Sumber: Kontan 5/11/2012 | Editor: Havid Vebri
Selain terkenal sebagai pusat kerajinan mebel ukir, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah juga masih memiliki pusat-pusat kerajinan lainnya. Salah satunya adalah pusat kerajinan perhiasan dari logam monel alias baja putih. Pusat kerajinan monel ini terdapat di Desa Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan.
Desa ini merupakan pintu masuk menuju Kabupaten Jepara, baik dari arah Demak maupun Kudus. Lokasinya 5 kilometer (km) dari perbatasan Demak dengan Jepara.
Namun, bila dari pusat Kabupaten Jepara, Anda harus menempuh perjalanan sekitar satu jam untuk sampai ke Desa Kriya menuju arah Demak. Penanda sentra ini terdapat gapura bertuliskan Sentra Monel Jepara.
Begitu memasuki desa ini, Anda akan langsung menemukan deretan toko yang menjual aneka aksesori dari bahan monel, seperti anting, cincin, gelang, kalung, bros, hingga gantungan kunci.
Terdapat belasan toko yang meramaikan sentra monel di Kriyan ini. Perhiasan monel itu dipasok para perajin dari desa itu juga. Rosmi, salah satu pemilik toko di Kriyan mengatakan, sentra monel di desanya sudah ada sejak tahun 1970-an silam. Sentra ini dimulai dari para perajin monel yang memiliki usaha rumahan.
Awalnya, para perajin itu membuat pelbagai aksesori dari bahan monel untuk dijual ke tengkulak. Kerajinan monel itu kemudian dipasarkan ke pelbagai daerah di Indonesia.
Belakangan, banyak perajin maupun warga biasa mendirikan toko untuk memasarkan produk monel tersebut. “Hampir semua penduduk desa ini merupakan perajin dan sekaligus pedagang monel,” kata Rosmi.
Rosmi sendiri baru berjualan aksesori monel selama tiga tahun terakhir. Di tokonya, ia menjual aneka aksesori dari bahan monel, seperti anting, cincin, gelang, dan kalung.
Aksesori monel itu dibanderol mulai Rp 12.500 hingga Rp 200.000 per satuan monel. Biasanya, perhiasan monel paling mahal sudah dicampur berlian sintetis atau kristal swarovski.
Dalam sehari, Rosmi bisa menjual sekitar 20-30 aksesori monel, dengan omzet sekitar Rp 500.000. Budi Setiawan, pedagang lainnya mengatakan, selain di Desa Kriyan, sentra monel juga terdapat di Desa Krasak dan Desa Gemulung, Kecamatan Pecangaan. Wilayah ini berbatasan dengan Kecamatan Kalinyamatan.
Namun, toko penjual monel hanya ada di Desa Kriyan. “Kalau di desa lain tidak ada toko, hanya ada perajin rumahan,” ujarnya. Sama dengan Rosmi, ia juga menjual aneka aksesori monel yang dihargai mulai Rp 30.000 - Rp 100.000. Dalam sehari, omzet Budi bisa mencapai Rp 1 juta atau Rp 30 juta per bulan.
Perhiasan monel yang dijual Baharuddin malah lebih lengkap lagi. "Saya juga jual kepala ikat pinggang dan alat untuk kerokan," ujarnya. Omzetnya sekitar Rp 20 juta per bulan.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News