kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Sentra Sepeda: Berburu sepeda bekas di Makassar


Senin, 04 Maret 2013 / 13:15 WIB
Sentra Sepeda: Berburu sepeda bekas di Makassar


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

Jika Anda pernah mengunjungi Kota Makassar, mungkin pernah melintasi deretan pedagang sepeda di Jalan Cenderawasih. Saban hari, puluhan pedagang menjajakan ratusan sepeda bekas di pinggiran jalan itu. Sekadar gambaran, lokasi Jalan Cenderwasih hanya berjarak 3 kilometer dari Pantai Losari, yang merupakan ikon kota Makassar.

Siang itu, ketika KONTAN menyambangi pusat penjualan sepeda bekas di Jalan Cenderawasih, matahari sedang bersinar terik. Namun, cuaca panas tidak melunturkan semangat para penjual sepeda bekas di Jalan Cendrawasih. Ketika itu, pengunjung memang sedang sepi. Alhasil, kebanyakan pedagang mengisi waktu dengan memperbaiki sepeda dagangannya.

Para pedagang tidak membuka kios atau lapak di Jalan Cendrawasih. Mereka hanya menata rapih ratusan sepeda bekas di pinggiran jalan, mulai dari  persimpangan Jalan Cendrawasih hingga stadion sepakbola Andi Mattalata atau Stadion Mattoangin.

“Pedagang di sini mulai berjualan dari jam enam pagi hingga jam lima sore,” kata Thomas, salah satu pedagang sepeda bekas.

Namun, pada musim hujan, waktu berjualan pun dipersingkat. Pasalnya, pembeli jarang yang mau singgah ke sentra ini, jika hujan turun.

Thomas bercerita, sentra sepeda bekas ini sudah ada sejak tahun 1980-an. Waktu itu, hanya ada dua penjual sepeda bekas, termasuk Thomas. Kemudian, sejak tahun 1990, bermunculan pedagang-pedagang baru, sampai jumlahnya kini mencapai 20 pedagang.

Pria asli Makassar ini menjual berbagai jenis sepeda, mulai dari sepeda roda tiga, sepeda kumbang, sepeda ontel, sepeda mini, sepeda tandem, hingga sepeda gunung. Merknya pun bermacam-macam, seperti Polygon, Wimcycle, dan United Bike.

Thomas melego satu unit sepeda bekas mulai dari Rp 100.000 hingga jutaan rupiah. Saban bulan, dia bisa mengantongi omzet hingga Rp 10 juta. "Margin keuntungan dari menjual satu sepeda bekas berkisar Rp 50.000 sampai ratusan ribu," ucap pria berumur 54 tahun ini.

Pedagang sepeda bekas lainnya di sentra tersebut, Agung, menjual beragam jenis dan merek sepeda yang hampir sama dengan Thomas. Dia memasang harga jual mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 1,5 juta per unit.

Agung bilang, tidak setiap hari ada yang membeli jualannya. Namun, setidaknya dalam sebulan dia bisa meraup omzet sekitar Rp 13 juta. Maklum, selain berjualan, dia juga menawarkan jasa perbaikan sepeda. “Keuntungan bersih sekitar 10%-30% dari omzet bulanan,” ujar pria 39 tahun ini.

Sementara, pedagang lain, Ahmad Zarialdi  mengaku baru berdagang di Jalan Cenderawasih sejak tahun 2000 silam. Dia bilang, saat itu, sudah ada 12 pedagang sepeda bekas di sentra ini. "Setelah mengumpulkan modal Rp 5 juta untuk beli sepeda bekas dan peralatan reparasi, saya mulai jualan di sini," kisahnya.

Kini, tiap bulan, Ahmad bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta. “Sekarang pedagang semakin banyak di sini, namun rezeki selalu ada," ujarnya. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×