Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri
Walau sudah era paperless, jasa percetakan tetap dibutuhkan hampir di setiap lini usaha dan kegiatan. Tak heran bila aktivitas percetakan ini masih sangat menjanjikan.
Di wilayah Jakarta sendiri, ada banyak pusat bisnis ini. Salah satu yang cukup terkenal berada di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Sentra percetakan di daerah ini sudah ada sejak belasan tahun silam. Saat ini, tidak kurang dari 30 kios meramaikan pusat percatakan ini.
Lokasi persis sentra ini berada di Jalan Raya Bogor Kilometer 20. Bila dari arah Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sentra ini berada di sisi kiri jalan setelah pertigaan Hek. Lokasinya tak sampai 1 kilometer (km) dari Pasar Kramat Jati.
Pusat percetakan di Kramat Jati menyediakan hampir segala macam jasa layanan di bidang percetakan. Di antaranya, jasa cetak kartu undangan, brosur, spanduk, kartu nama, dan kuitansi, dan lain-lain.
Bahkan, ada juga yang menyediakan jasa pembuatan stempel dan neon box. "Di wilayah sekitar Jakarta Timur dan Bekasi, sentra ini sudah terkenal, " kata Ricky Azhari, pemilik CV Karya Maju, salah satu kios percetakan di Kramat Jati.
Ricky mulai membuka kios percetakan di wilayah ini sejak tahun 2008. Awalnya, ia membantu orangtuanya yang memiliki usaha percetakan di Senen, Jakarta Pusat.
Ia mengaku, tertarik untuk membuka usaha sendiri karena melihat peluang bisnis ini menjanjikan. Dari segi lokasi, kawasan Kramat Jati juga prospek dikembangkan sebagai pusat percetakan. Maklum, di kawasan ini banyak terdapat perkantoran.
Saat ini, Ricky bisa memperoleh omzet sebesar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta per bulan. Ia mengaku, banyak menerima order mencetak kartu undangan pernikahan.
Biaya jasa cetak ini dibanderol mulai harga Rp 5.000 hingga Rp 12.000 per kartu undangan. "Harga segitu dengan minimal pesanan sebanyak 500 undangan dan bahannya hard cover," ujarnya.
Sementara, kartu undangan dari bahan kertas biasa dibanderol seharga mulai Rp 2.500 hingga Rp 4.000 per piece. Selain mendapat order dari daerah Jabodetabek, ia juga kerap menerima pesanan dari pelanggan luar kota. Bahkan, ia pernah melayani pesanan dari Kalimantan dan Sumatra.
Pelanggan biasanya datang saat sedang berlibur atau pas ada kegiatan lain. Ada pula yang memesan secara online. Setelah barang yang dipesan selesai dikerjakan, Ricky akan mengirimkannya melalui jasa pengiriman.
Kios lain adalah Percetakan Nabila yang sudah berdiri sejak 2002. Setiawan, pengelola kios ini bilang, setiap bulan, omzet kiosnya berkisar Rp 20 juta. Selain kartu undangan, ia juga kerap mendapat order pembuatan stempel.
Tarif jasa pembuatan stempel mulai Rp 25.000-Rp 35.000 dengan kualitas standar. Jika ingin stempel warna, banderol harganya mulai Rp 50.000-Rp 60.000. "Kami punya banyak agen, bukan cuma konsumen eceran," ujarnya.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News