kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.585.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.365   5,00   0,03%
  • IDX 7.171   16,08   0,22%
  • KOMPAS100 1.060   2,49   0,24%
  • LQ45 834   1,35   0,16%
  • ISSI 214   0,05   0,02%
  • IDX30 430   1,01   0,24%
  • IDXHIDIV20 510   -1,34   -0,26%
  • IDX80 121   0,13   0,11%
  • IDXV30 124   -0,74   -0,59%
  • IDXQ30 141   -0,35   -0,25%

Sentra Mebel Kayu Jepara: Berjaya saat krisis (1)


Rabu, 31 Oktober 2012 / 14:41 WIB
Sentra Mebel Kayu Jepara: Berjaya saat krisis (1)
ILUSTRASI. Sepeda lipat United Haste Q


Reporter: Marantina | Editor: Havid Vebri

Jika bertandang ke Jepara, Jawa Tengah, maka Anda akan melihat bahwa jantung kabupaten ini merupakan industri mebel dan kerajinan kayu. Hal itu akan tampak jelas terutama di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Tahunan, Jepara.

Di kanan kiri jalan, terdapat puluhan kios atau showroom yang menampilkan aneka mebel dan kerajinan kayu seperti hiasan dinding, patung kayu, asbak dan lainnya. Jalan Soekarno-Hatta terletak hanya sekitar tiga kilometer sebelum pusat Jepara. Sentra mebel ini terletak pada jalan utama menuju pusat kota dari arah Semarang.

Jadi, setiap orang yang datang ke Jepara pasti melewati kawasan ini. Sentra mebel juga bisa dikatakan salah satu tujuan wisata bagi orang-orang yang mengunjungi kota kelahiran Raden Ajeng Kartini itu.

Sentra mebel dan kerajinan kayu di Tahunan ini merupakan sentra penjualan. Berbeda dengan sentra mebel ukir di Desa Senenan, tidak ada perajin mebel di sentra mebel dan kerajinan kayu Tahunan.

Ketika KONTAN mengunjungi sentra ini pada medio September lalu, sentra ini relatif ramai oleh pembeli. Ada pula pembeli asing yang datang ke sentra ini. Nukmatul Ummah, pemilik Marjan Ukir Putri mengatakan, sentra mebel dan kerajinan kayu Tahunan sudah ada sejak 1980-an. Tapi kala itu hanya ada kurang dari 10 showroom.

Baru ketika 1990-an, Tahunan diramaikan oleh ratusan showroom yang menjual aneka mebel dan kerajinan dari kayu. Puncaknya, pada 1998 ketika krisis moneter melanda Indonesia. “Waktu itu kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat melemah jadi pedagang dapat untung banyak. Jadi, bermunculanlah pedagang-pedagang baru yang mendirikan showroom di Tahunan,” ujarnya.

Cuma masa emas itu hanya seumur jagung. Memasuki tahun 2000-an, kata Nukmatul, beberapa pedagang gulung tikar. Permintaan dari luar negeri mulai berkurang tajam. Bahkan sekarang, kebanyakan pedagang di sentra mebel Tahunan hanya fokus memenuhi permintaan dalam negeri saja.

Nukmatul bercerita, dia sempat mengalami masa kejayaan mebel Jepara pada 1997. Ia mengirim hingga puluhan kontainer ke luar negeri, terutama ke Eropa, seperti Prancis dan Rusia. “Omzet dulu sampai ratusan juta rupiah, tapi sekarang per bulan hanya Rp 50 juta,” tuturnya.

Amin Rohamin, pedagang lain, mengamini. Saat jaya dulu, umumnya para pedagang sampai memiliki gudang mebel dan kerajinan kayu sendiri untuk menyimpan stok barang. Kini, aset mereka kebanyakan tinggal showroom saja di Tahunan.

Amin sendiri bisa mengantongi omzet sekitar Rp 30 juta-Rp 40 juta sebulan. Omzet bertambah 30% ketika menjelang Lebaran atau liburan sekolah. Saat-saat itu pengunjung Jepara meningkat sehingga penjualan juga naik.

Tony Irawan, pemilik toko Archardz Jati Furniture, menambahkan, produk yang dijual tiap showroom di sentra mebel Tahunan memiliki harga yang hampir sama. Tony, misalnya, menjual produk mebel dengan kisaran harga Rp 200.000 hingga Rp 13 juta.

Ketika ditanyakan omzet, Tony mengaku hanya bisa mendapatkan Rp 20 juta dalam sebulan. Omzet melesat kala menjelang Lebaran tiba bisa sampai Rp 50 juta sebulan. “Nanti ramai lagi ketika menjelang awal tahun,” ujarnya.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×