Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri
Sentra konveksi di Kecamatan Tingkir Lor, Salatiga, Jawa Tengah memang kesohor. Selain konsumen lokal, sentra ini juga diramaikan pembeli dari luar kota, seperti Lampung, Jakarta, dan Balikpapan.
Namun, tidak semua produsen konveksi di tempat ini melayani pengiriman barang ke daerah-daerah itu. Nurmah, salah satu produsen konveksi di sentra Tingkir Lor, contohnya. "Mereka harus datang dan membawa barang sendiri," ujar pemilik Toko Sahra ini.
Nurmah tidak lagi menyediakan layanan tersebut karena kerap mendapat kesulitan dalam pengiriman barang. Kesulitan itu, misalnya, barang terlambat datang sehingga para pelanggan protes dan tidak melunasi pembayaran.
Makanya, Nurmah tidak mau lagi meladeni pelanggan yang meminta barang untuk dikirim. Jadi, "Saya membatasi pembelian langsung di tempat," katanya.
Menurut Nurmah, dengan hanya mengandalkan transaksi di toko, penjualan produk konveksinya sudah lumayan tinggi. Apalagi, banyak wisatawan yang berkunjung ke Salatiga juga mampir ke sentra konveksi di Tingkir Lor.
Makanya, dengan tidak melayani pengiriman barang, bisnis konveksinya tidak pernah mengalami kerugian. Selain dari konveksi, Nurmah juga mengantongi pendapatan tambahan dari jas pemotongan kain.
Ia mengaku, sering mendapat order pemotongan kain dari para perajin di sentra ini. Dalam sehari, Nurmah bisa menerima jasa pemotongan sebanyak 100 kain celana. Jasa ini dia banderol seharga Rp 300 per potong kain.
Beda dengan Nurmah, produsen lain seperti Putri masih melayani pengiriman barang keluar kota, seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali.
Biasanya, pelanggan dari luar kota hanya datang sekali ke tokonya. Setelah harga cocok, transaksi berikutnya dilakukan via telepon. Pelanggan cukup menyebutkan jumlah barang yang mereka pesan.
Tapi, sebelum dikirim, pelanggan harus mentransfer uang sesuai jumlah barang yang dipesan. "Kami tidak mau mengirimkan barang kalau uang belum ditransfer 100%," tegasnya.
Hal itu dilakukan guna mengantisipasi bila ada pelanggan yang mangkir dari kewajiban membayar. Dulu, Putri mengungkapkan, banyak produsen yang dirugikan oleh ulah para pelanggan yang nakal.
Selain telat membayar, pelanggan nakal kerap tidak mau membayar barang yang sudah mereka pesan. Belajar dari pengalaman itu, Putri pun meminta bayaran di muka. "Saya tidak mau rugi padahal barang sudah dikirim ke alamat pelanggan," ujarnya.
Selain melayani pembelian grosir, Putri juga masih meladeni pembelian secara eceran. Tapi, pembelian eceran baru dia layani setelah order grosir dari pelanggannya terpenuhi semua.
Menurut Putri, pembeli eceran ramai ketika menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kebanyakan konsumennya saat itu adalah warga asli Salatiga. Mereka membeli produk-produk konveksi untuk dijual lagi di tempat perantauannya.
Ratna, produsen konveksi lainnya, juga melayani pengiriman barang ke luar Salatiga. Sama seperti Putri, ia juga rutin mengirim produk konveksinya ke pelanggan di wilayah Sumatra dan Kalimantan.
Di luar Pulau Jawa, Ratna bilang, produk konveksinya bersaing dengan produk sejenis dari Jepara, Jawa Tengah. Namun, ia mengklaim, kualitas produk konveksi Jepara masih berada di bawah Salatiga.
"Kalau dari kualitas produk kurang bagus, tapi memang harga celana di sana masih lebih murah dari tempat kami," ucap Ratna.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News