinan golok di Kampung Galonggong, Tasikmalaya.

Meski letak sentra kerajinan dan perdagangan golok ini jauh dari pusat kota Tasikmalaya, nyatanya tak menyurutkan para pecinta golok untuk datang ke Galonggong.

Menurut Enok Wida, pemilik PD Galonggong Suci, yang menjual aneka golok dan pisau, meski jalan tempat dia berjualan sepi oleh lalu lalang kendaraan, hal itu tak membuat usahanya mundur. "Biasanya, orderan datang via telepon dari para langganan tetap atau pelanggan baru yang umumnya datang saat hari libur," tutur ibu satu anak ini.

Biasanya pembeli yang mengorder via telepon tak membeli sebilah dua bilah golok. Mereka membeli hingga lusinan. Itulah sebabnya, Enok mengaku, kalau yang datang ke sentra ini hanya pembeli eceran, susah untuk mendapatkan untung memadai. "Penjualan secara satuan setiap harinya sangat kecil jumlahnya," ungkapnya.

Saat KONTAN menyambangi kios milik wanita 30 tahun ini, memang lagi sepi. Demikian juga dengan kios lainnya. Padahal, letak sentra ini sendiri terletak di Jalan Raya Banjar yang menghubungkan Tasikmalaya dan Banjarnegara. Sepinya pembeli eceran itulah yang membuat pedagang mengandalkan orderan golok dalam partai besar.

Enok menambahkan, produk jualannya ini telah merangsek ke seluruh Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Solo, Bandung, Medan, dan Makassar. "Sebulan kami bisa menjual hingga lima kodi dengan bilah golok ukuran normal antara 13 cm-16 cm dengan harga Rp 35.000 - Rp 75.000 per bilah," terangnya.

Selain itu, para perajin dan juga pedagang bisa mendapat untung tambahan kalau ada pesanan golok khusus untuk dikoleksi. "Biasanya bentuk golok pesanan itu mirip samurai dengan waktu pembuatan selama lima hari dengan harga Rp 1,5 juta per bilahnya," jelas Enok.

Oh, ya, pemesan golok koleksi ini selalu saja ada, lo, setiap bulannya. Bahkan Enok mengaku pernah mendapat pesanan golok dari seorang jenderal polisi.

Tak hanya golok, kerajinan pisau pun laris manis. Meski harga jual pisau ukuran 7cm - 22 cm relatif mahal, yakni berkisar Rp 10.000 - Rp 70.000 per bilahnya, perajin di Galonggok mampu membuat hingga 30 kodi sampai 40 kodi setiap bulannya. Dalam sebulan Enok bisa mendulang omzet hingga Rp 30 juta dari usahanya ini.

Hal serupa juga dirasakan Halimah, pemilik UD Sepakat yang menjual golok, pisau, serta perkakas pertanian di sentra ini. Menurut Halimah, tren penjualan dari pengunjung memang tak menentu, Namun, wanita 60 tahun ini masih dapat menjual hingga 80 bilah golok per bulan dengan rentang harga Rp 35.000-Rp 750.000 per bilah. Untuk pisau, Halimah menjual antara Rp 5.000-Rp 35.000.

Untuk penjualan pisau, Halimah mampu menjual hingga ratusan bilah per bulan. "Omzet saya sekitar Rp 15 juta-16 juta per bulan," jelas Halimah yang membuka kios dari jam 8 pagi hingga jam 9 malam ini.

Halimah bilang bahwa tren penjualan meningkat 15%. "Tapi 2011, ini cenderung stabil," ungkapnya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×