Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Konsep video promotion seperti apa yang harus saya buat agar tepat sasaran? Seringkali, pemilik usaha seringkali memang dibuat bingung dengan video promotion. Apalagi, yang benar-benar secara efektif menembak target pasar atau sasaran.
Karena, memikirkan konsep adalah hal yang paling penting dalam membuat video promotion. Apalagi, perkembangan teknologi membuat video menjadi bentuk promosi paling efektif dalam dunia pemasaran.
Sayangnya, tidak mudah bagi pemilik usaha untuk membuat program promosi yang bagus. Kadang, usaha kerasnya berujung sia- sia karena hasil akhir tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Arka Creative Studio menggabungkan dua jenis bidang usaha, yakni production house dengan market research. Hasil riset pasar yang mereka lakukan menjadi bekal untuk menyusun konsep promosi video, sehingga akan lebih tepat sasaran.
Anshar Safri, CEO Arka mengatakan, layanan yang yang mereka tawarkan ini bisa memotong rantai proses pembuatan promosi digital dengan biaya yang lebih efisien. "Bila biasanya perusahaan harus menyewa empat pihak, dengan layanan kami cukup satu pihak saja," tegasnya pada KONTAN, Rabu (18/7).
Teknik penelitian yang digunakan adalah model kualitatif, dengan alasan hasil kesimpulan yang didapatkan lebih detail, karena menggunakan pendekatan humanis. dan eksploratif. Laki-laki lulusan Asia Pacific University ini menjamin hasil penelitiannya 70% lebih efektif dibandingkan dengan lainnya.
Untuk mengerjakan semua ini, dia dibantu oleh pihak kedua agar lebih mudah dan cepat selesai. Sampai sekarang usaha rintisan ini sudah menggandeng kerjasama dengan sembilan mitra usaha beberapa di antaranya adalah AOI Asia, dan Reka Branding.
Proses pembuatan satu proyek, mulai dari penelitian sampai pembuatan video, Arka Creative Studio membutuhkan waktu sekitar dua bulan. Sebelum video tampil ke publik, mereka akan membentuk forum diskusi dengan klien untuk menunjukkan hasil akhir.
Langkah ini dilakukan untuk meminimalisasi kesalahpahaman atau hasil video yang kurang pas dengan pelanggan. Sebagai pelengkap, mereka juga memberikan layanan paska publikasi dengan evaluasi pasar. Anshar menyatakan akan memberikan hasil evaluasi plus saran untuk memperbaiki langkah promosi selanjutnya.
Lainnya, start up asli Indonesia ini juga terus berbenah dan berkembang. Untuk mempermudah proses pengenalan untuk berbagai layanan yang ditawarkan, Arka Creative Studio menghadirkan menu Map Experiance dalam laman website official mereka.
Selain mempermudah konsumen menjelajahi berbagai layanan, pengunjung juga dapat mengukur estimasi total biaya yang harus dikeluarkan bila menggunakan jasa mereka.
Menyiapkan divisi baru
Usaha rintisan ini resmi meluncur pada September 2017. Anshar mengatakan hanya butuh waktu lima bulan untuk mempersiapkan bisnis rintisannya ini.
Saat itu, modal yang dia investasikan untuk pendirian usaha sekitar Rp 500 juta. Kini, Arka dijalankan oleh 10 orang dengan bantuan banyak freelancer.
Anshar mengaku, tidak mendapati kendala yang berarti dalam proses persiapan usaha ini. Karena dia sudah kenal dan sering berdiskusi dengan tim Arka lainnya. Maklum saja, mereka sama-sama alumni dari universitas yang sama di Jepang.
Hambatan usaha baru mereka rasakan saat bisnis rintisan ini benar-benar telah berjalan. "Yang paling berat bagi kami adalah masalah awareness karena ini masih baru dan beda dengan production house atau agency," katanya.
Alhasil, dia bersama tim terus memberi edukasi pasar soal proyek-proyek yang Arka kerjakan. Kepada konsumen, Anshar akan menjelaskan tentang konsep dan layanan usaha rintisannya tersebut. Untuk mempermudah langkah menjaring pasar, mereka memanfaatkan jaringan dari masing-masing tim Arka Creative Studio.
