kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45933,51   5,16   0.56%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepekan Peluang Usaha: Baju India & replika mobil


Sabtu, 02 Mei 2015 / 10:00 WIB
Sepekan Peluang Usaha: Baju India & replika mobil
ILUSTRASI. Pemasaran produk siaran tv berbayar?PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV).


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Eh, sudah di sini, maaf ya tadi lama menunggu. Soalnya, tadi lagi makan bakpia pathok. Rasanya enak, lagi pula bakpia pathok sekarang mempunyai banyak rasa. Ada rasa original kacang hijau, keju, cokelat, nanas, durian, ubi ungu, dan kacang merah. Kalau mau mencoba silakan!

Bakpia yang kita makan sekarang ini adalah Bakpia Pathok  25. Tahu enggak, ternyata angka 25 itu merupakan nomor rumah si pemilik yang mulai digunakan sebagai merek dagang sejak 1980. Kalau bakpianya sendiri sudah dijalan secara turun-temurun sejak 1948.  Setelah angka 25 muncul sebagai mereka, lalu muncul produsen bakpia lain dengan merek dagang nomor lain. Usaha yang dirintis oleh Tan Aris Nio ini sekarang sudah diwariskan kepada anaknya Arlen Sanjaya. Bakpia Pathok 25 dijual antara Rp 30.000-Rp 35.000 per kotak.  

Sudah makan bakpianya, jangan terlalu kenyang. Soalnya, Somay Bang Mandor sudah menunggu tuh. Itu lo somay yang merupakan usaha besutan Paulus Eko. Oke, coba deh sepotong somaynya, pasti enak.

Somay Bang Mandor sudah beroperasi sejak Desember 2012. Sampai saat ini, dia mempunyai tiga gerai pribadi di Jakarta. Laki-laki yang lebih akrab disapa Paul ini langsung membuka tawaran kerjasama setelah peluncuran gerai pertama.  Siomay Bang Mandor membuka dua model kerjasama. Pertama menjadi agen penjual alias reseller. Mitra bisa membeli produk dengan harga lebih murah yaitu Rp 10.000 per porsi. Nantinya mitra bisa menjual kepada konsumen seharga Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per porsi isi lima jenis. Tidak ada patokan minimal pembelian untuk para reseller. Hanya saja, pusat mematok penjualan mitra 20.000 buah siomay setahun.

Kedua, paket kemitraan dengan investasi Rp 4,5 juta.  Fasilitas yang didapatkan seperti booth, perlengkapan memasak, perlengkapan promosi, 150 buah siomay dan perlengkapan tambahan lainnya. Untuk menjaga kualitas dan kesamaan rasa produk, Paul mewajibkan semua mitra mengambil bahan baku dari pusat. Somay Bang Mandor menargetkan konsumen menengah ke bawah. Dia membanderol harga jual Rp 13.000-Rp 15.000 per porsi. Mitra diprediksikan bisa meraih omzet sekitar Rp 390.000 per hari atau sekitar Rp 11,7 juta per bulan.

Dari tadi makan terus ya, sekarang kita minum yuk. Jangan takut Agus Maulidin sudah menyediakan minuman dingin, namanya Fayu Bubble Drink.  Si Agus mendirikan usaha ini pada Februari 2015. Ada dua paket investasi yang ditawarkan Agus: paket Rp 3,5 juta dan paket Rp 9,5 juta.

Paket pertama mendapatkan fasilitas booth, x-banner, blender, bahan baku untuk 100 cup. Lalu untuk paket kedua mitra akan mendapatkan peralatan usaha lebih lengkap, booth dengan roda, cool box, bahan baku 300 cup, peralatan, blender, dan x-banner. Agus menargetkan dalam sehari mitra bisa menjual sekitar 75 cup. Omzet yang bisa diraih sekitar Rp 375.000 per hari atau sekitar Rp 11 juta per bulan. Targetnya, untuk paket seharga Rp 9,5 juta, mitra bisa meraih balik modal dalam tiga bulan. Adapun  untuk paket yang lebih murah, balik modal sekitar dua bulan.

