kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.942.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.395   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.907   -61,50   -0,88%
  • KOMPAS100 997   -14,27   -1,41%
  • LQ45 765   -9,88   -1,28%
  • ISSI 225   -2,18   -0,96%
  • IDX30 397   -4,54   -1,13%
  • IDXHIDIV20 466   -5,69   -1,21%
  • IDX80 112   -1,62   -1,42%
  • IDXV30 115   -1,15   -0,99%
  • IDXQ30 128   -1,29   -0,99%

SENTRA MOCI GANG KASWARI SUKABUMI: BERAWAL DARI KUE MOCI MEREK LAMPION


Jumat, 23 April 2010 / 17:40 WIB
SENTRA MOCI GANG KASWARI SUKABUMI: BERAWAL DARI KUE MOCI MEREK LAMPION


Sumber: |

Sebagai negara yang memiliki ragam adat, budaya, dan bahasa, Indonesia juga menghasilkan berbagai penganan khas buatan suatu daerah. Salah satunya kue moci. Kue ala Jepang yang terbuat dari tepung ketan berbentuk bulat kecil ini kini jadi penganan khas daerah Sukabumi. Salah satu sentranya ada di Kelurahan Cikole.

Kalau Anda tengah berlibur ke Sukabumi, Jawa Barat, pastikan Anda membawa oleh-oleh kue moci ketika pulang. Sebab, pelesiran Anda niscaya belum lengkap jika tidak membawa buah tangan penganan yang terbuat dari tepung ketan berbentuk bulat kecil ini.

Maklumlah, kue moci yang biasanya disajikan dengan balutan dan taburan tepung tapioka berwarna putih ini kini memang salah satu panganan khas Sukabumi.

Meskipun penganan ini aslinya berasal dari Jepang, kue moci telah melekat sebagai makanan khas kota yang letak geografisnya sekitar 115 kilometer di selatan Jakarta tersebut.

Tentu saja, sebagai makanan khas, kue moci sangat mudah didapat di Sukabumi. Di kota berhawa sejuk ini, Anda akan menemui para penjual moci baik di terminal atau tempat umum lainnya.

Namun, kalau Anda ingin mendapatkan kue moci yang masih fresh from the oven alias hangat, datang saja ke penjual yang sekaligus perajin kue moci. Di tempat ini Anda dijamin mendapat kue moci yang masih baru dan bisa tahan lebih lama.

Ada sekitar 11 perajin kue moci di Sukabumi. Mereka tersebar di berbagai tempat, seperti Jalan Otista, Jalan A. Yani, dan Jalan Surya. Tapi, jika tidak mau repot berkeliling, bisa juga Anda menyambangi langsung sentra moci di Jalan Bhayangkara Gang Kaswari II.

Sentra moci ini terletak di Kelurahan Selabatu, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Lokasi ini sangat mudah dicapai, karena letaknya di pusat kota. Gang Kaswari sendiri sudah sejak lama dikenal sebagai pusat produksi dan penjualan kue moci. Di sini ada lima perajin sekaligus penjual kue moci yang mengusung merek dagang masing-masing. Kelima merek moci Gang Kaswari yakni, Lampion, Mahkota, Putra Mandiri, Bakat Jaya, dan Kharisma.

Ketenaran Gang Kaswari sebagai sentra kue moci tentu tak luput dari keberadaan kue moci merek Lampion yang sudah sangat terkenal di seantero Sukabumi dan wilayah sekitarnya.

Menurut Wanty Wiharsa, perajin moci cap Lampion, pabrik moci Lampion mulai berdiri pada tahun 1983. Usaha ini didirikan oleh ayahnya, Kuswandi, yang gemar membuat penganan.

Wanty berkisah, selama lebih dari 20 tahun, di Gang Kaswari hanya berdiri pabrik moci Lampion. Lantaran rasanya yang enak, moci Lampion pun dikenal banyak orang. Melihat kesuksesan yang diraih moci Lampion, sejumlah perajin lainnya mencoba peruntungan yang sama di bisnis ini.

Maka, sejak 2006, di Gang Kaswari mulai bermunculan perajin lainnya. Menurut Wanty, para perajin baru itu masih memiliki ikatan sosial dengan Lampion. "Kalau tidak saudara, ya, bekas karyawan kami," ujar Wanty.