Kedekatan yang sudah terjalin secara personal membuat mereka lebih mudah mendapatkan klien. Hasilnya, perusahaan rintisan ini sudah mendapatkan sekitar 20 klien dari September 2017 sampai Juli 2018. Sayangnya, dia enggan mengungkapkan nama-nama kliennya tersebut.
Pasar yang menjadi target mereka adalah instansi pemerintah, perusahaan multinasional atau perusahaan asing yang akan masuk pasar Indonesia, dan juga para pelaku usaha kecil dan menengah. Tidak jarang pula mereka turut serta membantu beberapa pihak untuk melakukan penelitian.
Meski belum ada usaha yang membuka layanan sejenis, Anshar dan timnya tetap tak berleha-leha. Ia mengatakan, meski tidak menawarkan layanan yang sama dengan Arka Creative Studio, production house dan agency tetap menjadi pesaing bisnis. Namun, dia tetap optimis bisnisnya dapat berkembang dan terus eksis dengan memberikan nilai tambah bagi klien.
Kini, Anshar dan tim tengah menyiapkan tiga divisi baru. Pertama, data scientist yaitu perusahaan ingin menguatkan tim penelitian kuantitatif. "Ini untuk menjawab pertanyaan klien yang banyak menanyakan tentang hasil dalam perhitungan angka," jelasnya. Kedua, branding destination. Dan, terakhir creative food and beverage.
Ketiga divisi baru tersebut akan ditujukan untuk mendukung dan memperluas jangkaun pasar Arka. Sebab, kedepan perusahaan rintisan ini juga menyasar sektor hospitality mengingat potensi pertumbuhan sektor ini masih sangat agresif sampai tahun-tahun mendatang.
Soal suntikan dana investor yang mengalir ke start up miliknya, Anshar mengaku belum mau membuka peluang tersebut. Alasannya, dia bersama tim ingin memperkuat pondasi usaha dan terus memperbaiki layanan. Ditambah lagi, kondisi keuangan mereka masih terbilang sehat untuk berjalan secara mandiri.
Persaingan bidang sejenis sudah ketat
Arka Creative Studio memang menawarkan solusi baru bagi para pelaku usaha yang ingin membuat promosi berbentuk video. Dengan tujuan konten benar-benar sesuai dengan sasaran, tak hanya pembuatan video saja, mereka juga menyediakan jasa riset. Dengan sinergi ini, selain akan memudahkan konsumen, biaya juga dapat dipangkas.
Namun, menurut Daniel Saputro, Pengamat Usaha Rintisan, akan menjadi cukup sulit bagi Arka Creative Studio untuk dapat menembus pasar. Alasannya, persaingan bisnis di bidang ini sudah sangat ketat. Seperti diketahui, pemain rumah produksi sangat banyak. Begitu juga, jasa riset.
Ditambah lagi, pasar belum mengetahui dan mengenal apa itu Arka. "Perusahaan pasti tidak mau membeli kucing dalam karung. Oleh karena itu, Arka harus memberi layanan free bila ingin menjaring pasar," katanya pada KONTAN.
Ambil contoh, bila perusahaan puas dengan hasil riset dan video promotion buatannya baru dikenakan biaya. Tapi saat mereka tidak cocok mau tidak mau harus digratiskan.
Mengandalkan jaringan untuk menjaring konsumen memang dapat menjadi salah satu cara membesarkan pasar. Tapi, pengenalan dan branding usaha serta memberikan iming-iming juga harus dilakukan untuk menjaring pasar yang lebih luas.
Disarankan, usaha rintisan ini juga memberikan potongan harga dan lainnya. Pembuatan website dan branding melalui media sosial dapat membantu perusahan untuk mengenalkan merek usahanya.
Selain itu, metode penelitian kualitatif tidak cukup untuk menghasilkan kesimpulan yang tepat. Baiknya, perusahaan juga melakukan teknik penelitian kuantitatif untuk mempertegas hasil kesimpulannya.
Daniel menegaskan bila ingin usaha tahan lama maka Arka wajib melakukan development usaha secara cepat serta memberikan keunikan lain dari yang lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News