kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra tempe Cibogo: Berdiri sejak tahun 1950 (1)


Minggu, 22 Juli 2012 / 19:33 WIB
Sentra tempe Cibogo: Berdiri sejak tahun 1950 (1)


Sumber: Kontan/16/7/2012 | Editor: Havid Vebri

Desa Cibogo yang terletak di Kecamatan Plered merupakan salah satu sentra produksi tahu dan tempe di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Daerah ini sudah sejak tahun 1950-an terkenal sebagai daerah penghasil makanan yang terbuat dari kacang kedelai itu.

Di kampung ini ada sekitar 20 rumah produksi tahu dan tempe. Endang, salah satu pemilik usaha pembuatan tahu dan tempe di Cibogo, menuturkan, usaha ini merupakan warisan dari orangtuanya.

"Dulu orangtua saya termasuk salah seorang yang pertama kali memproduksi tahu dan tempe di Cibogo," ungkapnya.

Dibantu dua karyawan, dalam sehari Endang mampu memproduksi sebanyak 107 kilogram tempe dan 90 kilogram tahu. Ia kemudian menjual tempe buatannya dengan harga mulai Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per bungkus.

Sedangkan untuk tahu, ia melego seharga Rp 250 per buah. Saban hari, dia bisa meraup omzet sekitar Rp 2 juta atawa Rp 60 juta per bulan.

Serupa dengan Endang, Marjun, pemilik usaha pembuatan tahu dan tempe di Cibogo, juga melanjutkan usaha orangtuanya. Tapi, dia hanya memproduksi tempe. Ia mulai terjun ke bisnis ini untuk menggantikan orangtuanya sejak tahun 1986 silam.

Dalam mengembangkan usahanya, Marjun dibantu dua karyawan. Dalam sehari, Marjun membutuhkan satu kuintal atau 100 kilogram kacang kedelai untuk memproduksi sekitar 100 kilogram tempe.

Tempe hasil olahannya kemudian ia kemas dengan ukuran seperempat kilogram hingga satu kilogram. Lalu, "Dijual dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per bungkus," ujarnya. Alhasil, dia bisa mengantongi omzet rata-rata Rp 1 juta sehari atau Rp 30 juta per bulan.

Pemilik usaha tahu dan tempe di sentra ini adalah Toheri. Namun, ia lebih memilih fokus memproduksi tahu. Toheri baru melakoni bisnis rumahan ini pada tahun 2009 lalu. Setiap hari dia membutuhkan sebanyak 80 kilogram kacang kedelai untuk memproduksi sekitar 80-an kilogram tahu.

Dari usaha itu, Toheri bisa memperoleh penghasilan yang lumayan besar, sekitar Rp 800.000 per hari alias Rp 24 juta sebulan. Sama seperti pemilik usaha pembuatan tahu dan tempe lainnya di Desa Cibogo, dia juga meneruskan bisnis orangtuanya. Ia sehari-hari dibantu dua karyawan dalam proses produksi tahu.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×