Hal ini diakui oleh Nenden Marlila, pemilik usaha moci Putra Mandiri. Nenden, yang mulai membuka usaha moci sejak empat tahun lalu, belajar memproduksi moci dari suaminya yang pernah menjadi karyawan Lampion.

Sementara, perajin moci merek Mahkota, Dyana M. Iyank, masih memiliki hubungan darah dengan Wanty. Ayahnya, Agus Rahmat, adalah kakak Kuswandi, pendiri pabrik moci Lampion. Menurut Dyana, ayahnya merupakan pendiri moci Mahkota.

***

Produsen moci Gang Kaswari, Sukabumi, Jawa Barat, memproduksi moci dengan ukuran yang lebih besar daripada moci Sukabumi lain. Mereka juga mengemas moci dalam keranjang mungil dari bambu yang menarik. Ada juga terobosan moci dalam berbagai varian rasa.

Kue moci Gang Kaswari memiliki kekhasan tersendiri dibanding moci Sukabumi lainnya. Sri Amperawati, perajin moci merek Kharisma, mengatakan, ukuran moci bikinan Gang Kaswari lebih besar daripada moci lainnya. "Makanya konsumen lebih menyukai moci Gang Kaswari," kata Sri.

Meski lebih besar dari moci Sukabumi lainnya, ukuran moci Gang Kaswari tetap lebih kecil ketimbang moci asli dari negeri Sakura. Meski begitu, moci Gang Kaswari memakai bahan dasar yagn sama dengan moci Jepang. Sekedar informasi, di Jepang, moci merupakan kudapan khas pada perayaan tradisional tahun baru Jepang.

Perubahan bentuk dan ukuran mochi Jepang hingga menjadi moci khas Gang Kaswari tentu tidak luput dari tangan dingin almarhum Kuswandi, pendiri moci Lampion. Moci Lampion ini merupakan pelopor produksi moci di kawasan ini.

Menurut Wanty Wiharsa, penerus pabrik moci Lampion, nenek moyangnya dahulu mendapat resep kue moci dari orang Jepang ketika bekerja padanya di masa penjajahan. Kuswadi mengubah ukuran kue tradisional Jepang tersebut menjadi lebih kecil agar mudah dikonsumsi.

Tentu saja, lantaran moci Lampion merupakan pionir moci di Gang Kaswari, para perajin lainnya yang membuka usaha setelah itu pun mengikuti jejak Kuswandi. Maklum, para perajin lain memang mendapat ilmu membuat moci dari pengalaman mereka bekerja di moci Lampion atau karena memiliki pertalian darah dengan Kuswadi.

Kemasan moci Gang Kaswari pun cukup menarik. Kemasan moci berupa sebuah keranjang kecil dari anyaman bambu. Setiap ke-ranjang berisi 10 buah moci bulat sebesar kelereng.

Biasanya, produsen mengikat setiap lima keranjang menjadi satu. Sehingga kalau membeli satu ikat kue moci, Anda akan mendapakan kue moci sebanyak lima keranjang.

Keunikan lain, moci Gang Kaswari juga memiliki berbagai rasa. Dulu, moci cuma memiliki satu rasa, yaitu rasa pandan yang sering kali disebut rasa original.

Sejak tahun 1990-an, moci Lampion mengembangkan moci dengan berbagai rasa. Beberapa rasa moci tersebut antara lain rasa stroberi, rasa pisang ambon, rasa durian, rasa vanilla, hingga rasa keju.

Moci berbagai rasa ini langsung menjadi tren. Perajin moci yang lain pun mengikuti jejak tersebut. Sri mengaku kini memiliki lima macam rasa moci, yakni rasa moca, stroberi, durian, pandan, dan pisang ambon. Ada juga moci wijen yang dijual dengan harga lebih mahal.

Nenden Marlia, perajin moci merek Putra Mandiri, pun memiliki berbagai rasa. Namun, kata Nenden, hanya rasa pandan dan pisang ambon yang menggunakan perasa dari bahan asli. Sementara untuk rasa-rasa yang lain, katanya, biasanya para perajin moci menggunakan essence makanan. Meski memakai perasa buatan, Nenden memastikan, produk mocinya aman bagi kesehatan.

