kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.439   -6,00   -0,04%
  • IDX 7.149   42,04   0,59%
  • KOMPAS100 1.042   8,66   0,84%
  • LQ45 813   7,14   0,89%
  • ISSI 225   1,73   0,78%
  • IDX30 425   4,54   1,08%
  • IDXHIDIV20 512   9,82   1,96%
  • IDX80 118   1,03   0,89%
  • IDXV30 122   2,48   2,07%
  • IDXQ30 140   1,81   1,32%

Sentra onderdil Harapan Baru: Saat Lebaran omzet datang lebih besar (2)


Selasa, 13 September 2011 / 14:30 WIB
Sentra onderdil Harapan Baru: Saat Lebaran omzet datang lebih besar (2)
ILUSTRASI. Produksi migas


Reporter: Fahriyadi | Editor: Tri Adi

Lebaran adalah momen penting yang banyak dinanti pebisnis, tak terkecuali bagi pedagang onderdil di sentra onderdil di Harapan Indah, Bekasi. Menjelang Lebaran, omzet pedagang onderdil yang juga melayani jasa perbaikan dan servis mobil itu naik hingga dua kali lipat.

Hari Raya Lebaran adalah saat-saat penting bagi pedagang onderdil di sentra onderdil Harapan Indah, Bekasi Barat. Maklum, menjelang Lebaran omzet pedagang di situ yang biasanya juga buka usaha bengkel itu bakal terdongkrak naik melebihi hari biasa.

Tengoklah penuturan Stephanus Kurniadi, pemilik Emporium Motor yang ditemui KONTAN di toko onderdil miliknya. Ia bilang, kenaikan omzet itu sudah terjadi sejak Ramadan tiba. "Peningkatan omzet bisa mencapai dua kali lipat," tutur Stephanus.

Stephanus mengaku, omzetnya selama Ramadan atau satu bulan sebelum Lebaran mencapai Rp 50 juta. "Pada bulan-bulan di luar Ramadan, omzet hanya Rp 20 juta-Rp 30 juta," terang Stephanus.

Melambungnya omzet itu berasal dari penjualan onderdil, kampas rem, hingga ganti ban. Selain itu, pedagang juga mendapat uang jasa dari ganti oli, tune-up, servis mesin serta perbaikan bagian kendaraan lainnya.

"Untuk jasa servis, saya mengenakan tarif Rp 50.000-Rp 100.000, tune-up mesin dan ganti oli dengan tarif Rp 200.000-Rp 300.000, tergantung jenis dan merek mobil," terang Stephanus, panjang lebar.

Pada hari kerja biasa, Stephanus dikunjungi 6-7 mobil per hari, di akhir pekan ia dikunjungi 12 mobil per hari. "Kalau jelang Lebaran ada 10 sampai 25 mobil per hari," kata Stephanus.

Meski begitu, lelaki yang juga punya usaha jual beli mobil itu enggan memanfaatkan momentum Lebaran untuk menaikkan tarif jasa dan harga onderdil. "Harga bisa saja naik tetapi itu tidak baik untuk bisnis," terang Stephanus.

Namun, Stephanus baru menaikkan harga bila harga itu memang naik dari pabrikan sejak sebelum Ramadan. Namun, Stephanus sudah punya kiat untuk menghindari kenaikan harga dengan cara menambah stok sebelum Ramadan tiba.

Sumber onderdil Stephanus tidak hanya dipasok oleh pabrikan lokal, sebagian ada yang diimpor. Untuk teknisi mesin, ia mencari tenaga yang sudah berpengalaman dengan mesin.

Laili Hiutra, pemilik Victory Jaya, bengkel sekaligus toko AC atau pendingin mobil, juga ketiban rezeki Lebaran. Laili bilang, penjualannya selama sebulan sebelum Lebaran bisa mencapai Rp 200 juta.

Omzet Laili itu naik tajam ketimbang hari biasa yang hanya sebesar Rp 142 juta per bulan. Sama seperti Stephanus, Laili juga enggan menaikkan tarif jasa perbaikan atau harga onderdil AC yang ia jual. "Tidak ada alasan saya untuk menaikkan harga, karena harga onderdil AC cenderung stabil," terang Laili.

Namun, untuk mendapatkan keuntungan lebih, Laili lebih memilih menambah jam kerja. Kalau biasanya hanya 10 jam per hari, menjadi 12 jam saat menjelang Lebaran.

Untuk melayani pelanggan, Laili mematok tarif jasa perbaikan AC sebesar Rp 300.000-Rp 700.000 per mobil. Jika ada pergantian onderdil atau komponen AC, ia membanderol jasanya Rp 1 juta-Rp 2. "Harga tergantung jenis mobil, merek mobil, dan tentu saja merek AC yang dipakai konsumen," terang Laili.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×