kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra sablon Bandung: Surapati jadi simbol usaha sablon dari kota kembang (1)


Kamis, 30 Juni 2011 / 14:20 WIB
Sentra sablon Bandung: Surapati jadi simbol usaha sablon dari kota kembang (1)
Aktivitas kantor pelayanan pajak di Sudirman, Jakarta, Selasa (25/8/2020). Target pajak tahun ini diproyeksi tidak tercapai. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi


Mulai muncul sejak 30 tahun yang lalu, wilayah Surapati kini menjelma sebagai pusat sablon kaos dan percetakan. Di sentra ini, kini telah berjajar 300 pengusaha sablon dan percetakan. Bahkan, Jalan Surapati Bandung telah menjadi simbol sablon di Kota Kembang itu.

Bandung merupakan gudang kreativitas. Di kota ini, banyak ide-ide baru, baik yang berkaitan dengan produk fesyen maupun kuliner, bermunculan. Tak heran, bila banyak pelancong dari seluruh Nusantara yang mengenal kota ini.

Salah satu pusat kreativitas yang menjadi daya tarik Kota Bandung adalah sentra sablon dan percetakan di Jalan Surapati atau Jalan Suci. Pusat sablon ini terkenal karena sudah berumur puluhan tahun dan menjadi simbol sablon dan percetakan Bandung.

Di sepanjang jalan ini, terdapat banyak gerai yang menawarkan jasa penyablonan. Mereka berjejer rapat hampir sepanjang tiga kilometer. "Saat ini, bila ditotal mungkin ada sekitar 250 hingga 300 gerai," ujar Rury Maulana, pemilik Flash Production.

Jalan Surapati sendiri merupakan jalan arteri yang menghubungkan Bandung bagian barat dan bagian timur. Alhasil, lokasi ini juga menjadi posisi penting sistem pergerakan di kota Bandung. "Posisinya sangat strategis," terang Rury.

Rury pun bercerita, munculnya usaha sablon di sini berawal dari usaha yang dirintis oleh sebuah keluarga di tahun 1980-an. Setelah satu dekade berlalu, di sekitar tahun 1990-an, pengusaha sablon yang menggelar usahanya di kawasan Surapati pun tumbuh menjadi sekitar 30 orang.

Kehadiran pengusaha baru pun mengembangkan sentra ini hingga menjadi pusat sablon terkemuka tidak hanya di Jawa Barat melainkan di Indonesia. "Banyak yang sudah tahu, kalau Bandung, daerah Suci adalah pusat sablon paling terkenal," ujar Rury.

Kebanyakan toko di daerah tersebut melayani penyablonan untuk kaos dan kemeja. Usaha ini kian sibuk, seiring giatnya promosi yang dilakukan berbagai perusahaan yang meluncurkan produk baru atau mempunyai kegiatan massal seperti gerak jalan santai.

Saat ini, Rury mampu menerima minimal 20 pesanan kaos tiap bulan. Ia menetapkan jumlah minimal pesanan kaos itu dua lusin. Alhasil, Rury pun bisa mengantoni omzet sekitar Rp 12 juta per bulan.

Ia mematok harga kaos yang telah disablon Rp 45.000 hingga Rp 75.000 per helai. Rury membuka toko pada tahun 2004. Sebelumnya, ia membantu pamannya menjalankan usaha sablon sejak 1993. Mulanya, ia membantu usaha sang paman dengan menjadi marketing.

Sejak awal terjun pada usaha ini, Rury memang sudah memiliki keinginan berwiraswasta. "Namun, saat itu, saya masih kuliah. Sehingga, lebih memungkinkan kerja paruh waktu," kenangnya.

Sementara itu, Amanda, pemilik toko Sinar Jaya, sudah terjun di usaha sablon sejak tahun 1998. Awalnya, ia membuka toko di wilayah Sukajadi. Sayang, toko di sana kurang berkembang.

Memasuki tahun 2000, Amanda memindahkan usahanya ke wilayah Surapati. Maklum, kata perempuan berusia 35 tahun ini, Surapati jauh lebih terkenal sebagai pusat pemesanan kaos sablon dibandingkan dengan kota mana pun di Bandung.

Ia mengakui adanya risiko kepindahannya, yakni persaingan yang ketat. "Tapi, itu semua sudah menjadi bahan pertimbangan kami," ujarnya.

Sejak saat itu usahanya kian berkembang. "Lokasi Surapati memang prospektif, ada peningkatan jumlah orderan rata-rata 40% per bulan," tutur Amanda.

Bahkan, tak hanya memenuhi permintaan lokal, sejak tahun 2009, ia menerima pesanan sablon kaos dari negeri tetangga, seperti Malaysia. Amanda memang mengandalkan relasinya yang ada di negeri jiran itu. Tiap bulan, ia rutin mengirim sekitar 10 lusin kaos ke Malaysia.

Meski belum banya, namun tren pengiriman terus menignkat. Sedangkan, secara keseluruhan, tiap bulan, Amanda bisa menjual hingga 20 kodi kaos sablon.

Untuk memenangkan persaingan, Amanda pun rajin mengikuti tren maupun teknologi seputar sablon dan printing. Kini, ia juga menyediakan layanan digital printing untuk pembuatan spanduk dan reklame. Ia ingin, para pelanggannya bisa mendapatkan banyak pilihan dan layanan yang lebih bervariasi.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×