kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

Sentra Stempel Bandung: Murah dan variatif (1)


Rabu, 16 Januari 2013 / 11:14 WIB
Sentra Stempel Bandung: Murah dan variatif (1)
ILUSTRASI. Contoh kamar tidur anak dengan nuansa warna ungu. Foto:?Instagram @fernishdesigndecor


Sumber: Kontan 14/1/2013 | Editor: Havid Vebri

Kota Bandung tidak saja terkenal sebagai pusat kuliner dan tempat distro yang kian menjamur, tapi juga sebagai episentrum industri rumah tangga dan kerajinan tangan.

Salah satu pemandangan yang menarik di Bandung adalah kios-kios tempat produksi dan menjual stempel di Jalan Cikapundung Barat yang mengarah ke Jalan Terusan ABC.

Sentra stempel ini sudah ada sejak tahun 1970-an, dan menjadi sentra produksi dan penjualan aneka stempel. Stempel warna, stempel ukir, dan cetak yang dibuat secara manual, terjaja di sana.

Di daerah ini, terdapat lebih dari 50 kios tempat pembuatan stempel. Sebagian perajin bisa meraup omzet sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per bulan. Namun, tidak sedikit juga yang omzetnya kurang dari Rp 15 juta per bulan.

Ketika KONTAN menyambangi sentra ini November 2012 lalu, sekilas tampak kesibukan para pedagang sedang membuat stempel di kios masing-masing.

Jajaran kios-kios berbaris rapi di sepanjang trotoar Jalan Cikapundung Barat yang mengarah ke Jalan ABC dan Jalan Banceuy itu. Tiap kios memajang aneka bentuk stempel yang mereka produksi sebagai contoh produk bagi calon pelanggan.

Marwan Tanjung, salah seorang pemilik kios stempel menuturkan, pusat pembuatan stempel di sepanjang Jalan Cikapundung ini sudah cukup dikenal di kota Bandung hingga luar kota.

Ia sendiri mulai membuka kios di sentra ini sejak tahun 1990-an. Saat ini, Marwan bisa memproduksi dan menjual stempel rata-rata tiga unit hingga tujuh unit per hari. Ia bisa meraup omzet sekitar Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per hari.

Marwan membanderol harga stempel warna Rp 90.000 per unit, sementara stempel cetak biasa dengan harga Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per unit. "Masih bisa ditawar," ujar Marwan.

Untuk stempel cetak dan warna, Marwan bisa memproduksi sendiri di kios miliknya. Ia sudah memiliki peralatan untuk membuat stempel berdasarkan permintaan pelanggan. "Jika dipesan pagi atau siang, sore sudah jadi," janjinya.

Anwar Sanusi, pedagang lainnya, sudah membuka kios pembuatan dan penjualan stempel di sentra ini sejak akhir tahun 1980-an. Ia melanjutkan usaha yang telah dirintis ayahnya.

Anwar menjual stempel warna dengan harga sekitar Rp 80.000 hingga Rp 90.000 per unit dan stempel cetak biasa seharga Rp 50.000 per unit. Namun, ia juga membuat stempel ukir dengan harga sekitar Rp 30.000 per unit.

Dalam sehari, Anwar bisa memproduksi dan menjual sebanyak tiga unit hingga tujuh unit stempel dengan omzet Rp 300.000 hingga Rp 550.000 per hari.

Namun, jika stempel yang dipesan tergolong rumit dan butuh teknologi digital, ia akan meminta bantuan temannya yang sudah memiliki teknologi modern untuk memproduksinya. "Tidak semua stempel saya buat sendiri," paparnya.

Andre, salah seorang pelanggan di sentra ini kerap memesan stempel di jalan Cikapundung ini. Pasalnya, harga stempel masih tergolong murah. Ia sudah berlangganan dengan beberapa produsen stempel di sentra ini.

"Kalau ada pesanan dari kantor untuk membuat stempel, saya langsung datang ke sini," ujarnya.      

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×