Sambil minum bubble enak juga kalau ditemani sama waffle. Jess Hudaya sudah berbaik hati menghidangkan waffle untuk kita. Silakan disantap.   Jess yang pria asal Jakarta menamai waffle-nya Machoman Waffle. Jess menawarkan kerjasama selama 10 tahun dengan nilai investasi Rp 160 juta. Mitra akan mendapatkan hak penggunaan merek, dan peralatan usaha seperti waffle machine, freezer, chiller, dan peralatan kasir.  Pusat tidak mengutip biaya royalti. Jika ingin melanjutkan kerjasama setelah 10 tahun, mitra harus membayar biaya perpanjangan senilai investasi awal.

Sudah komplet kan, sudah makan sudah minum. Sekarang kita mau jalan-jalan. Tapi, sebelumnya kita ganti baju dulu dengan baju India. Aca, aca, aca…sudah jangan joget India gitu. Tahu enggak sekarang sedang baju India. Kita temui saja  Diana. Perempuan 24 tahun ini sudah satu tahun ini berjualan pakaian khas India di kawasan Dubai Street, Thamrin City.

"Tren pakaian india ini tidak terlepas dari film-film India. Biasanya pengunjung banyak mencari pakaian yang sering dipakai sama para pemeran film India di televisi," katanya. Ia fokus menjual pakaian muslim corak India. Sejak muncul tren pakaian India, ia mengaku omzet yang didapatnya meningkat. Pakaian di tokonya dihargai mulai Rp 250.000 hingga Rp 1,5 juta. Dalam sebulan ia bisa menjual 100 potong  dengan omzet Rp 50 juta per bulan.

Betul, baju India tidak terlepas dari film India. Kalau terlepas? Pasti tuh baju India sudah lari-lari. Basi ah becandanya. Nah, sudah rapi dengan pakaian India, kita pergi ke Pulau Sugara, Kalimantan Selatan. Ini merupakan  salah satu tempat pembuatan kapur sirih. Banyak warga di sana yang memproduksi kapur sirih sebagai mata pencarian sehari-hari.


Sentra kapur sirih dan replika kendaraan

Pulau Sugara merupakan pulau kecil yang dikelilingi Sungai Barito dan Sungai Martapura. Tempat ini  masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten Barito Kuala, dekat dengan Kota Banjarmasin. Letak lokasi ini hanya 20 menit dari Pasar Terapung Muara Kuin.  

Di Pulau Segara ini, ada lebih dari 11 pengusaha pembuat kapur sirih yang sudah menjalankan usaha ini selama puluhan tahun. Bulkini Azis (30 tahun) misalnya. Dia adalah generasi ketiga yang membuat kapur sirih yang meneruskan usaha orangtuanya.  Bulkini dibantu oleh empat orang karyawan membuat kapur sirih dari pukul 08.00 pagi hingga pukul 15.00 WIB. Dia bisa menghasilkan tiga sampai empat ember besar kapur sirih per hari. Satu ember beratnya sekitar 25 kg. Harga jual satu ember kapur sirih sebesar Rp 65.000. Bulkini bisa menghasilkan omzet hingga Rp 15 juta tiap dua minggu dari penjualan kapur sirih ini.  

Dari sentra kapur sirih, kita mau menemui Zulqarnain dan Zaky Sulaiman. Apa sih istimewanya mereka?

Oke, kita kenalan saja. Zulqarnain, nama lengkapnya Mukhammad Zulqarnain Agus Rosano. Motivasi dia menjadi pengusaha sederhana banget: ingin punya banyak waktu untuk keluarganya kelak dan ingin menikmati masa pensiun di usia 30 tahun. Untuk mewujudkan itu, Zul ngebut menjadi pengusaha. Lihat saja.

Sekitar tahun 2010 saat camilan seperti Ma Icih tengah jadi tren. Zul ikut mencicipi gurih bisnis camilan dengan menjual stik keju. Sayang, meski mampu menorehkan omzet hingga Rp 60 juta per bulan, “Saya bangkrut dan merugi, karena ada kesalahan pengelolaan,” ujar Zul. Dia salah memberikan kepercayaan ke orang yang belum kompeten.

