kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra mebel Bibis Wetan: Tempat berburu mebel (1)


Rabu, 25 Juli 2012 / 15:54 WIB
Sentra mebel Bibis Wetan: Tempat berburu mebel (1)
The 8th Night, salah satu film Korea yang terbaru di Netflix bulan Juli tahun 2021.


Reporter: Revi Yohana | Editor: Tri Adi

Berdiri sejak tahun 1972, Pasar Mebel Bibis Wetan di Banjarsari, sudah sangat populer bagi warga Surakarta dan sekitarnya. Di pasar ini terdapat sekitar 86 kios yang menjual aneka produk mebel. Kebanyakan pedagang meneruskan usaha orangtua. Dalam sebulan, mereka mampu meraup omzet hingga puluhan juta.

Kelurahan Gilingan yang berada di Kecamatan Banjarsari merupakan satu dari sekian banyak sentra ekonomi di Kota Surakarta, Jawa Tengah. Sejak tahun 1972, tempat ini dikenal sebagai pusat penjualan mebel.

Lokasi persisnya berada di Pasar Mebel Bibis Wetan, Ngemplak, Banjarsari. Untuk mengakses pasar ini tidak sulit karena lokasinya memang strategis. Pasar mebel ini berada tak jauh dari Terminal Bus Tirtonadi, Solo. Selain itu, juga dekat dengan Stasiun Kereta Api Solo Balapan.

Sebagai pusat mebel, tempat ini menjual hampir semua jenis furnitur rumah tangga, seperti lemari, kursi, meja, dan sofa.

Pasar ini awalnya berada di Kepatihan Wetan. "Tapi pada tahun 1972 dipindahkan karena tidak mampu menampung jumlah pedagang," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Mebel Surakarta, Sidik Budi Susanto.

Pasar mebel ini diramaikan sekitar 86 kios. Salah satunya adalah milik Sidik Sendiri yang dinamakannya Kios Sidik Mebeul. Sidik mengaku, usaha mebel ini merupakan warisan orang tuanya sejak di Kepatihan Wetan. Kini, ia sudah memiliki delapan karyawan dengan omzet Rp 30 juta per bulan.

Berburu mebel di pasar seluas 5.700 meter persegi ini memang lumayan nyaman. Selain bersih, deretan toko juga terlihat berjejer rapi. Tak heran, bila pasar ini menjadi salah satu lokasi favorit warga Surakarta yang ingin berburu mebel.

Menurut Sidik, seluruh kios di pasar ini tidak membuat mebel dari nol. Umumnya, mereka mendapat pasokan barang setengah jadi berupa kayu yang sudah dibentuk.

Pedagang lain, Heru Suranto bilang, bahan setengah jadi itu kemudian diselesaikan pengerjaannya hingga menjadi barang yang siap jual. "Istilahnya kami finishing," ujarnya.

Finishing itu bisa berupa pembuatan laci hingga pengecatan dan pemberian politur supaya tampak mengkilap.

Menurut Heru, pemasok mebel di pasar ini kebanyakan para perajin mebel dari daerah Purwodadi, Jawa Tengah. "Mereka datang setiap sore ke sini dan kami tinggal memilih," ujarnya.

Di kiosnya, Heru menjual aneka mebel rumah tangga, seperti tempat tidur, bufet, meja kerja, dan lemari. Heru juga meraup omzet puluhan juta dari usaha ini.

Sama halnya Sidik, usaha ini juga merupakan warisan orang tuanya sejak tahun 1960-an. "Diserahkan ke saya itu tahun 2000," ujarnya.

Menurut Heru, harga mebel di tempatnya berjualan relatif sama antara satu pedagang dengan yang lain. Harga kursi atau meja kecil, misalnya, dibanderol Rp 250.000 per buah. Sementara harga lemari tiga pintu dengan kualitas A atau terbuat dari kayu jati dibanderol Rp 2,5 juta per lemari.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×