kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Sentra tas wanita Senen: Pedagang tas berburu tas di sentra ini (2)


Rabu, 13 Juli 2011 / 13:59 WIB
Sentra tas wanita Senen: Pedagang tas berburu tas di sentra ini (2)
ILUSTRASI. Refleksi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2020).


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Dengan lokasi yang strategis, dekat terminal dan stasiun, sentra penjualan tas di Pasar Senen, Jakarta Pusat menjadi pusat belanja grosir bagi pedagang tas hingga pembeli individual. Tak hanya dari Jabodetabek, pembeli juga datang dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Keberadaan sentra penjualan tas di Pasar Senen, Jakarta Pusat sejatinya sudah lama, yakni sejak tahun 19700-an. Awalnya, para pedagang menggelar dagangan di pasar tradisional, bercampur dengan dagangan lainnya. Sejak pasar mengalami peremajaan, para pedagang tas berkumpul di lantai tiga.
Selain menjual tas secara grosir, pedagang tas di sentra ini juga menjual tas secara eceran. Tak pelak, selain pedagang yang sengaja datang untuk kulakan, banyak juga pelanggan yang datang untuk membeli tas secara eceran.

Dari sisi lokasi, sentra tas di Pasar Senen punya kelebihan ketimbang sentra tas di lokasi lain seperti Mangga Dua atau pun Pasar Tanah Abang. Selain produknya yang beragam, lokasi pasar juga terjangkau oleh pengunjung.

Lokasinya yang berdempetan dengan terminal baik bus maupun kereta api, sentra ini menjadi tujuan banyak orang, baik pelanggan dari sekitar wilayah Jabodetabek tapi juga pelanggan dari Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Sementara pelanggan yang berasal dari Jabodotabek, bisa menggunakan bus. Banyak bus dari terminal Pulo Gadung hingga Kampung Rambutan berkumpul di terminal Senen. Kendaraan lain seperti angkutan kota, bajaj juga lalu lalang siap mengantarkan penumpang ke segala tujuan.

Bahkan, kata Febrianto, Pasar Senen juga menjadi tujuan belanja para pedagang dari Pasar Tanah Abang dan juga Mangga Dua. "Mudahnya alat transportasi menjadikan sentra ini menjadi tujuan pelanggan dari banyak tempat," ujar Febrianto, pemilik toko tas Ballezza.

Dian Ningsih, salah satu pedagang tas di Tanah Abang mengatakan, dalam sebulan, ia empat kali datang ke Pasar Senen untuk kulakan. "Sekali datang, saya biasanya membeli 150 tas," kata Dian. Selain banyak ragamnya, harga tas di Pasar Senen juga lebih murah.

Menurut banyak pedagang tas, sejak tahun 1970-an, Senen sudah dikenal sebagai sentra grosir tas. Jumlah pedagang terus meruyak hingga tahun 1990. Mereka menempati pasar Inpres, Senen. Kebakaran yang terjadi tahun 2004 membuat banyak pedagang tas berjualan di sembarang tempat.

Baru pada tahun 2009, mereka berkumpul kembali setelah Pemerintah DKI Jakarta merenovasi dengan membangun gedung baru bernama Pasar Senen Jaya. Setelah gedung baru itu jadi, pedagang kembali berkumpul di gedung baru ini. Namun, sebagian pedagang tas ada memilih yang memilih bertahan di lokasi bangunan lama atau pasar Inpres Senen dengan berbagai alasan.

Bangunan pasar Senen Jaya terdiri dari lima lantai dengan jumlah kios lebih dari 1.200 kios. Ketimbang gedung baru, bangunan ini dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga membuat nyaman pengunjung. Apalagi, pasar ini tampak seperti pasar modern, jauh dari kesan kumuh layaknya pasar tradisional.

Sejak menempati lokasi baru, pedagang tas di sentra ini mengaku mengalami kenaikan penjualan, utamanya pada waktu-waktu tertentu. "Omzet naik terus, terutama masa liburan sekolah," ujar Aris Kuncoro, pemilik tas Bagus Fortuna. Seperti saat sekarang ini, omzet dagangannya naik hingga 40%.

Penjualan mereka akan menurun tajam saat mendekati Lebaran. Banyak konsumen yang memprioritaskan belanja pakaian dan makanan ketimbang membeli tas baru menjadikan dagangan mereka sepi. "Hanya kalangan menengah atas saja yang mau datang membeli tas," kata Aris. Dengan jumlah pelanggan yang menyusut, omzet dagangan Aris pun kempis.

Demi mempertahankan perolehan omzet, Aris sudah mengantisipasinya dengan menawarkan varian tas model terbaru untuk konsumen kelas menengah itu. Kebanyakan tas yang dijual adalah KW-1.

Selain itu, Aris juga menyiasati penjualan dengan memberikan potongan harga jual. Biasanya ia memberikan potongan harga hingga 20% ke pelanggan.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×