Pertengahan 2012, ide berbisnis clothing custom segera muncul, karena menurut dia, usaha ini tidak butuh modal samasekali. Pria 24 tahun ini menawarkan pembuatan celana sesuai dengan pesanan kepada teman-temannya. Usaha clothing custom milik Zul kian berkembang. Apalagi, saat itu, belum ada kompetitor. “Ini sesuatu yang baru, orang bisa memilih apa yang menjadi keinginannya, baru diproduksi,” terang Zul. Produk Iwearzul mengincar pasar pada rentang usia 21 tahun hingga 27 tahun.  

Sistem baru ini pula yang membuat bisnis Zul dapat berputar kencang. “Produksi sudah aman, giliran fokus ke marketing. Kami terima order berapa pun,” cetus Zul. Dua bulan terakhir tahun 2014, omzet Iwearzul berlipat hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, selama tiga bulan pertama 2015, Zul mencetak omzet berkisar Rp 400 juta saban bulan.

Dalam berbisnis, Zul selalu membuat rencana yang matang dan eksekusi sebaik mungkin. Oleh karena itu, dia tak berhenti pada bisnis clothing custom ini. Dia mendirikan Zul Group yang akan menjadi holding dari sejumlah usahanya kelak. Selanjutnya, Zul juga terjun di bisnis jasa logistik dengan meluncurkan ZHDS alias Zul Home Delivery Servis. ZHDS merupakan layanan antar untuk berbagai kuliner di Bandung. Zul juga mendirikan usaha garmen yang melayani pesanan korporasi. Ke depan, Zul berencana untuk membuat restoran, hotel dan bisnis tour and travel di Bandung.

Yang kedua adalah Zaky Sulaiman.  Zaky ini seniman kayu yang sudah berkecimpung di pembuatan replika kayu dan ukiran kayu sejak tahun 2003. Omzetnya ratusan juta rupiah per bulan. Zaky memulai usaha produksi ukiran kayu karena meneruskan bisnis sang kakak, Cholid Sulaiman. Setelah lulus dari jurusan akuntasi, Universitas Diponegoro Semarang, Zaky memutuskan untuk mengembangkan usaha keluarga. Di bawah naungan De Java Furniture, Zaky semakin agresif dalam melakukan pemasaran dan produksi kayu yang semakin bervariasi.

De Java Furniture merupakan industri rumahan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan aneka barang dan kerajinan dari kayu. Selain membuat replika kendaraan, De Java juga membuat furnitur lain bergaya model vintage, model Scandinavian dan model Shabby. Khusus untuk replika kendaraan, dimulai pada 2003. Untuk replika kendaraan, Zaky membuat mobil tipe Mercedes-Benz 300SL keluaran tahun 1995. Harga jualnya Rp 45 juta per unit. Pengerjaannya membutuhkan waktu hingga enam bulan. "Butuh ketelitian dan kesabaran luar biasa. Jok, dashboard, dan interior juga disesuaikan dengan gaya mobil asli dan sangat detil," kata Zaky.

Pertama kali memasarkan replika mobil ini, produknya langsung dibawa ke Duisberg, Jerman. Waktu itu produknya terjual seharga Rp 73 juta. Selain mobil, lelaki berusia 27 tahun ini juga membuat replika kendaraan lain seperti Harley Davidson dari kayu. Harga jualnya sebesar Rp 25 juta per unit.  Adapun replika sepeda kayu dibanderol Rp 4 juta per unit. Dari replika kendaraan kayu saja, Zaky bisa mengantongi omzet hingga Rp 200 juta lebih per bulan.

Untuk urusan pemasaran, Zaky banyak menjual produknya lewat situs. Pertama kali memasarkan replika mobil ini, produknya langsung dibawa ke Duisberg, Jerman. Waktu itu produknya terjual seharga Rp 73 juta. Selain mobil, lelaki berusia 27 tahun ini juga membuat replika kendaraan lain seperti Harley Davidson dari kayu. Harga jualnya sebesar Rp 25 juta per unit. Sementara replika sepeda kayu dibanderol Rp 4 juta per unit.  

Semangat banget ya Zul dan Zaki. Tapi, Kontan masih punya Fernanda Reza Muhammad. Yang menjadi pegangan dalam berusaha adalah: pantang menyerah.  Pria yang kerap disapa Reza ini memulai bisnis ketika krisis moneter mendera Indonesia pada 1998. Saat itu dia juga baru terkena PHK dari tempat kerjanya. Agar bisa melanjutkan hidup, Reza memutuskan untuk membuka usaha dekorasi kulit kerang berupa tutup kloset dengan modal Rp 40 juta. Keterampilan membuat tutup kloset dari kulit kerang ini dia pelajari secara otodidak. Bahan dasar kerajinan ini adalah kerang dan pasir pantai yang kemudian dibalut dengan resin.

