kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra pengasinan ikan hiu di Jakarta Utara (bagian 2)


Sabtu, 23 Februari 2019 / 12:20 WIB
Sentra pengasinan ikan hiu di Jakarta Utara (bagian 2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bau khas potongan ikan begitu menyengat saat memasuki kawasan pengolahan ikan Muara Karang, Jakarta Utara. Sentra pengolahan ikan terbesar itu berjalan normal, tidak ada yang salah dengan bahan baku ikan yang digunakan. Ternyata, ikan hiu jadi salah satu komoditas di sentra tersebut.

Tidak semua rumah mengolah ikan hiu, hanya ada beberapa saja yang berani menggarap bisnis itu. Seperti Heryanto, pria asal Indramayu ini memberanikan diri mengolah ikan hiu sejak awal membuka usaha pengasinan ikan. "Dari awal saya mengolah ikan hiu dan ikan pari karena ditawari pemasok langganan di Muara Baru," ujarnya kepada KONTAN.

Menurut penuturannya, sentra ini sudah ada lama, sejak 1995 dan awalnya ada di daerah Muara Baru karena lokasinya dekat dengan sumber bahan baku. Dan saat ini, saban hari ada pasokan bahan baku ikan hiu sekitar dua ton datang dari kapal nelayan yang merapat di pelabuhan Muara Baru.

Hampir seluruh bagian ikan hiu laku dijual. Heryanto sendiri kerap mendapat bahan baku ikan hiu yang sudah tanpa sirip.

Ia biasanya meminta pemasok bahan baku untuk membersihkan isi perut dan kepala ikan hiu. Bahan baku ikan hiu segar ia beli seharga Rp 19.000–Rp 19.500 per kilogram (kg). Itu dalam kondisi bahan baku sedang melimpah.

Tapi bila sebaliknya terjadi, harga ikan hiu bisa melambung hingga Rp 20.000 per kg atau malah bisa mencapai Rp 24.000 per kg. "Kalau harga segitu, saya tidak beli, dan saat harga bahan baku ikan hiu mahal, jarang masuk ke pengasinan," tuturnya.

Terkadang, ia juga meminta bahan baku ikan hiu utuh dengan sirip. Tapi sudah lima tahun belakangan ini ikan hiu lengkap sulit didapat.

Permintaan sirip hiu yang semakin banyak membuat perajin seolah menerima bahan baku sisa. "Cucut (ikan hiu) super siripnya mahal, kadang saya juga bisa mengolah," ucapnya.

Untuk sirip hiu saja, harganya bisa mencapai Rp 250.000 per kg. Malah, ada ikan hiu berbobot 50 kg, harga siripnya bisa mencapai Rp 1 juta.

Adapun pembeli olahan ikan hiu Heryanto berasal dari sekitar Jakarta, seperti Bogor, Bandung, Depok, Karawang, Bekasi, dan Tangerang. Sebagian besar membeli olahan ikan hiu untuk dijual kembali.

Sulitnya mendapatkan bahan baku ikan hiu lengkap dengan sirip juga diakui Cahyono, perajin olahan ikan hiu di Muara Karang, Jakarta Utara. "Makin susah dapat ikan utuh, malah makin ke sini bahan baku makin sedikit karena banyak yang mengolah juga," sahutnya.

Jika sedang banyak pasokan bahan baku, Cahyo bisa mengolah sampai 10 ton ikan hiu per minggu. Harga jual hasil olahannya Rp 35.000 - Rp 40.000 per kilogram (kg). Namun jika sedang sepi bahan baku, ia hanya bisa mengolah 2 - 4 ton ikan hiu setiap minggu.

"Saat bahan baku susah, terpaksa rebutan dengan perajin lain. Kalau stok kosong, pelanggan banyak yang mencari," tuturnya.

Adapun bahan baku ikan hiu yang didapat para perajin berasal dari hasil tangkapan di perairan Kalimantan dan Papua. Setiap hari kapal pemburu ikan hiu merapat di dermaga Muara Baru untuk memasok aneka jenis ikan, termasuk ikan hiu.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×