Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi
Selain sebagai sentra penjualan peuyeum, Kampung Citatah, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat dikenal juga sebagai penghasil peuyeum. Peuyeum Citatah telah dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Barat. Umumnya, peuyeum dibawa para pedagang yang berasal dari kampung Citatah juga.
Semarak pusat perdagangan peuyeum di Kampung Citatah, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat kini mulai meredup. Sentra peuyeum ini mulai sepi dari pembeli sejak jalan tol Cikampek - Padalarang (Cipularang) beroperasi pada 2006 silam.
Guna menyiasati penurunan omzet, banyak pedagang melengkapi kiosnya dengan barang dagangan lain seperti, produk-produk kerajinan. Tapi, sejak sepi pembeli, banyak juga yang memutuskan pindah lokasi berjualan. "Banyak pedagang yang pindah berjualan ke daerah lain," kata Muhammad Basor, pemilik Kios Jakiah di Kampung Citatah.
Kebanyakan mereka masih berjualan di wilayah Jawa Barat juga, seperti Bandung, Cipanas, Cikampek, Padalarang, serta Jalan Nagrek. Adapun di luar Jawa Barat, ada yang berjualan hingga ke Jakarta dan Merak, Banten.
Kendati sudah keluar kampung, mereka masih menjual peuyeum-peuyem asli buatan Kampung Citatah. Ini juga yang membuat produksi peuyeum di kampung ini masih bertahan.
Menurut Basor, di Citatah terdapat sekitar delapan usaha rumahan yang memproduksi peuyeum. Berbeda dengan pedagang, para produsen peuyeum di daerah ini masih kebanjiran order. "Banyak pedagang di luar Citatah yang masih memesan peuyeum dari kampung kami," ujar Basor.
Melihat prospek usaha pembuatan peuyeum yang semakin cerah, beberapa pedagang bahkan memutuskan beralih profesi dari pedagang peuyeum menjadi pembuat peuyeum. Tak heran bila Citatah kini dikenal juga sebagai sentra penghasil peuyeum.
Selain memasok pedagang di Citatah, mereka juga banyak memiliki pelanggan dari daerah lain. "Umumnya pedagang di daerah lain itu berasal dari kampung ini juga," kata Basor.
Jajang Jaelani, pemilik kios Sunda Rasa bilang, penyebaran peuyeum Citatah sudah terjadi sejak 1990-an. Hal itu sangat membantu kelancaran usaha pembuatan peuyeum di daerah ini.
Para pedagang mengambil peuyeum dari daerah ini karena harganya murah dan rasanya lebih enak. Harga peuyeum di tingkat produsen hanya Rp 300.000 per kuintal. Sementara itu, pedagang menjual ke konsumen akhir sekitar Rp 6.000 - Rp 7.000 per kg. Dari harga jual itu, pedagang memetik keuntungan hingga 100%. "Harganya naik dua kali lipat," jelas Basor.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News