Lantaran berfokus pada pasar ekspor, resesi global yang terjadi sejak akhir 2008 silam ikut berimbas pada usahanya. Omzetnya sempat terpangkas hingga 50%. Dari situ, Reza mulai melirik untuk juga menggarap pasar lokal. "Saya lantas sering ikut pameran kerajinan di dalam negeri juga," ujar Reza.

Kini, omzetnya makin membaik seiring pengetatan biaya operasional yang dia lakukan. Salah satu strateginya adalah dengan memangkas jumlah karyawan dari 100 orang menjadi 40 orang saja saat ini.


Cuci mobil tanpa air

Sudah ya ngobrol-ngobrolnya, sebelum pulang kita cuci mobil dulu. Nah, kita mau coba cuci mobil tanpa air. Kok bisa ya? Ya bisalah, jasa cuci mobil tanpa air sudah lazim di negara-negara maju. Mereka sudah menyadari pentingnya menghemat air.

Salah satu pelaku jasa cuci mobil tanpa air adalah Elihu Nugroho. Sebelum ke cuci tanpa air, ia sudah lama berkecimpung di usaha salon mobil konvensional hingga menemukan inovasi cuci mobil tanpa air. Sejak 2013, Elihu membuat produk yang bisa digunakan untuk mencuci mobil tanpa air. Elihu butuh waktu setahun sampai mendapat formula yang pas.

Baru pada Maret 2014, Elihu menemukan formula yang pas untuk cairan pembersih mobil tanpa air. Cairan itu diberi merek Valo. Saat itu, ia belum percaya diri menjual produknya. Dus, produk cairan tersebut dia gunakan untuk membersihkan mobilnya sendiri terlebih dahulu. Selain itu, beberapa temannya pun ikut mencoba menggunakan produk tersebut.

Elihu membuka gerai pencucian mobil tanpa air di Jakarta, September 2014, dengan nama Valo Car Care.  Elihu menawarkan tiga paket kemitraan. Masing-masing mensyaratkan investasi senilai Rp 30 juta, Rp 50 juta, dan Rp 100 juta. Pembelian bahan baku rata-rata memakan biaya 30% dari total omzet. Di antaranya membeli produk kimia, semir ban, pembersih jamur, body waterless, dan engine cleaner. Elihu menargetkan tiap gerai bisa mencuci minimal 110 mobil—300 mobil dalam satu bulan. Setelah dikurangi dengan biaya operasional, mitra diprediksi akan balik modal sekitar satu hingga dua tahun.

Sambil menunggui selesainya cuci mobil, kita makan berat: makan bebek. Tapi, kita harus pelan-pelan kalau makan di sini, soalnya takut bebek kaget. Iya, benar sekali kita mau makan di Bebek Kaget. Merek ini diusung oleh Rahmin Tama sejak tahun 2013 dan angsung menawarkan kemitraan. Harga si bebek cukup terjangkau, mulai Rp 21.000 hingga Rp 23.000 per porsi.

Tama menawarkan dua paket investasi. Yaitu, paket gerobak senilai Rp 8 juta dan paket garasi senilai Rp 5 juta. Dengan nilai itu, mitra mendapatkan fasilitas peralatan masak seperti kompor, tabung gas, penanak nasi, spanduk, dan bahan baku 40 potong bebek yang sudah diungkep. Dengan rincian 20 potong dada dan 20 potong paha. Ia menargetkan, dalam sehari rata-rata gerai bisa menjual 30 porsi-40 porsi bebek. Target penjualan bisa mencapai Rp 600.000—Rp 650.000 per hari. Dengan demikian, omzet per bulan bisa mencapai Rp 18 juta dengan rata-rata laba bersih 35%.  Ayo, siapa tertarik?

Wah, sudah kenyang, mobil pun sudah bersih, saatnya kita pulang. Semoga kebersamaan kita menyenang dan bermanfaat. Selamat berakhir pekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×