Wanty mengaku sengaja memproduksi moci yang bermacam-macam rasa supaya ada variasi rasa. Selain itu, memang banyak konsumen yang meminta moci dengan macam-macam rasa supaya lidah mereka tidak bosan dengan moci rasa asli.

***

Nama Gang Kaswari memang telah populer sebagai pusat produksi dan penjalan kue moci di Sukabumi. Nama sentra ini tak hanya dikenal oleh masyarakat Sukabumi, tetapi juga oleh masyarakat dari kota lain di sekitar Sukabumi. Popularitas sentra ini tentu saja mendongkrak omzet dan keuntungan para perajin moci.

Keberadaan toko moci Lampion di Gang Kaswari telah berjasa besar bagi perkembangan perekonomian masyarakat sekitar gang tersebut. Jauh sebelum gang ini terkenal sebagai sentra moci, para pembeli berdatangan khusus membeli moci di toko Lampion.

Keberhasilan pabrik moci yang berdiri sejak tahun 1983 ini kemudian ditiru banyak pihak. Beberapa toko moci yang buka setelahnya ikut mengais gurihnya rezeki penjualan moci.

Wanty Wiharsa, penerus toko moci Lampion, menuturkan, keberadaan pabrik moci lain di Gang Kaswari tak mengurangi jumlah konsumen di tempatnya. Justru, kehadiran toko-toko tersebut membuat Gang Kaswari kian populer di kalangan para pecinta kue moci.

Menurut Wanty, moci Lampion telah memiliki pelanggan setia. Meski tokonya terletak di ujung Gang Kaswari, tetap saja para pelanggannya membeli moci darinya. Alhasil, penjualan pun tak terpengaruh dengan adanya toko-toko lain yang letaknya lebih dekat dari pintu masuk Gang Kaswari.

Pabrik moci Lampion kini memiliki karyawan sejumlah 40 orang. Dalam satu hari, mereka bisa memproduksi 1.500 keranjang moci. Harga per keranjang moci Rp 3.500.

Saban hari, stok sebanyak itu habis terjual. Sementara setiap akhir pekan atau musim libur, Wanty memproduksi moci dua kali lipat dari produksi hari biasa. Dan, jumlah tersebut pun tetap ludes.

Saban hari, Wanty bisa meraup omzet minimal Rp 5 juta dari penjualan mochi. Dengan demikian, omzet per bulan yang diraupnya bisa mencapai setidaknya Rp 150 juta. Sementara margin keuntungannya mencapai 25%. Padahal, ia tidak membuka cabang di tempat lain.

Perajin moci yang mengikuti jejak moci Lampion ikut menikmati berkat ini, walapun nilainya masih kalah bila dibandingkan omzet toko Lampion. Nenden Marlia, misalnya. Dalam sehari, ia bisa memproduksi kue moci sebanyak 30 kg. Pemilik kue moci merek Putra Mandiri ini bahkan menuturkan, di akhir pekan, ia bisa memproduksi dan menjual kue moci sebanyak satu kwintal.

Nenden, yang membuka usaha moci sejak empat tahun lalu, kini bisa meraup omzet sebesar Rp 1,5 juta saban hari. Pada hari libur ataupun akhir pekan, ia bisa mengantongi omzet Rp 8 juta.

Dalam sebulan, omzet yang diraupnya bisa mencapai minimal Rp 45 juta. "Margin kue moci bisa mencapai 50%," imbuhnya.
Untuk menggenjot omzetnya, Nenden membuka cabang di kawasan Jalan Surya di Sukabumi.

Sementara itu, Dyana M. Iyank, pengelola pabrik moci Mahkota mengaku masih memproduksi kue moci dalam kapasitas kecil. Pasalnya, pabriknya baru berdiri tujuh bulan. Menurutnya, fokus usahanya sedang pada taraf mencari konsumen serta mengenalkan moci merek Mahkota.

Dyana mengaku bisa menjual 50 ikat kue moci dalam sehari. Di hari libur, ia bisa menjual kue moci sebanyak 100 ikat. Omzet yang diraupnya saban hari sekitar Rp 1 juta. "Kalau pas liburan, sehari bisa dapat uang sekitar Rp 4 juta," imbuh Dyana yang masih memiliki tali kekeluargaan dengan pemilik kue moci Lampion.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×