kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,83   6,23   0.63%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sheima mencoba peruntungan dari produk kecantikan anti-bakteri


Sabtu, 05 Juni 2021 / 14:00 WIB
Sheima mencoba peruntungan dari produk kecantikan anti-bakteri


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membuat banyak orang makin peduli terhadap kesehatan. Selain memakai masker dan menjaga jarak, tak sedikit orang yang membawa hand sanitizer sebagai pengganti sabun cuci tangan.

Kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan kesehatan memunculkan ide bagi Rina Nuruna untuk membuat produk yang fungsinya menjaga kesehatan tubuh dan kulit dari bakteri. Mulai Februari 2021, ia meluncurkan Sheima, produk perawatan kecantikan anti-bakteri bagi wanita.

"Sheima hadir untuk mengajak para kaum wanita untuk lebih peduli akan diri sendiri, orang di sekitarnya dan lingkungannya. Baik saat beraktivitas di luar maupun di dalam ruangan," kata Rina kepada KONTAN.

Ada dua produk yang Rina produksi. Pertama, face mist dengan banderol harga  Rp 168.000 per botol. Kedua, body serum dengan harga  Rp 80.000 per botol.

Untuk memproduksi kedua produk tersebut, Rina bekerjasama dengan para maklon yang terdaftar sebagai binaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dia meyakini para maklon punya kemampuan produksi dan tenaga kerja yang terstandardisasi.

Baca Juga: Merawat cuan besar dari bisnis masker perawatan wajah

Dengan menjalin kongsi dengan maklom binaan BPOM, Rina bisa memproduksi kedua produk tersebut sesuai permintaan pasar. Namun, untuk menjaga kualitas produk, ia membatasi produksi maksimal 1.000 botol per hari. 

Dan, Rina mengklaim bahan baku kedua produk perawatan itu sebagaian besar, hingga 90% dari alam. Yakni, dedaunan, akar, kayu, hingga clay yang dipercaya aman untuk kulit. Kemudian, ekstrak bunga yang bisa berfungsi sebagai anti-bakteri serta buah-buahan. 

Untuk pemasaran, Rina memanfaatkan digitalisasi dalam menjual produk berlabel Sheima. Marketplace dan website resmi Sheima kini menjadi wadah pemasaran kedua produk tersebut kepada para konsumen.

Lantaran baru meluncur Februari kemarin, Rina menyebutkan, konsumen Sheima baru datang dari Jawa dan Sumatra. Sayang, dia belum mau membuka kartu soal pendapatan yang sudah Sheima dapat.

Yang terang, target penjualan yang dia patok untuk satu bulan sudah tercapai. Dan selanjutnya, penjualan dari Sheima selalu tumbuh hingga kini. "Ini menunjukkan masyarakat sudah mengetahui produk Sheima," ujarnya.

Ke depan, Rina akan terus melakukan pengembangan produk dengan riset dan analisis sesuai kebutuhan para wanita Indonesia. Sedangkan untuk pemasaran, ia akan mulai membentuk reseller serta promosi ke komunitas-komunitas.

Konsultan usaha Erwin Halim menilai, Sheima harus lebih gencar lagi melakukan edukasi ke publik supaya makin banyak orang yang tahu akan kelebihan dari produk ini dari yang lain. Terlebih, Sheima tergolong label baru di kancah produk perawatan tubuh.

Selanjutnya: Memoles Laba Cantik dari Makloon Kosmetik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×